Ada Pria Keji Dibalik Wajah Manis Suamiku

Family / 4 March 2011

Kalangan Sendiri

Ada Pria Keji Dibalik Wajah Manis Suamiku

Puji Astuti Official Writer
8945

Rachma berpacaran dengan Dicky cukup lama, delapan tahun mereka lalui untuk saling mengenal satu sama lain. Bagi Rachma, Dicky adalah pria yang sempurna. Dicky dikenalnya sebagai pria yang penuh kasih dan perhatian, hal itu cukup menyakinkannya untuk memasuki jenjang yang lebih serius, pernikahan.

Bulan-bulan pertama pernikahan Dicky dan Rachma dijalani dengan penuh kemesraan dan kebahagiaan, namun tidak pernah disangka oleh Rachma dalam waktu beberapa bulan setelah pernikahan mereka, Dicky mulai menunjukkan tabiat aslinya yang kasar dan pemarah.

“Saya merasakan perubahan pada diri Dicky, ketika dia pulang malam matanya merah. Saya pikir kenapa? Saya tegor, eh dia malah marah-marah..” ungkap Rachma.

Setelah kejadian itu, hari-hari Dicky dan Rachma selalu diwarnai oleh berbagai pertengkaran, dan setiap kali mereka bertengkar Dicky selalu keluar rumah dan melarikan diri dalam hingar bingar dunia malam serta menghisap ganja.

Ganja bukanlah barang baru bagi Dicky. Dia dibesarkan oleh seorang ayah yang disiplin dan berwatak keras, hal itu membuatnya merasa tertekan. Rasa marah dan tertekan itu membuatnya memberontak, dan Dicky mendapatkan jalan keluar atas masalahnya itu dengan ganja yang ditawarkan oleh teman-temannya.

“Saya belajar menghisap rokok, kemudian hal itu berlanjut pada narkoba yang kebetulan jenisnya ganja. Awalnya di berikan cuma-cuma, tidak beli, dari situ terasa enak dan merasakan kebebasan. Saya tidak pernah kapok mempergunakan ganja, karena saya merasa dari situ masalah saya dapat saya lupakan dan saya lebih bahagia,” demikian pengakuan Dicky.

Merasa tidak tahan lagi dengan tabiat Dicky, Rachma nekad untuk melarikan diri, pulang ke rumah orangtuanya di kampung. Di kampung halamannya itu Rachma membuat sebuah rencana untuk menceraikan Dicky.

“Saya sudah putus asa, perempuan manapun pasti tidak bisa diterima diperlakukan seperti ini. Kebetulan disana ada seorang tante saya yang merupakan seorang pengacara dan dia bisa membantu saya menyelesaikan permasalahan saya ini,” jelas Rachma.

Saat itu, hati Rahma bimbang. Ia masih ragu, apakah keputusannya ini benar. Hingga saat itu, ia diingatkan sesuatu yang penting yang dikatakan oleh pendeta di hari pernikahan mereka. 

“Apa yang dipersatukan Tuhan, tidak dapat diceraikan oleh manusia,” tegas pendeta tersebut.

“Firman itu menguatkan saya, dan saya bisa mengampuni suami saya serta mempertahankan rumah tangga yang saya imani Tuhan yang mempersatukan,” ucap Rachma.

Setelah niat untuk bercerai itu pupus, Rahma harus menghadapi ujian atas tekad yang sudah dibuatnya. Dua hari Dicky tidak pulang kerumah, dan ketika suatu siang ia pulang, ia dalam keadaan mabuk karena ganja. Disanalah pertengkaran hebat antara Rachma dan Dicky terjadi.

“Saya ditegur sedemikian rupa, dan saya tidak terima,” ujar Dicky. “Emosi saya naik dan emosi istri saya naik, saking kesalnya saya pukul istri saya tanpa belas kasihan.”

Hati Rahma hancur, saat dirinya mulai belajar untuk mengampuni suaminya, ia menerima perlakukan yang sangat keji dari Dicky. Pria yang dulu dikenalnya, tidak lagi tampak dalam diri Dicky yang saat ini telah menjadi suaminya. Pria yang hidup bersamanya selama bertahun-tahun itu telah berubah menjadi pria yang kejam dan tak kenal belas kasihan. Rachma mulai ragu, haruskah dirinya mempertahankan rumah tangga yang seperti ini.

“Selama delapan tahun pernikahan saya, hanya penderitaan yang saya alami. Saya hanya bisa berdoa dan berharap kepada Tuhan, hingga akhirnya jawaban doa itu datang.”

Rachma dipertemukan Tuhan dengan seorang sepupunya yang selalu mendukungnya dan menopangnya dalam doa.

“Setiap hari dengan bertemu Mbak Debi ini iman saya semakin kuat dan yakin bahwa suatu saat nanti pasti suami saya berubah, karena dia selalu mengingatkan saya bahwa Tuhan tidak pernah merencakan yang jelek, Tuhan selalu merencakan yang terbaik untuk anak-anak-Nya yang berharap kepada Tuhan Yesus.”

Di saat Rachma dibimbing oleh seorang sepupunya, Dicky juga mengalami sebuah pengalaman yang baru.

“Karena jarak rumah Pak Abraham dengan rumah saya tidak jauh, jadi Pak Abraham sering ke rumah saya,” tutur Dicky. “Dari situ saya mulai konseling, saya bertanya bagaimana rumah tangga yang baik. Dari situ saya mulai cerita bahwa rumah tangga saya sudah tidak baik. Rumah tangga saya tidak bahagia. Dari situ, dia mulai memberikan nasihat kepada saya.”

Sebuah ayat diucapkan oleh Bapak Abraham kepada Dicky dan ayat itu menancap di hatinya, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33).

“Dari ayat inilah saya sadar bahwa yang selama ini saya lakukan salah. Saya mulai berhenti dari ketergantungan terhadap ganja dan narkoba,” demikian komitmen Dicky.

Untuk menjalankan janji itu, Dicky harus melalui sebuah proses yang tidak mudah. Namun dibalik semua itu, ia menemukan hikmat yang sangat luar biasa.

“Setelah mengenal Yesus, saya tahu apa arti kasih sesungguhnya. Saya mesti mengasihi istri saya. Selain itu, lambat laun temperamen dan emosi saya mulai berkurang,” jelas Dicky.

Apa yang dulu hanya merupakan sebuah mimpi bagi Rachma, kini telah menjadi kenyataan, semua itu karena karya Tuhan yang luar biasa dalam kehidupannya dan Dicky.

“Saya bersyukur Tuhan Yesus sudah mengubahkan suami saya dan memulihkan rumah tangga saya. Saya percaya bahwa berharap pada Tuhan itu tidak pernah sia-sia. Dan di dalam Tuhan Yesus saya menemukan sukacita dan kebahagiaan yang sesungguhnya,” ungkap Rachma. (Kisah ini telah ditayangkan 3 Maret 2011 dalam acara Solusi Life di O Channel).

Sumber Kesaksian :

Rachmasari Dewi & Dicky Fairyanto

Sumber : V110303212642
Halaman :
1

Ikuti Kami