Ada 35.000 Orang Garis Keras Di Indonesia (1)

Nasional / 23 September 2010

Kalangan Sendiri

Ada 35.000 Orang Garis Keras Di Indonesia (1)

daniel.tanamal Official Writer
2969

Pengamat Teroris, Mardigu Wowiek Prasantyo mengatakan hingga saat ini tercatat sekitar 35.000 orang memiliki pemahaman garis keras. Padahal, sebelum tahun 1980, tidak ada Islam ekstrimis di Indonesia. Namun sejak 1990, ketika pemerintah Soeharto mulai mengirimkan mahasiswa ke Timur Tengah, dan setelah kembali mulai memberikan berbagai pemahaman dengan berbagai varian garis keras.

"Saya berkesimpulan dibawah 1980, Islam di Indonesia adalah Islam Walisongo yang menggunakan pendekatan budaya. Jadi ada local wisdom-nya," kata Mardigu saat dialog kenegaraan bertajuk "Teroris Masih Mengancam" di gedung DPD, Jakarta, Rabu (22/9).

Menurut Mardigu, kelompok garis keras pada periode 1998-2008 masih menggunakan simbol anti AS. Namun mulai 2008 hingga sekarang mengalami pergeseran target gerakan karena mulai berkumpul berbagai varian.

Berdasarkan hasil penelitiannya, kata Murdigu, ada tiga kelompok garis keras yaitu mereka yang berusia di atas 40 tahun adalah alumni Afghanistan. Mereka memiliki kemampuan militer, membuat bom dan sebagainya. Kedua, kelompok alumni Mindanao (Filipinan) berusia sekitar 30-an dan kelompok ketiga berusia sekitar 20 tahun.

Pakar Psikologi Islam/Penasehat Partai Demokrat, Achmad Mubarok mengatakan ada tiga ciri teroris yaitu menghancurkan infrastruktur publik, menyebarkan rasa takut kepada publik dan menimbulkan korban banyak orang termasuk mereka yang tak berdosa. "Dalam konteks Indonesia, tidak cocok menggunakan gerakan garis keras," kata Mubarok.

Sementara Ketua DPP PKS, Agus Purnomo berpendapat terorisme masih akan ada, selama masih ada kemiskinan. Menurutnya, kelompok teroris ini diakibatkan oleh pemahaman Agama yang parsial dan tidak komprehensif. "Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan pemahaman agama secara utuh," katanya.

 

Sumber : Jurnas.com/dpt
Halaman :
1

Ikuti Kami