'See You At The Pole', Rally Doa 3 Juta Mahasiswa Di Seluruh Dunia

Internasional / 22 September 2010

Kalangan Sendiri

'See You At The Pole', Rally Doa 3 Juta Mahasiswa Di Seluruh Dunia

Lestari99 Official Writer
2997

Lebih dari tiga juta mahasiswa di seluruh Amerika dan luar negeri diharapkan untuk berkumpul bersama di sekolah mereka pada hari Rabu untuk meminta Tuhan membawa kebangkitan moral dan rohani di kampus dan juga negara mereka.

Untuk ke-21 kalinya, “See You At The Pole” (SYATP) akan mengajak makasiswa di Amerika Serikat bersyafaat bagi para pemimpin, sekolah dan juga keluarga mereka.

Tahun ini, para mahasiswa dari 20 negara juga diharapkan dapat bergabung dengan inisiatif dari para mahasiswa sendiri dan memimpin gerakan mahasiswa ini agar terus berkembang.

Semenjak SYATP dimulai di Ft. Worth, daerah pinggiran Burleson, Texas, pada tahun 1990, gerakan ini telah memperluas jaringannya dan menjangkau tempat-tempat seperti Kanada, Korea, Jepang, Turki dan Pantai Gading.

“Selama 20 tahun, kami telah melihat hari ini sebagai batu loncatan bagi kesatuan mahasiswa dan kampus mereka,” ujar Paul Fleischmann, presiden dari National Network of Youth Ministry, yang mengkoordinasi promosi SYATP.

“See You At The Pole menyatukan mahasiswa dalam doa di awal tahun ajaran baru,” tambahnya. “Menantang para mahasiswa untuk menjadi pemimpin di kampus mereka selalu menjadi ide yang baik. Setiap tahun, seruan ini menawarkan tantangan baru bagi para mahasiswa untuk melayani teman-teman mereka.”

Selama akhir pekan, jemaat gereja di seantero negeri menunjukkan dukungan mereka kepada SYATP dengan mensponsori melalui ibadah khusus dalam “Campus Challenge Sunday” sebelum event tersebut dilaksanakan. Para jemaat mendukung dan berdoa bagi para mahasiswa Kristen dan juga tenaga pendidik dalam jemaat mereka.

Event ini juga didukung oleh Alliance Defense Fund, kelompok berbasis hukum yang telah menyediakan pengacara untuk membela para mahasiswa yang berpartisipasi dalam SYATP namun dihalangi oleh para pejabat sekolah umum.

Dalam persiapannya menyambut event nasional ini, pengacara ADF menyusun memo hukum sebanyak lima halaman untuk menginformasikan kepada semua staf SYATP dan para peserta akan hak mereka secara hukum dan preseden yang mengizinkan mereka untuk menginformasikan kepada orang lain dan mengajak mereka berpartisipasi dalam event doa mahasiswa tahunan ini.

“Siswa Kristen tidak seharusnya dihalangi untuk mengekspresikan kepercayaan mereka secara damai di luar jam belajar,” tulis ADF Senior Counsel David Cortman. “Sebagaimana Mahkamah Agung AS telah mengindikasikan mereka tidak mengabaikan hak-hak konstitusional mereka di gerbang sekolah.”

Berdasarkan memo hukum ADF, para mahasiswa memiliki hak konstitusional untuk berpartisipasi dalam SYATP melalui aktivitas doa dan kegiatan ibadah. Lebih jauh, para siswa memiliki hak konstitusional secara perorangan untuk menginformasikan teman-teman mereka tentang SYATP sepanjang mereka tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar saat melakukannya.

Selain itu, jika sekolah mengizinkan mahasiswa dapat secara pribadi maupun melalui klub mahasiswa mengiklankan acara di papan buletin kampus, sistem PA sekolah, postingan umum di flyer sekolah, maupun cara lainnya, dan sekolah tidak dapat melarang iklan dalam bentuk apapun untuk event SYATP.

“Kesalahpahaman pejabat sekolah umum perlu dipahami bahwa Undang-Undang dasar tidak mencegah siswa untuk mempromosikan maupun berpartisipasi dalam ‘See You At The Pole,’” ujar Cortman. “Sebaliknya, hukum justru mencegah para pejabat kampus untuk menghalangi para siswa yang melakukan hal itu.”

Menurut jajak pendapat baru-baru ini yang diadakan oleh First Amandemen Center, sebagian besar rakyat Amerika (61%) menyebut kebebasan berbicara sebagai hak yang dijamin oleh UUD. Hanya 23% yang menyebut kebebasan beragama termasuk hak yang dilindungi UUD. Angka ini terbilang cukup rendah dimana 80% penduduknya diidentikkan dengan agama, dan masuk dalam dua besar dalam hak UUD (setelah kebebasan berbicara) dan merupakan yang tertinggi tercatat di First Amandemen Center dalam jajak pendapat tahunan yang diadakan sejak 1997.

Mengetahui hal ini, ADF, bersama dengan kelompok hukum Kristen lainnya, telah membuatnya menjadi satu poin untuk menginformasikan sekolah-sekolah bahwa Konstitusi AS tidak mencegah event seperti SYATP tapi sebaliknya justru melindungi hak-hak siswa untuk berpartisipasi di dalamnya.

“Kami berusaha untuk menyelesaikan sengketa melalui pihak pendidik umum mengenai hak-hak konstitusional klien kami,” ungkap biro hukum dalam memonya untuk SYATP.

Tema SYATP tahun ini adalah “REVEAL”, diambil dari Matius 6:9-13, yang biasa disebut sebagai Doa Tuhan Yesus.

Dengan sering didengungkannya event ini, ratusan ribu mahasiswa seantero negeri dan juga seluruh dunia akan berkumpul bersama dalam doa Rabu pagi waktu setempat.

Rally doa ini akan berlangsung di sebagian besar sekolah pada pukul 7 pagi waktu setempat sebelum kelas dimulai. Di Australia, event ini telah diselenggarakan pada tahun ini tanggal 20 Mei lalu.

Sumber : christianpost.com
Halaman :
1

Ikuti Kami