Teresa Lewis, Wanita Kristen yang Tidak Kristiani Dihukum Mati

Internasional / 26 September 2010

Kalangan Sendiri

Teresa Lewis, Wanita Kristen yang Tidak Kristiani Dihukum Mati

Lois Official Writer
4001

Teresa Lewis berlutut dan berdoa bersama suaminya dengan sangat mendalam beberapa jam sebelum dua orang pria yang dia bayar dengan seks dan uang masuk ke dalam rumah mereka dan membunuh suaminya dan anak tirinya sementara mereka tidur.

Wanita yang berumur 41 tahun ini, menurut pengacaranya dia mengalami cacat mental. menginspirasi narapidana yang lain dengan menyanyikan lagu-lagu rohani di dalam penjara. Sekarang dia tidak punya pilihan lain, dia adalah wanita pertama yang akan dieksekusi di Amerika dalam lima tahun terakhir ini.

Beberapa jam sebelum eksekusinya, Lewis bertemu dengan keluarganya, penasihat rohaninya dan para pendukung di Greensville Correctional Center di Jarrat dimana dia akan dieksekusi dengan disuntik mati pada pukul 21.00 waktu setempat. Mahkamah Agung Amerika dan gubernur Bob McDonnell menolak untuk menghentikan eksekusinya.

Selama dalam hidupnya, iman di dalam Tuhan terlihat begitu nyata bagi Lewis, baik itu dalam berdoa dengan suaminya atau pelayanannya di balik meja. Tapi menurut pengakuannya sendiri, hidup Lewis diwarnai oleh seks bebas dan pengkhianatan bahkan melanggar kekristenannya.

“Saya memakai obat, mencuri, berbohong, dan beberapa kali berkhianat selama pernikahan saya,” tulis Lewis dalam sebuah pernyataan ketika dibacakan tentang agama sang terdakwa di bulan Agustus. “Saya pergi ke gereja setiap Minggu, Jumat, dan selama diperlukan, tapi coba tebak? Saya tidak pernah membuka Alkitab di rumah, hanya bila saya pergi ke gereja.”

Ayahnya mengatakan bahwa dia pernah lari dari pernikahannya, lalu menelantarkan anak-anaknya dan lari bersama suami saudara perempuannya. Lalu dia berselingkuh dengan tunangan saudaranya sementara di saat yang sama dia berselingkuh dengan pria lainnya.

Kehidupan Lewis berubah sejak dia menikah Julian Clifon Lewis Jr, pria yang ditemuinya di gudang pakaian Danville tahun 2000. Anak Julian yang bernama Charles masuk dalam kemiliteran Amerika. ketika dia dipanggil dalam tugas khusus, dia diberikan asuransi jiwa sebesar $250.000 dan menjadikan ayahnya sebagai ahli warisnya. Ini yang membuat Teresa Lewis tergoda. Kedua pria itu harus mati agar dia bisa mendapatkan uang tersebut.

Dia bertemu dengan kedua pembunuh di Walmart dan merencanakan pembunuhan. Malam sebelum Halloween tahun 2002, setelah dia berdoa bersama suaminya, Lewis pergi tidur, tidak mengunci pintu rumah dan menaruh anjing penjaganya di dalam kamar sehingga tidak mengganggu kedua pembunuh tersebut. Mereka lalu menembak kedua korban beberapa kali dengan senjata yang Lewis beli untuk hal itu.

“Di malam hari saat kejahatan saya tersebut, saya masih diberitahu Yesus agar saya tidak membiarkan hal itu terjadi tapi iblis menyuruh saya melakukannya,” katanya dalam pernyataan di penjara. Lewis berharap, dengan mengakui kejahatannya, hakim akan menunjukkan belas kasihan padanya. Namun, sekarang Lewis tidak bisa lepas dari kematiannya.

Dalam sebuah website yang dibuat untuk dirinya, para narapidana dan sukarelawan menceritakan bagaimana Lewis bisa membuat nyaman dan menginspirasi wanita lainnya dengan membawa lagu rohani dan kata-kata penguatan darinya. Dalam situs itu juga dimuat lagu favoritnya yang berjudul “Saya Butuh Mukjizat”.

“Dia tidak mengatakan, ‘Saya tidak melakukannya, saya tidak layak menerima hukuman mati,’” kata pengkhotbah Lynn Litchfield. “Yang dia katakan adalah ‘Saya melakukannya tapi saya berharap saya tidak.’”. Kathy Cliffon, anak perempuan Lewis, orang yang menyaksikan eksekusi tersebut mengatakan bahwa dia percaya pada penebusan. Lewis merupakan wanita yang dihukum mati lama setelah sebelumnya wanita lainnya dihukum mati tahun 1912.

Sumber : yahoo/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami