OBI Menembus Laut Bergelora Menolong Korban Tsunami Mentawai

Nasional / 14 November 2010

Kalangan Sendiri

OBI Menembus Laut Bergelora Menolong Korban Tsunami Mentawai

Lestari99 Official Writer
4060

Mentawai masih berjuang untuk pulih pasca bencana tsunami pada Oktober lalu yang menewaskan ratusan orang dan menyebabkan kerusakan parah di daerah yang masih termasuk wilayah Sumatera Barat tersebut.

Para penolong berjuang untuk sampai ke pulau-pulau terpencil yang hampir tak dapat dijangkau akibat cuaca buruk dan laut yang bergelora. Namun, OBI (Obor Berkat Indonesia) berhasil menembus rintangan-rintagan tersebut.

OBI secara berani menerjang laut yang bergelora dan hujan lebat agar dapat memberikan bantuan makanan, pakaian, obat-obatan dan barang bantuan lainnya bagi para korban tsunami. Kapal bantuan bahkan sempat berhenti berlayar karena gelombang terlalu tinggi untuk diterjang.

Cuaca buruk tidak hanya berakibat pada terlambatnya bantuan tapi juga para korban tsunami seperti yang dialami Reka (11). Selama lima hari ia harus menahan sakit yang luar biasa setelah kakinya patah akibat terjangan tsunami. Tim OBI berhasil menembus desanya dan seorang dokter ortopedi dikerahkan untuk memberikan pertolongan pertama bagi kaki Reka yang patah.

“Kami sangat bersyukur Anda datang ke desa kami,” ujar Ahmad Mayang, ayah Reka. “Terima kasih telah menyelamatkan putri kami.”

Korban lainnya, Nelmi Niko (6), dirawat karena pahanya yang terpotong. Kakaknya Nelman berkata benda tajam mengiris badan adik perempuannya ketika tersapu terjangan air yang mengamuk.

“Adik saya ditemukan di dekat gereja,” ujar Nelman. “Saya senang dia masih hidup.”

Sementara itu di pulau Maonay, sukarelawan Kristen bergabung bersama dengan tim OBI menghibur keluarga yang ditinggalkan anggota keluarganya yang meninggal.

Kepala Desa Jonathan Samoloisa tidak dapat menahan kesedihannya akibat kehilangan istri dan kedua orang anaknya. Mereka berada di antara 36 orang lainnya yang meninggal akibat terjangan tsunami di desa tersebut.

Badai tsunami juga telah menghancurkan sebuah sekolah yang dibangun Yayasan Kristen Rebana bagi desa tersebut. Maria Endang, program koordinatir dari Rebana mengatakan ia sedih atas kerugian itu.

“Sekolah sudah tidak ada lagi sekarang, tetapi kami akan kembali membangun sekolah untuk mengajarkan orang-orang di desa ini akan nilai pendidikan,” ujar Endang.

Tim OBI juga membawa bantuan secara rohani. Sebagian besar penduduk desa ini masih menganut animisme.

“Saya percaya Tuhan mengizinkan tragedi ini terjadi sehinga masyarakat Mentawai akan kembali kepada-Nya dan menempatkan iman mereka kepada Yesus Kristus. Saya di sini untuk menguatkan mereka bahwa Tuhan adalah Tuhan yang membangun dan tidak menghancurkan,” ujar sukarelawan OBI, pastor Febli.

Meskipun harus mengalami kesulitan dan menempuh bahaya, Dr. Indiani selaku manajer tanggap bencana OBI mengatakan para staff dan relawan merasa sebagai suatu kehormatan bagi mereka untuk dapat membantu.

“Kesulitan yang harus kami hadapi memang sangat besar namun kami senang untuk terlibat dalam pelayanan yang memberikan bantuan bagi mereka yang sangat membutuhkan.”

OBI mengatakan tidak akan meninggalkan daerah yang dilanda terjangan tsunami ini dalam waktu dekat.

Sementara itu, bantuan tim dokter telah tiba di wilayah tersebut, dan barang-barang bantuan akan semakin banyak didistribusikan di pulau-pulau yang lebih terpencil dalam beberapa minggu mendatang. Bagi Anda yang terbeban membantu para korban tsunami Mentawai, silahkan klik di sini.

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami