ATM Kondom Tersebar, Tapi Kok HIV Tetap Menyebar?

Nasional / 27 March 2011

Kalangan Sendiri

ATM Kondom Tersebar, Tapi Kok HIV Tetap Menyebar?

Lois Official Writer
3800

Perkembangan penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) maupun Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di Indonesia tumbuh dengan cepat dan memprihatinkan. Data Ditjen PPM dan PL Depkes RI 1987-2010, kasus AIDS mencapai 24.131 kasus. Tahun 2010 saja, kasus AIDS mencapai 4.158 kasus. Daerah yang paling parah terimbas AIDS yaitu Papua yang berada di tingkat pertama, disusul wilayah Bali, DKI Jakarta, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Barat.

Data dari Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Papua mencatat terdapat pertumbuhan pesat sejak tahun 2006 silam. Jika pada tahun 2006 hanya 3.124 orang yang terinfeksi, pada tahun 2010 sudah meningkat dua kali lipat menjadi 6.303 kasus. Sungguh mengerikan jika melihat data tersebut. Apakah yang menjadi penyebab tingginya angka AIDS di wilayah bagian timur Indonesia itu?

Menurut Ketua Harian KPA Papua, Constan Karma mengungkapkan tingginya angka ini disebabkan aksi prostitusi yang kian marah di kalangan sebagaian warga Papua. Kebiasaan warga yang masih suka ‘jajan’ sembarangan inilah yang memicu tingginya kasus AIDS di Papua. Kebiasaan ini terlihat sejak 2002 lalu. Apalagi di Kota Jayapura pun menjamur ratusan tempat yang menyediakan servis plus seperti panti pijat, salon, bar, hingga karaoke. Biasanya tempat-tempat itu ramai dikunjungi laki-laki hidung belang di Papua di waktu libur atau weekend.

Pemda Papua mencoba menekan angka penyebaran virus HIV dengan menerapkan sistem ATM kondom di tempat-tempat berlangsungnya prostitusi. Setiap pengunjung diwajibkan membeli kondom ini dengan harga terjangkau. Bagaimanakah hasilnya? Sayangnya, program ini tidak berjalan mulus. Kurangnya perawatan, membuat kualitas kondom yang disediakan jelek.

SC, seorang laki-laki hidung belang di Jayapura mengatakan bahwa kondom itu berkualitas jelek sehingga tak sedikit yang sudah bocor, sehingga dia lebih senang tidak menggunakan ‘pengaman’ saat menggunakan jasa PSK. Hal serupa juga diungkapkan WS, salah seorang PSK. “Awal-awal diterapkannya ATM kondom, mereka selalu menggunakan kondom. Tapi setelah beberapa kali menggunakan, mereka sudah nggak mau, nggak ‘enak’ katanya,” ujar WS menjelaskan. Kesadaran masyarakat yang masih rendah serta pemahaman akan Tuhanlah yang sebaiknya digalakkan dalam kehidupan mereka sehingga HIV tidak menyebar ke banyak orang.

Sumber : okezone/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami