Misionaris AS Yang Tewas Di Meksiko Tahu Hidupnya Akan Berakhir

Internasional / 31 January 2011

Kalangan Sendiri

Misionaris AS Yang Tewas Di Meksiko Tahu Hidupnya Akan Berakhir

Lestari99 Official Writer
3969

Menyusul pembunuhan baru-baru ini atas misionaris Nancy Davis, beberapa misionaris telah mempertimbangkan ulang akan pelayanan mereka di Meksiko.

Nancy tertembak di kepala pada hari Rabu (27/1) saat melarikan diri dari sekelompok pria bersenjata yang diduga kartel narkoba. Suaminya melarikan kendaraan mereka ke perbatasan dengan kecepatan penuh untuk menyelamatkan hidupnya namun sudah terlambat.

“Kami menerima telepon saat itu dari seorang teman yang meminta agar kami mendoakan pasangan Davis karena mereka saat itu sedang dikejar sekelompok orang bersenjata,” ujar Merton Rundell, seorang teman dari keluarga Davis.

Seiring peningkatan angka kekerasan pertikaian kartel narkoba, Nancy telah meramalkan ia mungkin tidak akan keluar dari negara itu hidup-hidup.

Nancy dan suaminya, Sam Davis, berulangkali menerima ancaman dan dipaksa untuk melarikan diri. Namun, teman dan keluarga mengatakan pasangan Davis ini tetap mengejar gairah mereka, merintis gereja dan menyebarkan Injil.

Nancy senang menulis lirik dan memainkan alat musik. Dia juga seorang perawat yang terdaftar secara resmi.

“Nancy adalah seorang wanita yang fenomenal dan setiap pasien yang dirawatnya selalu diceritakan tentang Tuhan dan merawat mereka sampai ke dalam jiwa mereka,” ujar Melody Davis Reynolds, keponakan Nancy.

Beberapa misionaris tidak lagi menginjakkan kaki ke Meksiko karena peningkatan kekerasan akibat obat-obat terlarang. Polisi berpikir pasangan Davis dijadikan sasaran karena truk yang mereka miliki – suatu komoditas yang berharga di antara pedagang obat bius.

“Saat ini kami belum secara resmi duduk dan membicarakan apa yang menjadi kebijakan kami tetapi kebijakan informal kami adalah, ‘Jangan abaikan orang-orang ini, mereka membutuhkan pertolongan untuk diselamatkan lebih daripada sebelumnya,’” ujar Mark Rotramel, moderator dari Rio Grande Valley Babtists Association.

Putra pasangan Davis, Joseph, mengatakan ibunya meninggal saat melakukan apa yang ia cintai.

“Dari waktu ke waktu, yang paling membuatnya bahagia adalah saat melihat orang berlutut dan mencari pengampunan atas apa yang telah mereka lakukan – pembunuhan, perkosaan, bahkan dosa yang paling kecil,” ujarnya. “Ibu akan pulang dengan sangat bahagia serta berkata, ‘Kita telah mencuri satu lagi jiwa dari iblis hari ini’.”

Dari hidup Nancy Davis kita belajar, saat kita hidup dan berjalan dengan panggilan yang telah Tuhan tetapkan dalam hidup kita, maut sekalipun tak dapat menghentikan apa yang menjadi karya Tuhan melalui hidup kita.

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami