Gereja Jadi Garda Terdepan Aksi Tolak Tambang Di NTT

Internasional / 19 November 2010

Kalangan Sendiri

Gereja Jadi Garda Terdepan Aksi Tolak Tambang Di NTT

daniel.tanamal Official Writer
2988

Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas pertambangan di Nusa Tenggara Timur menyebabkan masyarakat yang bermukim disana bergerak menolak tambang yang dinilai telah megakibatkan terganggunya ekosistem di kawasan itu.

Aksi tolak tambang di kawasan itu semakin massif dengan gereja sebagai garda terdepan. Penolakan ini menjadi bahan utama dalam khotbah misa ekologi di Gereja Paroki Roh Kudus, Labuan Bajo Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (18/11)

Uskup Ruteng Mgr Hubertus Leteng yang memimpin misa itu menegaskan, keselamatan bukan hanya milik manusia, melainkan milik semua makhluk yakni bumi dan segala isinya. Karena itu, segala mahluk citaptaan di atas dunia ini baik manusia maupun seluruh alam raya harus selamat.

“Manusia harus selamat dan segala makhluk ciptaan lain juga harus selamat, karena tujuan penciptaan segala sesuatu di atas dunia ini adalah memuji dan memuliakan Tuhan dengan segala keindahan dan keutuhan eksistensi mereka, dan bukan dengan kerusakan dan kehancuran yang terjadi pada mereka,” ujarnya Jumat (19/11).

Misa itu adalah bagian dari upaya Gereja Katolik Keuskupan Ruteng yang membawahi tiga kabupaten di NTT yaitu Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur, menolak segala bentuk tambang di tiga kabupaten itu. Pesan tersebut tidak lain memperlihatkan konsistensi mantan dosen Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Ledalero, Maumere itu dengan semboyan tahbisan uskupnya, Omnes Vos Fratres Estis yang berarti Kamu Semua adalah Saudara.

Setelah misa yang dihadiri sedikitnya 50 pastor itu, Mgr Leteng bersama pastor dan ribuan umat yang menghadiri misa tersebut meninjau lokasi tambang Batu Gosok, Labuan Bajo dan Tebedo. Melihat kondisi di lokasi tambang, dia mengungkapkan kesedihannya. Sebab tambang di Tebedo merusak hutan lindung yang lebat di kawasan itu yang menjadi sumber air bagi masyarakat sekitarnya. Sementara di Batu Gosok, Uskup Leteng bersama sejumlah pastor menanam pohon sebagai simbol perlawanan terhadap aktivitas tambang di kawasan tersebut.

Peduli melihat keberlangsungan alam terutama yang ada disekitar adalah wujud rasa syukur kita terhadap keagungan penciptaan Tuhan atas kasih sayangnya terhadap umat manusia.

Sumber : Suara Pembaruan Online
Halaman :
1

Ikuti Kami