HCI : Siswa Imigran Muslim, Tolak Ajaran Agama di Perancis

Internasional / 26 October 2010

Kalangan Sendiri

HCI : Siswa Imigran Muslim, Tolak Ajaran Agama di Perancis

Lois Official Writer
5291

The High Council for Integration (HCI) membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan terkait masalah dengan siswa dari latar belakang imigran, terutama terkait mata pelajaran agama yang mereka terima. Banyak dari antara mereka yang menolak akan budaya Perancis dan nilai-nilainya termasuk mata pelajaran tentang Holocaust, Perang Salib, atau evolusi. Bahkan mereka juga meminta makanan halal.

“Hal ini menjadi sulit bagi guru untuk melawan tekanan agama,” laporan tersebut menyebutkan, laporan yang diterbitkan dalam bentuk draf oleh surat kabar Journal du Dimanche selama akhir pekan ini. Laporan akhir akan disampaikan kepada pemerintah bulan depan.

Menurut laman Republika, Perancis secara ketat memberlakukan pemisahan agama dan memasukkan agama ke ruang privat. Pemberlakuan inilah yang ditentang oleh lima juta Muslim di antara 65 juta penduduk negara itu. Untuk itulah, Presiden HCI, mengatakan kepada surat kabar itu bahwa pihaknya memutuskan untuk mempelajari bagaimana murid dari latar belakang imigran disesuaikan dengan sistem sekolah negeri. “Ini merupakan inti dari tantangan yang harus dihadapi masyarakat Perancis.”

Laporan ini menyebutkan, ketika mereka mengajar mata kuliah tentang agama-agama dunia, Holocaust atau perang Perancis di Aljazair, atau peristiwa yang berhubungan dengan Israel dan Palestina atau tindakan militer Amerika di negara-negara Muslim, mereka sering menghadapi keberatan para murid untuk diajar mengenai hal-hal seperti itu.

“Para guru secara teratur menemukan bahwa orangtua Muslim menolak anak-anak mereka belajar tentang agama Kristen,” kata laporan itu. “Sebagian orang berpikir itu sebagai bentuk penginjilan”. Kritikan diterima guru bila mereka mengajar maupun mendiskusikan masalah perdagangan budak transatlantik, demikian juga saat menjelaskan tentang Teori Darwin.

Di beberapa daerah dengan populasi imigran yang besar, banyak siswa menghindari kafetaria sekolah, meskipun menu yang tersedia menawarkan alternatif lain yang bukan daging babi. “Di beberapa kota, ada petisi untuk penyediaan pangan halal di sekolah-sekolah.”

Perancis sudah memungkinkan adanya sekolah-sekolah agama swasta dan sekolah Yahudi meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini, sudah ada beberapa sekolah Muslim namun kebanyakan orangtua akan mengalami kesulitan dalam membayar uang sekolah.

Laporan itu mengatakan sekolah-sekolah Perancis harus bersikap kooperatif, menerapkan hak yang sama dan saling menghormati. Penolakan justru akan menyuburkan pertentangan. “Menjadi warga negara Perancis berarti tantangan untuk menerima pendapat seseorang. Ini adalah harga yang harus dibayar untuk kebebasan berpendapat dan berekspresi. “Harus kita ingat bahwa kejahatan penghujatan tidak ada di Perancis sejak Revolusi Perancis, bukan?” tutup laporan ini.

Sumber : republika/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami