Ketegangan Meningkat, Korsel Kuatir Perang kembali Meletus

Nasional / 7 December 2010

Kalangan Sendiri

Ketegangan Meningkat, Korsel Kuatir Perang kembali Meletus

Lestari99 Official Writer
2405

Semenanjung Korea merupakan salah satu tempat yang paling rapuh di bumi. Meskipun gencatan senjata berakhirnya perang terbuka antara Korea Utara dan Selatan disepakati pada tahun 1953, perang secara tekhnis masih terus terjadi di antara kedua negara.

Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah insiden telah mengancam perdamaian yang rapuh ini, termasuk serangan Korea Utara di pulau Yeonpyeong yang masuk perbatasan Korea Selatan dan menelan empat korban tewas.

Situasi ini membuat Korea Selatan kuatir perang di antara kedua negara ini akan kembali meletus.

“Saat ini merupakan saat yang paling mengancam setelah gencatan senjata antara Korea Selatan dan Korea Utara,” ujar Yu Jae-Chul, seorang pendeta dari Seoul, Korea Selatan.

Seorang mahasiswa Korea Selatan mengatakan ia kuatir perang dapat meletus setiap saat dan ia akan dipanggil untuk ditugaskan sebagai tentara cadangan.

Permusuhan terjadi enam minggu setelah Presiden Korea Utara Kim Jong Il mengumumkan anak bungsunya sebagai ahli warisnya yang sah di tengah ketegangan yang meningkat dengan terungkapnya fasilitas pengayaan uranium yang baru.

“Hal ini memvalidasi keprihatinan berkepanjangan sehubungan dengan pengayaan uranium yang dilakukan Korea utara,” ujar Laksama Mike Mullen, ketua dari Staf Kepala Gabungan Amerika.

“Hal ini juga melanjutkan validasi kami akan sebuah negara yang dipimpin oleh seorang diktator yang selalu berkeinginan mengacaukan kawasan ini,” ujarnya.

Sementara itu kantor berita resmi Korea Utara mengatakan, pemerintah akan terus mogok jika Korea Selatan melanggar perbatasan laut yang disengketakan.

Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak meresponi hal ini dengan baik, memperingatkan negaranya untuk membalas dengan kekuatan penuh jika Korea Utara melakukan serangan kembali.

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami