Milisi Somalia Menembak Mati Dua Gadis Remaja

Internasional / 29 October 2010

Kalangan Sendiri

Milisi Somalia Menembak Mati Dua Gadis Remaja

Lestari99 Official Writer
3475

Dua gadis remaja yang dituduh sebagai mata-mata meninggal di tengah berondongan peluru dari regu tembak kelompok milisi islamis, al-Shabaab. Menurut sanak keluarga mereka yang berduka, kedua gadis remaja yang baru berusia 15 dan 18 tahun ini tidak berpendidikan, biasanya tinggal di rumah dan tidak mungkin bisa mengintai siapapun.

Kengerian melanda penduduk kota Belet Weyne di Somalia barat karena dipaksa untuk menyaksikan hukuman mati yang dilakukan al-Shabaab pada hari Rabu lalu. Seorang wanita pingsan ketika kedua gadis remaja tersebut ditembak mati oleh 10 algojo bertopeng.

“Mereka yang menyaksikan peristiwa tersebut tidak tahan dengan pengalaman menyakitkan yang mereka alami,” ujar Dahir Casowe, seorang sesepuh setempat. “Mereka menyaksikan dua gadis yang masih sangat muda ditembak dan tak seorangpun dapat menolong.”

Kelompok al-Shabaab ini terhubung dengan al-Qaeda dan telah melaksanakan hukuman cambuk, amputasi, dan eksekusi untuk menegakkan interpretasi yang ketat dari hukum syariah Islam. Namun peristiwa penembakan mati kedua remaja ini merupakan eksekusi pertama yang dilakukan di depan umum, setelah al-Shabaab mengambil alih kewenangan kota tersebut lebih dari setahun yang lalu.

Hanya sesaat sebelum eksekusi, Sheikh Mohamed Ibrahim menghukum mati kedua remaja karena dituduh menjadi mata-mata tentara pemerintah yang menentang al-Shabaab.

Satu-satunya kualifikasi yang dimiliki Ibrahim sehingga ditunjuk sebagai hakim oleh al-Shabaab adalah ia seorang pria dan tahu Al-Quran.

Abdiwali Aden, salah seorang saksi, mengatakan melalui telepon bahwa milisi al-Shabaab mengelilingi jalan-jalan Belet Weyne. Dengan menggunakan mikrofon dan speaker genggan memerintahkan warga untuk menghadiri eksekusi yang tertunda.

Kemudian, Ayan Mohamed Jama, 18, dan Huriyo Ibrahim, 15, dengan mengenakan cadar dan penutup mata dipertontonkan di depan umum dimana ratusan warga berkumpul.

Ketika mereka terjerembab akibat serbuan senapan, saksi yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan, kedua gadis tersebut berteriak: “Tidak ada Tuhan selain Allah!” Seorang wanita jatuh pingsan, ujar Da’ud Ahmed, saksi lainnya.

Ayah Ayan, Mohamed Jama, mengatakan Ayan sebelumnya telah menghilang selama dua hari. Lalu seminggu yang lalu, seorang kerabat memberitahukan kepadanya bahwa Ayan berada di tahanan al-Shabaab. Jama mengatakan dia telah pergi dan mencoba untuk menemui putrinya namun tidak diijinkan.

“Pihak berwenang al-Shabaab mengatakan kepada saya bahwa Ayan ditangkap di tengah pertempuran antara pihak militan dan tentara pemerintah di luar kota dan akan disidang,” ujar Jama. “Saat saya menunggu kabar baik, Ayan sudah dibunuh pada hari Rabu. Saya sangat terkejut dan tidak tahu harus berkata apa.”

Osman Ahmed, salah seorang sepupu Huriyo, mengatakan bahwa kedua remaja ini berasal dari keluarga miskin yang tidak memiliki kemampuan untuk mengirim mereka ke sekolah sehingga mereka seringkali berada di rumah.

“Tidak mungkin para remaja yang tidak berpendidikan ini dapat menjadi mata-mata untuk siapapun juga,” ujar Ahmed.

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami