Menolak Bergulat Melawan Wanita, Remaja Iowa Melepas Kesempatan Menjadi Juara Negara

Nasional / 19 February 2011

Kalangan Sendiri

Menolak Bergulat Melawan Wanita, Remaja Iowa Melepas Kesempatan Menjadi Juara Negara

Lestari99 Official Writer
3357

Seorang pegulat sekolah tinggi Iowa melepaskan kesempatannya untuk menjadi juara negara ketika ia menolak untuk bergulat dengan lawan tandingnya yang seorang wanita di turnamen negara.

Mahasiswa tingkat dua yang menempuh pendidikan home schooling ini, Joel Nortrup (35-4) mengatakan keputusannya untuk membatalkan pertandingannya dengan Cassy Herkelman (20-13) dikarenakan pertimbangan hati nurani dan iman.

“Berkenaan dengan masalah hati nurani dan iman, saya tidak yakin merupakan suatu hal yang pantas bagi seorang anak laki-laki untuk terlibat dengan seorang anak perempuan dengan cara seperti ini,” ujar Northrup dalam pernyataannya yang dirilis hari Kamis oleh Scott Mahmens, direktur atletik di Sekolah Menengah Atas Linn-Mar di Marion, Iowa.

“Sangat disayangkan bahwa saya ditempatkan ke dalam situasi yang jarang terlihat di olahraga sekolah tinggi lainnya di Iowa,” tambah remaja tersebut.

Jamie Northrup, ayah anak ini, adalah seorang pendeta Pantekosta. Ia mengatakan keluarga sudah lebih dulu tahu dengan siapa putranya akan berhadapan dalam turnamen negara ini dan menyerahkan keputusan langsung kepadanya.

“Memang tidak ada ayat Alkitab yang membahas mengenai hal ini dan juga bukan dasar dari gereja maupun doktrin manapun,” ujar sang ayah. “Saya hanya percaya bahwa hal ini merupakan keputusan karena prinsip.”

“Joel percaya, berdasarkan hati nurani dan imannya, bahwa anak perempuan harus diperlakukan dengan bermartabat dan hormat – tanpa memandang bahwa kedua wanita itu adalah atlit – namun gulat adalah olahraga tempur,” jelas sang ayah.

Joel Northrup akan diizinkan untuk bersaing di putaran penghiburan, memberinya kesempatan sebagai pemenang ketiga.

Di dalam hidup ini, seringkali sebagai orang percaya kita menghadapi situasi yang bertentangan dengan prinsip dan keyakinan hidup kita. Di saat itulah kita dituntut untuk mengambil keputusan apakah akan memperjuangkan prinsip dan mengorbankan sesuatu yang berharga atau meraih kesuksesan secara duniawi dengan mengorbankan prinsip-prinsip dan nilai kehidupan.

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami