Pengacara Ateis Bakar Injil dan Quran Layaknya Bakar Rokok

Internasional / 14 September 2010

Kalangan Sendiri

Pengacara Ateis Bakar Injil dan Quran Layaknya Bakar Rokok

Lois Official Writer
5077

Alex Stewart, seorang pengacara yang bekerja di Universitas Teknologi Queensland (QUT), nekat merobek Injil dan Al Quran lalu melinting dan membakarnya bak rokok. Aksi gila ini dia rekam dan unggah ke situs jejaring sosial YouTube beberapa hari setelah Terry Jones mengumumkan rencana membakar Al Quran batal dilakukan. Pengacara ini adalah seorang ateis.

Stewart memegang Al Quran dan Injil sebelum merobek bagian kecil dari dua kitab itu lalu dia gunakan untuk melinting dedaunan hijau yang belakang diketahui adalah potongan rumput. DIa lalu menghisapnya seperti sedang merokok. Video berdurasi 12 menit itu dipajang dengan judul “Injil atau Quran, mana yang terbakar lebih baik?”. Video tersebut kini telah dihapus oleh pihak YouTube.

Stewart yang merupakan asisten penyelenggara kelompok bernama Ateis Brisbane, megnaku membuat video itu untuk menanggapi rencana pembakaran Quran oleh Jones di Florida. Dalam videonya, Stewart menganggap Injil dan Quran hanyalah sebuah buku, namun jadi perdebatan dan perselisihan yang tidak perlu.

“Ini hanyalah sebuah buku, siapa yang peduli? Keyakinanmulah yang terpenting. Sejujurnya, jika kau marah hanya karena soal buku ini, kau menganggap hidup ini terlalu serius,” ujarnya dalam video tersebut. Ia menganggap reaksi masyarakat dunia berlebihan.

Tentu saja tindakan Stewart langsung menuai kecaman dari berbagai kalangan, termasuk di antaranya presiden dari Asosiasi Islam Australia, Sheik Muhammad Wahid. Wahid menyerukan umat Muslim Australia untuk tetap tenang dan menyerahkan masalah ini ke pihak berwajib.

Akibat ulahnya, Stewart dipecat dari tempatnya berkerja di Universitas Teknologi Queensland (QUT). Pihak universitas menyatakan tidak bisa mentolerir perbuatan Stewart. “QUT sangat toleran terhadap semua agama dan tidak mendukung segala bentuk penghinaan terhadap simbol agama,” ujar rektor universitas, Carol Dickenson, pada sebuah pernyataan. Stewart dalam koran Australia, Courier Mail, membela dirinya dengan mengatakan bahwa itu hanyalah sebuah lelucon.

Sumber : vivanews/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami