IMF Puji Indonesia Sebagai Penggerak Ekonomi Asia Pasifik

Nasional / 12 October 2010

Kalangan Sendiri

IMF Puji Indonesia Sebagai Penggerak Ekonomi Asia Pasifik

daniel.tanamal Official Writer
2095

Meskipun belum sepenuhnya bangkit dari krisis ekonomi, Indonesia dinilai telah berhasil menjadi sumber penggerak pertumbuhan ekonomi di Asia Pasifik. Inilah salah satu penilaian Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia dalam pertemuan tahunannya di Washington pekan ini.

Ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi di banyak negara dan keprihatinan atas lemahnya mata uang yuan Tiongkok menjadi bagian dari “Economic Outlook 2010” yang disampaikan kedua lembaga keuangan dunia tersebut.

Yang menarik, di tengah krisis ekonomi global yang melilit banyak negara, Indonesia justru dinilai berhasil menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik. Namun, menurut Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Armida Alisjahbana yang ikut menghadiri pertemuan tahunan, ada hal-hal yang harus diwaspadai.

"Tetap ada downside dan risk yang secara keseluruhan,  saya rasa relevan untuk Indonesia, misalnya resiko karena perubahan iklim, seperti banjir dan bencana alam yang berdampak pada prospek pertumbuhan ekonomi. Itu yang harus diwaspadai," kata Armida Alisjahbana.

Sementara terkait keprihatinan dunia akan kebijakan pemerintah Tiongkok yang dengan sengaja melemahkan mata uangnya, menurut Menteri Keuangan Indonesia Agus Martowardoyo, justru memberi dampak positif pada Indonesia. Indonesia, menurut Menkeu Agus Martowardoyo, justru bisa meningkatkan ekspornya ke negeri tirai bambu tersebut. "Kita punya perkembangan ekspor baik, termasuk ke Cina di saat yuan mereka melemah. Jadi, walaupun pertumbuhan impor masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekspor, tapi secara umum ekspor impor Indonesia menunjukkan surplus yang bagus," ujar Menkeu Martowardoyo.

Selain memberikan informasi terkini seputar kondisi perekonomian dunia, pertemuan tahunan Bank Dunia dan IMF juga menjadi ajang negosiasi pinjaman. Namun, baik Ketua Bappenas Armida Alisjahbana maupun Menteri Keuangan Agus Martowardoyo, masih mengelak menjelaskan nilai nominal dari usulan pinjaman baru yang diajukan Indonesia tahun ini.

Menurut Menkeu, rasio utang terhadap PDB Indonesia di tahun 2000 adalah 83 persen. Rasio tersebut kini turun menjadi 27 persen dan tahun depan diproyeksikan turun sedikit ke tingkat 26 persen. "Jadi, secara relatif, walaupun hutang meningkat, tapi dibandingkan dampak positifnya pada pertumbuhan ekonomi, maka usulan hutang tersebut tampak tidaklah terlalu besar," ujar Menkeu.

Sumber : Voanews.com/dpt
Halaman :
1

Ikuti Kami