Konflik Pembongkaran Gereja Di Medan Terus Bergulir

Internasional / 11 March 2011

Kalangan Sendiri

Konflik Pembongkaran Gereja Di Medan Terus Bergulir

daniel.tanamal Official Writer
4312

Gerakan Mahasiswa Peduli Rumah Ibadah, Kamis (10/3) menggelar aksi di gedung DPRD Medan, menuntut agar salah seorang anggota Dewan bertanggung jawab atas penghacuran Gereja Penyebaran Injil Jemaat Bersinar di Belawan karena telah melanggar SP NO 8 dan NO 9/2006 terkait rumah ibadah.

Kepada wartawan, Koordinator aksi Boylanden Silitonga mengatakan, pembongkaran gereja tersebut diduga dibeking Landen Marbun. Anggota Dewan ini menjanjikan akan membangun kembali gereja di lahan yang sama, namun hingga kini tidak terealisasi. Ia juga mengatakan, paska pembongkaran gereja, pihak pendeta dan pemilik lahan telah menerima dana Rp1,3 miliar. "Memang ada dana Rp1,3 miliar diterima pendeta dan pemilik lahan, namun tetap saja tidak ada pembangunan gereja pengganti,"

Dalam pernyataan sikapnya, massa menyebut pembongkaran rumah ibadah itu menyakiti perasaan jemaat gereja. Pasalnya, diduga pembongkaran itu untuk kepentingan pengusaha yang rencananya akan membangun Dermaga Peti Kemas di lahan tersebut. Sengketa lahan itu sendiri telah berlangsung sejak 2008 lalu. "Kita mau dia mendatangi kami dan akui kesalahnnya. Agar semua jemaat gereja dapat mengerti apa yang menjadi akar masalah," ucap Boy.

Menanggapi tudingan itu, Ketua Komisi A DPRD Medan Landen Marbun membantah keras tudingan pembongkaran paksa Gereja GPI Bersinar Belawan. menurutnya tudingan pembongkaran gereja di Belawan itu semuanya salah, serta massa tidak memahami akar permasalah yang ada. Landen menganggap semua itu adalah pembunuhan karakter terhadap dirinya dan sengaja dipolitisir. Ia mengaku sudah tahu siapa aktornya dan apa tujuannya. "Saya Ketua GAMKI, sejak dulu punya komitmen menbantu dan berjuang buat gereja, serta keutuhan NKRI. Bagaimana mungkin kami menghancurkan gereja? Preman dan disersi polisi pun tidak akan mungkin melakukan pembongkaran gereja," tegas Landen.

Untuk itu mengimbau agar aksi yang dilakukan massa di Gedung DPRD Kota Medan, kemarin, jangan menimbulkan satu gejolak, "Karena massa tersebut tidak memahami akar persoalan yang terjadi. Jadi yang disampaikan semuanya tak benar," tegas Landen Terkait gereja pengganti dijelaskan, pihak ketiga telah mengganti rugi dan pihak gereja membangun gereja pengganti di Medan Labuhan.

 

Sumber : Analisa/DPT
Halaman :
1

Ikuti Kami