Di Pulau Sebatik, Murid Kristen Sekolah Di Pesantren

Internasional / 15 December 2010

Kalangan Sendiri

Di Pulau Sebatik, Murid Kristen Sekolah Di Pesantren

daniel.tanamal Official Writer
5986

Nasib para anak-anak dari tenaga kerja Indonesia (TKI) diwilayah perbatasan tentu mengundang perhatian besar juga kecemasan melihat pertumbuhan mereka taanpa pendidikan. Namun di Pulau Sebatik, daerah yang berbatasan langsung dengan Tawau, Malaysia itu sekolah berasrama jadi solusinya.

Pondok Pesantren Mutiara Bangsa berdiri sebagai sekolah asrama yang menampung anak TKI. Jangan heran, banyak muridnya di pesantren ini adalah murid beragama Kristen. Beberapa diantaranya harus mau mengenyam pendidikan di sekolah yang memang diperuntukan murid Muslim karena orangtuanya bekerja sebagai TKI.

Ladylie Aril seorang anak TKI keturunan Timor berusia 12 tahun adalah salah satu murid beragama Kristen disini. Kedua orang tua Lady, Aril Simin dan Adelaide Santos, bekerja di Tawau sebagai pekerja perkebunan. Ia dititipkan dan berasrama di Pesantren sejak beberapa bulan. Saat ditemui di Ponpes Mutiara Bangsa, Pulau Sebatik, Kalimantan Timur, Lady mengungkapkan kesedihannya karena jarang bertemu orangtua karena kesibukan pekerjaan. "Sebulan hanya ketemu sekali," kata Lady.

Lain lagi yang dialami Stephanus (12), yang kedua orang tuanya berprofesi sebagai peternak ayam. Stephanus menjelaskan bahwa dirinya tidak bisa bersekolah di Malaysia. "Karena saya bukan orang Malaysia," ucap Stephanus.

Walau harus bersekolah di Pesantren, Lady, Stephanus juga beberapa anak lainnya yang beragama Kristen tak harus mengikuti pelajaran Agama Islam. Mereka hanya diwajibjkan mengikuti pelajaran umum sekolah seperti biasanya.

Menurut Yakob, seorang anggota legiun veteran keturunan Timor, orang Timor sudah mulai bermigrasi ke Tawau sejak 1948 yang ketika itu masih jajahan Inggris. Meski banyak warga bermukim di Tawau,  warga Timor itu sulit bersekolah di Malaysia. "Bisa sekolah. Tapi setelah lulus akan sulit kerja di Tawau, karena bukan warga setempat. Karena itu banyak yang kerja di Indonesia," tutur Yakob.

Pemerintah Indonesia sendiri melalui Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Fasli Djalal mengatakan akan mencoba mengatasi permasalahan pendidikan anak TKI dengan membangun sekolah asrama di perbatasan. "Kami mencoba memperkokoh sisi-sisi perbatasan," ungkap Fasli.

 

Sumber : Vivanews/dpt
Halaman :
1

Ikuti Kami