Rakyat Haiti Tolak PBB yang Dituding Penyebar Kolera

Nasional / 17 November 2010

Kalangan Sendiri

Rakyat Haiti Tolak PBB yang Dituding Penyebar Kolera

Lois Official Writer
3325

Sepertinya permasalahan di Haiti tidak kunjung selesai. Di kota besar kedua di Haiti, Cap Haitien, di bagian utara, ratusan pemrotes sambil meneriakkan slogan anti PBB melempari prajurit ini dengan batu, memasang barikade, dan membakar satu pos polisi, kata beberapa pejabat Haiti. Kali ini, para pemrotes di Haiti ini menyalahkan tentara PBB sebagai penyebab wabah kolera yang telah menewaskan ratusan juta orang tersebut. Peristiwa tersebut membuat tanda tanya tentang keamanan sebelum pemilihan presiden di negara itu.

“Seluruh kota dihalangi, kegiatan usaha dan sekolah telah ditutup, mobil telah dibakar. Keadaan di sini kacau,” kata seorang pengusaha di Cap Haitien, Georgesmain Prosphete, kepada Reuters. Adouin Zephirin, wakil pemerintah di Cap Haitien, mengatakan beberapa orang dilaporkan cedera tapi tak ada korban jiwa. Di Hinche bagian tengah Haiti, pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah tentara Nepal yang telah jadi sasaran desas desus yang beredar luas bahwa mereka membawa bakteri kolera. “Saat ini jalan-jalan masih terhalang. Tak ada lalu lintas,” kata seorang pegawai pemerintah Zephirin. Ia menambahkan pemerintah sedang berusaha membersihkan jalan di negeri itu.

Pusat Pencegahan dan pemantauan Penyakit AS (CDC) menyatakan pemeriksaan DNA memperlihatkan rangkaian kolera di Haiti berkaitan erat dengan rangkaian dari Asia Selatan, tapi CDC belum menunjuk kepada sumber tertentu, baik itu tentara Nepal atau orang lain.

Misi PBB yang terdiri lebih dari 12.000 prajurit di Haiti, yang membantu negara miskin Karibia itu melakukan pembangunan kembali setelah gempa yang memorakporandakan negeri tersebut pada 12 Januari, telah membantah desas desus bahwa kakus yang berada di dekat sungai di kamp pasukan pemelihara perdamaian PBB dari Nepal merupakan penyebab wabah kolera. Pemerintah Haiti belum memutuskan untuk menunda pemilihan presiden dan anggota dewan legislative, yang dijadwalkan diselenggarakan pada 28 November.

Memang saat ini, ketakutan, ketidakpastian, dan kemarahan telah melanda negeri tersebut setelah rakyat dirongrong trauma akibat gempa. Lingkungan menjadi tidak kondusif dan selalu dihantui oleh hal-hal tidak nyaman yang telah terjadi. Pikiran yang positif, hati yang gembira adalah obat yang paling ampuh selain obat-obat maupun hal lain yang juga mereka perlukan.

Sumber : mediaindonesia/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami