Tuhan Pakai HIV Dalam Dirinya untuk Kemuliaan-Nya II

Internasional / 8 April 2011

Kalangan Sendiri

Tuhan Pakai HIV Dalam Dirinya untuk Kemuliaan-Nya II

Lois Official Writer
4830

Tahun 2002, Sawo ditahbiskan menjadi duta dan dia mulai membantu ANERELA+, sebuah jaringan pemimpin rohani di Afrika yang terkena HIV ataupun AIDS. Dia mulai berkhotbah tentang isu yang ada dari mimbar, percaya bahwa pemimpin iman punya tanggung jawab untuk berbicara tentang hal ini. “Gereja harus berubah,” katanya. “HIV bukanlah karena masalah moral, tapi itu adalah virus.”

Ketika Sawo sudah mulai dikenal sebagai aktifis HIV/AIDS, orang-orang di tempat tinggalnya mulai mengutarakan kepadanya, bahwa mereka juga, orang yang terkena HIV positif. Dia mulai dengan pelayanan AIDS, menolong mereka yang sakit di rumah-rumah, dan tak berapa lama orang-orang mulai berdatangan ke rumahnya untuk meminta pertolongan. Dia menggunakan hampir seluruh penghasilannya untuk menolong mereka yang membutuhkan. “Begitu banyak orang yang datang kepada saya, itu membuat saya merasa bertanggung jawab,” kata Sawo. “Uang apapun yang saya terima, saya gunakan untuk menolong mereka.”

Tahun 2005, Sawo dan suaminya mendirikan Discover to Recover Centre. Awalnya tempat itu merupakan tempat untuk orang dewasa yang menerima pelayanan kesehatan. Namun, ketika orang tua meninggal dan meninggalkan anak-anak mereka, akhirnya yayasan ini juga sebagai rumah bagi anak-anak. Sekarang, ada 48 anak yang tinggal di yayasan ini. Banyak yang kehilangan salah satu atau kedua dari orangtua mereka. Yang lainnya mempunyai orangtua yang sedang berjuang melawan penyakit itu. Delapan belas di antara anak-anak itu sendiri, menderita penyakit HIV positif.

Tempat itu tidak mewah. Ruangannya dipenuhi dengan tempat tidur dan matras. Tapi Sawo, dengan dibantu oleh tujuh anggota lainnya membantu anak-anak tersebut menyediakan makanan, kesehatan, dan sekolah. Yang muda akan diajar di sana, sedangkan yang sudah cukup umur disekolahkan oleh Sawo di sekolah. Sawo mengatakan hal yang terpenting yang dia bagikan buat mereka adalah cinta keibuannya. “Mereka yang membuat saya terus berusaha,” katanya. “Mereka adalah hidup saya.”

Sawo tidak punya ruangan khusus untuk anak-anak yang menderita HIV dan AIDS di komunitasnya, jadi dia membantu sekitar 50 anak untuk hidup dengan orangtua maupun kakek nenek mereka. Dia memberikan keluarga ini makanan, biaya sekolah dan seragam yang dibutuhkan, dia kadangkala membantu mereka membayar sewa rumah. Sekarang ini, sebagai konselor HIV/AIDS, Sawo mengurus sekitar 20-25 orang setiap bulannya, membantu mereka tentang status kesehatan mereka. Dia juga memberikan nasihat tentang virus itu dan memberikan mereka obat gratis.

Selama beberapa tahun, Sawo membiayai yayasan ini dengan bekerja sebagai ambassador HIV/AIDS untuk organisasi Kristen internasional. Tapi karena penghasilannya dikurangi baru-baru ini, dan suaminya meninggal karena penyakit malaria bulan Oktober 2009, sekarang yayasan itu didonasi oleh Hope Span. Dan Tuhan membuat semuanya terjadi tepat pada waktunya.

Suatu hari, Sawo berharap dapat mendirikan rumah untuk mengadopsi anak, sekolah untuk sekolah dasar dan menengah, dan juga pusat pelatihan bagi anak-anak dan orang dewasa. Sebuah perjalanan yang panjang, tapi Sawo percaya bahwa dia sudah menemukan misi hidupnya. Dia mengatakan dengan begitu, dia sudah menemukan ‘kesehatan’ yang selama ini dia cari, setidaknya kesehatan spiritualnya. “HIV membuatku menjadi orang yang lebih baik,” katanya. “Tuhan punya cara sendiri untuk menyembuhkan… Jadi bagiku, aku sudah disembuhkan.” katanya penuh sukacita.

Yesus bekerja di dalam dirinya untuk memancarkan kemuliaan kasih-Nya. Yesuslah yang membuat dia mengerti kenapa penyakit itu sampai ada dan dia dipakai secara luar biasa. Apakah Anda sudah mengenal pribadi yang indah ini? Jika Anda ingin mengetahui lebih mengenai Yesus, kunjungi Who Is Jesus.

Sumber : cnn/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami