Sekolah Dibakar, Presiden India Diminta Lindungi Umat Kristen

Internasional / 19 September 2010

Kalangan Sendiri

Sekolah Dibakar, Presiden India Diminta Lindungi Umat Kristen

daniel.tanamal Official Writer
4185

Presiden India sedang ditekan untuk melindungi orang Kristen di Kashmir wilayah utara negara itu setelah massa membakar sekolah tertua di sana dan juga menyerang lembaga-lembaga Kristen lain di dekatnya pada Senin (13/09).

”Saya sedih melihat bahwa meskipun pemerintah setempat diberitahu tentang kemungkinan serangan tetapi perlindungan tidak diberikan," ujar Rev. Pradeep Kumar Samantaroy dalam pesan kepada Presiden Pratibha Patil.

"Anda tahu bahwa orang Kristen di Negara Bagian Jammu dan Kashmir adalah minoritas kecil yang selalu hidup dan melayani di bawah situasi tertekan dan kadang-kadang mengancam kehidupannya," tambah uskup Gereja India Utara Rabu. "Situasi saat ini telah membuat orang-orang Kristen di Jammu dan Kashmir merasa sangat tidak aman."

Pada hari Senin, ratusan umat Islam di wilayah dibagi Kashmir turun ke jalan sebagai protes kekerasan atas penodaan dilaporkan Qurans di Amerika Serikat. Sekitar dua puluh orang dilaporkan meninggal dalam bentrokan yang berlangsung antara polisi dan pengunjuk rasa, dan sekolah Tangmarg Tyndale Biscoe dibakar rata. Sekolah, yang dikelola oleh Keuskupan Samantaroy's, Keuskupan Amristar, telah memberikan pendidikan kepada 550 anak dari 150 desa-desa sekitar kota Tangmarg. Sejak didirikan pada tahun 1996 oleh Tyndale-Biscoe & Mallinson Sekolah Pendidikan Masyarakat itu melayani masyarakat berekonomi rendah.

Senin malam lalu, sekolah dengan bangunan kayu tiga lantai benar-benar diluluhlantakkan oleh si jago merah yang disulut oleh massa yang marah atas penodaan Alquran di Amerika Serikat akhir pekan lalu.

Dalam sebuah pernyataan pada Kamis, seorang aktivis yang terlibat dalam penodaan Alquran mengatakan kelompoknya sangat terpukul mendengar peristiwa yang terjadi pada saat yang bersamaan mereka berdemonstrasi di depan Gedung Putih. Ia berkata sembari menyamakan aksi pelaku tersebut dengan "kelakuan anak kecil."

"Logika peristiwa itu seperti melihat bahwa seorang wanita yang dilecehkankan oleh pacarnya atau seorang suami melakukan kekerasan pada dirinya sendiri hanya karena ia mengatakan atau melakukan sesuatu yang membuatnya kesal," ujar Terry Randall, yang mendirikan organisasi anti-aborsi Rescue Operation.

Selain sekolah Tyndale Tungmarg cabang Biscoe di Kashmir, lembaga Kristen yang lain juga diserang, termasuk sekolah Katolik Roma Good Shepherd High School di Pulwama yang juga dibakar dan Gereja rumah sakit India Utara di Anantnag yang diserbu oleh para pemrotes, dua di antaranya ditembak dan terbunuh oleh pasukan keamanan.

"Hari ini sekolah yang menjadi kebanggaan para siswa juga staf yang telah bekerja keras untuk sekolah, telah menjadi tumpukan abu. Aku tidak bisa mengungkapkan rasa kehilangan dan perasaanku," ujar Rahinder Kaul, kepala sekolah Tungmarg Tyndale Biscoe, menurut Komuni Anglikan News Service. "Banyak siswa merasa terpukul atas kejadian ini, itu yang mereka katakan kepada saya," tambahnya. "Merekalah yang telah mengalami kerugian terbesar saat ini."

Selain dari kerugian harta benda, Samantaroy mengatakan pembakaran gedung sekolah akan menyebabkan hal lain, "Saya khawatir peristiwa ini telah membangkitkan sentimen pada komunitas Kristen." Menurut perkiraan, penduduk Kristen di Kashmir adalah sekitar 25.000 - 15.000 di antaranya adalah Katolik. Secara total, penduduk Kashmir berdiri sekitar 10 juta.

 

Sumber : Christianpost.com/dpt
Halaman :
1

Ikuti Kami