Festival Kamboja Berakhir Rusuh, 349 Orang Tewas

Nasional / 23 November 2010

Kalangan Sendiri

Festival Kamboja Berakhir Rusuh, 349 Orang Tewas

Lois Official Writer
3176

Suasana duka melanda penduduk di ibukota Kamboja, Phnom Penh karena tragedi festival tahunan pada Senin malam (22/11). Festival tersebut berakhir rusuh sehingga menewaskan sedikitnya 349 orang dan melukai ratusan lainnya. Bagi korban yang mengalami luka-luka, merasa merasa beruntung bisa selamat setelah sempat terjebak dalam lautan manusia, yang saat itu berkumpul di suatu pulau kecil untuk merayakan hari terakhir festival air.

Sejumlah korban yang selamat tersebut mengaku larut dalam kepanikan berbagai isu, seperti adanya tawuran antara kelompok preman, kabel listrik yang putus, maupun adanya sejumlah orang yang terjatuh. Kerusuhan tidak terhindarkan saat banyak orang berebut keluar dari pulau yang menjadi lokasi festival tersebut.

“Tadinya kami takut terkena kabel listrik. Setelah itu saya terjatuh dan tertimpa banyak orang. Saya berteriak ‘Tolong saya,’” kata Chin Chenda, seorang korban kepada The New York Times. Gadis berusia 16 tahun ini harus kehilangan ibu dan sepupunya yang tewas akibat kerusuhan itu.

Seorang bocah 12 tahun, Meoun Ly Heang, mengaku pergi bersama kakak perempuannya yang berusia 22 tahun ke festival tanpa pamit kepada orangtua. Mereka berdua turut terjepit di tengah kerumunan massa. Meoun masih ingat kata-kata terakhir kakaknya yang tidak bisa selamat itu. “Dia bilang, ‘Tolong jangan injak saya,’” kata Meoun.

“Banyak tangisan dan jeritan di mana-mana, namun tidak ada yang membantu. Kita semua cuma berlari,” kata Chea. Perempuan 27 tahun itu menderita luka-luka di bagian kaki dan tangan. Ada seorang ibu berusia 60 tahun tergeletak tak bernyawa karena terinjak oleh banyak orang. Para korban tewas rata-rata karena kehabisan nafas maupun terinjak-injak sehingga menimbulkan luka dalam saat terhimpit di tengah lautan massa.

“Ini merupakan tragedi terbesar yang kami alami dalam kurun waktu 31 tahun, atau sejak tumbangnya rezim Khmer Merah,” kata Perdana Menteri Hun Sen, Selasa pagi, seperti dikutip kantor berita Associated Press. Kamis esok (25/11) merupakan hari berkabung nasional. Pemerintah pun berjanji memberikan bantuan pemakaman bagi korban tewas dan santunan bagi mereka yang terluka. Festival yang bernama Bon Oom Touk itu harusnya menjadi perayaan akhir musim hujan. Biasanya atraksi utamanya yaitu perlombaan perahu tradisional dan dimeriahkan sejumlah pertunjukan musik dan pameran. Namun, kali ini menjadi tragedi yang menyedihkan.

Sumber : vivanews/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami