Warga Tetap Beraktivitas Meski Merapi Berstatus Siaga

Nasional / 23 October 2010

Kalangan Sendiri

Warga Tetap Beraktivitas Meski Merapi Berstatus Siaga

daniel.tanamal Official Writer
2410

Masyarakat di sejumlah desa sebelum puncak Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tetap beraktivitas seperti biasa meskipun status vulkanik gunung itu dinaikkan dari "waspada" ke "siaga".

Meski aktivitas warga setempat yang sebagian besar sebagai petani masih normal, katanya, umumnya mereka juga meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana gunung berapi aktif tipe awan panas yang terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dengan Daerah Istimewa Yogyakarta itu. "Masih seperti biasa, bekerja di sawah dan tegal" kata petani di lereng barat Merapi di Dusun Tangkil, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jayus di Magelang, Jumat (22/10). Ia mengaku sudah mendapatkan informasi tentang status Merapi yang kini naik menjadi "siaga".

Sebagian petani setempat, katanya, bekerja di sawah untuk mengolah tanaman padi dan palawija, sebagian lainnya menanam sayur-sayuran. Seorang petani Dusun Gemer, Desa Ngargomulyo, Longgar, mengaku, mendapat informasi stasus "Siaga Merapi" dari anggota relawan penanggulangan bencana setempat "Pasak Merapi" pada Jumat (22/10) siang.


Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menaikkan status aktivitas vulkanik Merapi dari "waspada" menjadi "siaga" pada Kamis (21/10) pukul 18.00 WIB. Status Merapi meliputi "aktif normal", "waspada", "siaga", dan "awas". Ia mengatakan, warga dusun setempat yang berjarak sekitar 10 kilometer dari puncak Merapi juga beraktivitas secara normal atau seperti hari biasa, meskipun status Merapi saat ini "siaga". "Selain menggarap sawah dan ladang, juga mencari rumput dan kayu bakar seperti hari biasa di hutan pinus dan gunung, sekitar empat kilometer barat puncak Merapi," katanya.

Ia mengatakan, warga setempat biasanya mengungsi ke tempat aman jika Merapi berada di puncak krisis yang antara lain ditandai dengan semburan awan panas, hujan abu, dan guguran lava pijar. "Kalau sudah meletus, tentu kami akan menyingkir," katanya.  

Aktivitas penambangan material Merapi di sejumlah lahan warga lereng Merapi seperti di Desa Keningar dan Mangunsoko (Kecamatan Dukun), Mranggen dan Kemiren (Kecamatan Srumbung) juga terlihat masih normal. Sejumlah truk pengangkut pasir masih hilir mudik mengangkut material itu dari lokasi penambangan setempat.

Kepala BPPTK Yogyakarta Subandriyo menyatakan telah memberikan saran agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di sejumlah sungai yang airnya berhulu di Merapi, antara lain Sungai Woro, Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Putih, Lamat, Senowo, Trising, dan Apu di radius delapan kilometer dari puncak Merapi.

Mereka juga disarankan tidak memasuki lokasi yang dikategorikan sebagai Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Merapi. Penambang pasir juga disarankan tidak beraktivitas di radius delapan kilometer dari puncak Merapi yang masuk KRB III. Selain itu, wisatawan dan pendaki gunung dilarang mendaki puncak Merapi.

Sumber : mediaIndonesia/dpt
Halaman :
1

Ikuti Kami