Gereja Anti-Homoseksual Menangkan Pengadilan Atas Ungkapan Kontroversial

Internasional / 4 March 2011

Kalangan Sendiri

Gereja Anti-Homoseksual Menangkan Pengadilan Atas Ungkapan Kontroversial

daniel.tanamal Official Writer
3557

Kontroversi atas protes keras yang diungkapkan Gereja Baptis Westboro di Topeka, Kansas, dalam demonstrasi anti-homoseksual pada upacara pemakaman anggota militer Amerika yang tewas dalam perang di Afghanistan dan Irak telah selesai mengejutkan pada sebuah pengadilan di Amerika Serikat.

Kelompok gereja kontroversial yang diorganisir Margie Phelps, seorang puteri Pendeta Fred Phelps, pemimpin Gereja Baptis Westboro yang kerap memajang spanduk-spanduk bertuliskan “Terima kasih Tuhan atas tewasnya tentara-tentara itu,” dimenangkan oleh Mahkamah Agung Amerika. Salah satu demonstrasi mereka adalah pada upacara pemakaman Kopral Marinir Matthew Snyder, yang tewas di Irak tahun 2008.

Akibatnya keluarga Snyder pun merasa terhina dan menuntut kelompok gereja itu atas kepedihan mendalam yang diakibatkannya. Pengadilan rendah berpihak kepada keluarga Snyder, tetapi pengadilan banding menolak keputusan itu, membawa kasus itu ke Mahkamah Agung. Namun Mahkamah Agung tetap membenarkan apa yang dikenal sebagai hak Pasal Pertama bagi para pemrotes, yang percaya bahwa tewasnya para tentara di medan perang itu adalah hukuman Tuhan atas sikap toleransi terhadap homoseksual di Amerika.

Ayah Matthew Snyder, Albert, berbicara kepada wartawan setelah perdebatan akhir Oktober lalu di Mahkamah Agung. Ia mengatakan, "Yang ingin kami lakukan adalah memakamkan Matthew secara terhormat. Ada cara yang beradab untuk menyatakan pendapat di Amerika tanpa menyebabkan kesedihan pada pihak lain dan sengaja melukai perasaan warga biasa pada upacara pemakaman yang sifatnya pribadi.”

Para analis hukum mengatakan keputusan itu adalah salah satu kasus kebebasan berbicara yang terpenting yang ditangani Mahkamah Agung dalam beberapa tahun terakhir. Hakim Agung John Roberts mengatakan sebuah pidato punya kekuatan yang dapat mendorong orang untuk bertindak dan juga mengakibatkan rasa sakit hati mendalam. Roberts mengatakan Amerika telah lama memutuskan untuk melindungi pidato yang bahkan menyakitkan mengenai isu-isu umum sehingga perdebatan publik tidak dibungkam.

 

Sumber : Berbagai Sumber/DPT
Halaman :
1

Ikuti Kami