Ketika Anak Menyimpan Rasa Sakit Di Dalam Hati

Parenting / 3 November 2010

Kalangan Sendiri

Ketika Anak Menyimpan Rasa Sakit Di Dalam Hati

Lestari99 Official Writer
4090

Seorang ayah kehilangan pekerjaannya. Keluarga hancur akibat perceraian. Kematian kakek maupun nenek tercinta. Seorang pengemudi mabuk menyebabkan seorang ibu mengalami koma yang berkepanjangan. Musibah seringkali memaksa sebuah keluarga masuk ke dalam situasi yang menyedihkan karena harus meninggalkan semua hal yang pernah membahagiakan mereka.

Banyak situasi kompleks yang mempengaruhi banyak keluarga di dunia ini setiap hari, namun seringkali rasa sakit emosional yang dialami anak-anak yang mengalami masa sulit berlangsung selama bertahun-tahun di dalam hati dan pikiran mereka. Ketika anak-anak mengalami stres tingkat tinggi, mereka bergumul dalam empat area yang mencerminkan rasa sakit yang dialami orangtua mereka. Berikut adalah pandangan dari keempat faktor utama tersebut yang dapat membantu Anda untuk mengidentifikasi tanda-tanda dan gejalanya terhadap anak Anda, serta untuk memahami anak Anda dan mengetahui saat yang tepat jika ternyata anak Anda membutuhkan bantuan untuk mengatasi hal tersebut.

Tampil Secara Berlebihan

Kelompok ini mengambil rasa sakit yang tersembunyi di dalam hati mereka dengan mengubahnya menjadi rasa kompetitif yang lebih besar, dengan berusaha dan selalu mengejar prestasi. Seorang anak yang mengalami stres internalisasi seringkali tampil dengan luar biasa karena mereka diterima secara sosial dan merupakan suatu hal yang berharga untuk memiliki seorang anak yang perfeksionis dan pekerja keras di usia muda mereka. Memiliki tujuan agar seorang anak mencapai potensi mereka adalah hal yang baik hanya saja tidak dengan mengorbankan kepolosan masa kanak-kanak mereka dengan membiarkan mereka masuk ke dunia orang dewasa sebagai pemain dan bukan seorang anak apa adanya.

Tampil Di Bawah Standar

Beberapa anak yang mengalami peristiwa traumatis tidak berusaha untuk melawan perasaan traumatis tersebut dan justru melakukan hal yang sebaliknya dengan pasrah dan menyerah. Anak-anak ini akan melalui masa kanak-kanak mereka tanpa memiliki motivasi maupun dorongan untuk mencapai apapun demi alasan apapun. Anak-anak apatis ini terjebak untuk selalu bermain-main dan menolak untuk tumbuh dewasa maupun mengambil tanggung jawab sebagai cara mereka untuk menghindari berurusan dengan hal apapun. Terkadang hal ini diekspresikan dengan pemakaian yang berlebihan terhadap video games, internet atau musik, namun semua hal itu didorong oleh akar penyebab yang sama, menghindari rasa sakit maupun masalah yang mereka hadapi.

Meledak-ledak

Kelompok ini sangat mudah terpancing, karena mereka penuh dengan pemberontakan dan hal ini diperlihatkan. Obat-obatan, alkohol, seks bebas, mengutil, melakukan tindak kekerasan, memakai tato, gagal secara akademis, berpakaian atau bertindak agresif untuk menunjukkan penolakan terhadap segala bentuk otoritas. Meskipun anak-anak ini terlihat tegar di luar, namun pada kenyataannya mereka sangat merasa tidak aman secara emosional. Terkadang mereka suka mengganggu dan licik, tetapi merasakan ketakutan yang sangat dalam di dalam jiwa mereka, terutama untuk sendirian, sehingga kelompok ini seringkali berkumpul bersama dengan anak-anak lain yang juga sedang terluka.

Menyimpan Rapat-rapat

Kelompok terakhir ini menghadapi gejala yang paling membahayakan dari semua area yang lain. Anak-anak pendiam yang cenderung menyimpan segala hal di dalam hati dapat berakhir dengan kecemasan akut, depresi, memiliki rasa benci yang sangat, fobia sosial, memiliki perilaku yang merusak maupun menyakiti diri sendiri, termasuk bunuh diri dan berpikir untuk membunuh. Anak-anak yang membawa rasa sakit orangtua mereka ini dan menyimpannya di dalam hati dapat berakhir dengan keadaan yang sangat merusak. Namun karena mereka menderita dalam kebisuan, seringkali banyak orangtua yang tidak menyadari adanya masalah sampai akhirnya sudah terlambat. Sekolah juga jarang memperhatikan ini, namun kebanyakan anak-anak pemalu tidak pernah mencapai potensi mereka karena mereka terlalu takut untuk mencoba dan sebenarnya anak jenis ini ada di setiap sekolah di negeri ini.

Meskipun normal bagi setiap anak untuk memiliki sifat ringan dari salah satu faktor di atas, namun untuk hal-hal yang ekstrim orangtua perlu untuk memperhatikan. Tujuan dari mengasuh anak secara sehat adalah untuk membimbing mereka mencapai potensi yang telah ditetapkan Tuhan dalam hidup mereka. Bagaimanapun juga, jika seorang anak telah mengalami banyak stres dan terjebak ke dalam salah satu faktor ekstrim seperti disebutkan di atas, mungkin sudah saatnya bagi Anda untuk mengambil tindakan yang berani. Anda dapat melakukan hal itu melalui berbagai macam cara, namun tantangan saya bagi setiap orangtua yang membaca artikel ini adalah Anda harus tetap melindungi kepolosan anak Anda dengan melalukan kesulitan secara dewasa dari anak-anak Anda jika memungkinkan. Dengan cara demikian para orangtua memecahkan masalah dalam krisis keluarga yang kompleks sehingga anak-anak tidak perlu membawa rasa sakit di dalam hati mereka.

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami