Anda Seorang Penasihat Atau Investor?

Kata Alkitab / 3 November 2010

Kalangan Sendiri

Anda Seorang Penasihat Atau Investor?

Puji Astuti Official Writer
4208

Yohanes 6:8-9

Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"

Kisah Yesus memberi makan 5000 orang pria, ditambah wanita dan anak-anak, merupakan salah satu kisah yang paling familiar di Alkitab. Saya kira pada hari itu sekitar 20.000 orang diberi makan oleh Yesus. Yang menarik dari cerita tersebut adalah bagaimana prilaku ke dua belas murid Yesus dalam cerita tersebut, mereka menempatkan dirinya sebagai penasihat. Bahkan hingga sekarang saya masih bisa mendengarkan bagaimana mereka menasihati Yesus: “Guru, Anda berkotbah terlalu lama!” “Sekarang sudah hampir malam.” “Matahari sebentar lagi terbenam dan malam akan segera datang.” “Orang-orang ini belum makan sepanjang hari dan mereka sangat kelaparan.” “Tuhan, jika Anda tidak menyuruh mereka segera pergi, ‘Taco Bell' telah tutup begitu mereka berjalan sampai di kota.”

Saat ini banyak orang Kristen siap dan mau untuk memberikan nasihat kepada Tuhan. Lagi pula memberi nasihat itu mudah – hal ini tidak butuh biaya apapun. Kata-kata itu murah!

Ya, murid-murid itu memberi nasihat pada Yesus, tetapi hikmat yang mereka berikan lebih mirip sebagai lelucon. Saya tidak percaya, Sang Guru membutuhkan mereka sebagai konsultan bagi pelayanan-Nya. Lagi pula Dia yang menciptakan tubuh manusia dan merancangnya untuk merasa lapar jika belum makan sepanjang hari. Dia tahu orang-orang itu lapar! Dia yang menciptakan matahari terbit dan merancang malam hari akan tiba sesudahnya. Dia tahu bahwa malam akan datang! Dia tidak butuh nasihat mereka. Kalimat yang disampaikan murid-murid itu, tidak lain adalah niat baik mereka, karena mereka tidak dapat memberi makan sekerumunan orang yang kelaparan itu.

Saya percaya Yesus membuat murid-muridnya kaget saat Ia memerintahkan mereka untuk memberi makan orang  banyak itu. Para murid itu dengan cepat menyadari bahwa dibutuhkan lebih dari sebuah nasihat untuk memberi makan sekitar 20.000 orang! Jelas bagi mereka bahwa kata-kata saja tidak memenuhi kebutuhan fisik ribuan orang yang mengikuti Yesus itu.

Sadar bahwa nasihat murahan mereka tidak akan memberi makan orang-orang itu, mereka mulai mencari investor. Mereka menemukan seorang pemuda yang masih menyimpan bekal makan siangnya – bekal yang sudah dipersiapkan untuk ia makan di sore hari saat perutnya sudah mulai lapar! Anak muda itu memandangi bekal makan siangnya itu.. dan kemudian dia melihat ke orang-orang yang kelaparan saat Yesus meminta bekal yang disayanginya itu. Pemuda itu memberikan bekalnya di tangan Yesus. Satu-satunya orang yang tidak membutuhkan makan siang adalah kunci untuk memberi makan 20.000 orang yang sedang kelaparan. Satu-satunya orang yang tidak membutuhkan mukjisat adalah kunci mukjizat bagi kehidupan ribuan orang. Pemuda itu menginvestasikan makan siangnya dan sebagai seorang investor ia menjadi rekan kerja Yesus. Pada akhir hari itu, dialah satu-satunya orang dalam cerita itu yang bisa berkata, “Hari ini, Yesus dan saya telah memberi makan 20.000 orang.”

Saya pikir kita semua akan bersemangat untuk berpatner dengan Yesus dalam rencana keselamatan-Nya bagi dunia terhilang. Tapi mari kita ingat bahwa untuk menjadi seorang patner atau rekan kerja selalu membutuhkan sebuah investasi. Penasihat bukanlah patner; investorlah yang merupakan patner! Saya percaya Yesus masih mencari patner bagi pelayanan Amanat Agung-Nya.

Pengubah sejarah selalu seorang investor! Dan mereka bisa ditemukan di seluruh penjuru dunia. Mereka adalah orang-orang yang tidak sayang memberikan seluruh hidupnya agar Yesus dapat menggunakan kehidupan mereka untuk memberkati banyak orang. Apakah Anda salah satu dari para investor itu atau hanya menjadi seorang penasihat saja? Pilihannya di tangan Anda.

Disadur dari Ebook: Advisor or Investor?- Doug Carter, Senior Vice President, EQUIP

Halaman :
1

Ikuti Kami