Kisah Gereja Bawah Tanah yang Bertumbuh Pesat I

Internasional / 10 October 2010

Kalangan Sendiri

Kisah Gereja Bawah Tanah yang Bertumbuh Pesat I

Lois Official Writer
3661

Pendeta Sandor Nemeth tahu rasanya bagaimana hidup dalam rejim atheis. Tahun 1980an, pihak berwenang mencoba menghancurkan jemaatnya tapi sekarang dia memimpin satu dari yang terbesar dan gereja dengan pertumbuhan tercepat di Eropa. Namun, tentu saja banyak perjuangan yang harus dia lakukan.

Dimulai dari sebuah rumah kecil, dihadiri oleh orang-orang di bawah tanah Budapest. Tahun itu 1979. “Sangat sulit sekali. Kami di tengah-tengah komunis diktator di Hungaria,” kata Nemeth. “Anak muda mulai datang ke rumah dan Roh Tuhan bergerak dengan jalan yang dashyat dan ini menarik perhatian pihak berwenang.”

Negara melarang organisasi keagamaan. Para umat di Nemeth terpaksa beribadah di bawah tanah. “Umat Kristen dianggap bukan manusia berharga, warga kelas kedua. Seringkali polisi komunis mencoba untuk menghancurkan rumah. Mereka ingin meluluhlantakkan tempat tersebut. Gereja dianggap tinggal sejarah saat itu,” katanya menjelaskan.

Tahun 2001, Nemeth menayangkan siaran langsung di televisi Hungaria setiap hari Minggu yang melayani seluruh daerah. “Hal ini mempunyai dampak yang luar biasa dalam masyarakat. Kami sering mendapatkan surat positif dari orang-orang yang diubahkan pandangannya tentang Kekristenan sejak tayangan kami,” kata Pendeta Nemeth. Gereja tersebut terus menerus diinvestigasi oleh internal Hungaria tapi mereka tidak menemukan satu kesalahan pun yang dilakukan oleh gereja ini.

“Well, dimana ada pekerjaan Tuhan, pasti ada halangan, yang selalu melihat dari samping,” katanya. “Saya tidak bisa membayangkan hal yang lain daripada kenyataan seperti itu, khususnya di daerah seperti ini. Tapi saya tidak peduli bila mereka benar-benar ada di sini. Saya hanya ingin mereka tidak bohong tapi mengatakan yang sebenarnya (tentang apa yang kami kerjakan).”

“Komunis menghancurkan sistem kami. Keluarga terganggu, hubungan pertemanan hancur. Jaringan khusus memata-matai dimana-mana, membuat orang tidak bisa mempercayai siapa saja,” kata Nemeth. “Karena itu, kami ingin mengubah semua itu. Kami ingin masyarakat tahu bahwa ada kebebasan dan ada pengampunan dalam pesan Injil. Kami ingin melepaskan orang-orang dari masa lalu mereka.”

Dan ketika dia tidak sibuk berkhotbah, Nemeth sibuk menulis buku, melihat koran-koran politik, atau menolong istrinya melayani sekolah untuk anak TK dan anak SD milik gereja Tentu saja, banyak halangan yang dihadapi gereja ini. Lalu, apakah gereja ini dapat bertahan?

Sumber : cbn/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami