Langkah-Langkah SBY Menyelesaikan Tragedi HKBP Bekasi Part I

Nasional / 13 September 2010

Kalangan Sendiri

Langkah-Langkah SBY Menyelesaikan Tragedi HKBP Bekasi Part I

Lestari99 Official Writer
4149

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat apresiasi publik karena sikapnya yang berani menuntut ketegasan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama menindak pelaku Al Qur’an di Florida, AS, lewat surat dan pidato resmi.

Dalam konferensi pers di halaman tengah Istana Kepresidenan pada Jumat (10/9) lalu, Presiden yang didampingi oleh tokoh lintas agama dan partai politik secara tegas mengatakan rencana pembakaran Al Qur’an dapat mengancam keamanan dan perdamaian dunia.

"Kami beserta semua pemuka agama di Indonesia tanpa pengecualian, mempunyai komitmen kuat untuk terus hidup dalam kedamaian antar sesama umat beragama. Namun saat ini dunia internasional tengah dalam ancaman bahaya dengan rencana Terry Jones yang menyampaikan ke publik bahwa dirinya akan membakar kitab suci Al Qur’an," tegas SBY dalam pidatonya.

SBY meminta pemerintah dan masyarakat di AS untuk bisa mencegah tindakan yang dinilai tidak bermoral tersebut. Karena bisa merusak kerukunan antar umat beragama di dunia.

Tidak sampai di situ, selain mengirim surat kepada Presiden AS Barrack Hussein Obama, Presiden Yudhoyono juga telah berbicara langsung dengan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon terkait rencana pembakaran Alquran.

Dalam pidatonya SBY begitu indah merangkai kata-kata bagaimana Indonesia memperjuangkan terciptanya kerukunan antar umat beragama di dunia. Namun ketika terjadi penusukan terhadap penatua HKBP Pondok Timur Indah, Presiden SBY terlihat tidak berdaya menangani permasalahan toleransi beragama di negaranya sendiri.

Ketika tragedi penusukan terjadi pada hari Minggu (12/9) pukul 08.40 WIB di depan Masjid Al Mughiya, Bekasi Timur, peristiwa ini langsung menghebohkan kalangan Kristen di twitter. Namun tak ada sedikitpun tanggapan SBY terlontar di hari pertama tragedi berdarah ini. Tidak tanggapnya SBY atas kasus berdarah ini sempat menjadi bahan kecaman di jejaring sosial twitter.

Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari, Senin (13/9), melihat sikap diskriminatif yang sama dari SBY. Eva menyatakan konflik antar umat beragama mulai dari kasus kekerasan terhadap jemaah Ahmadiyah, penutupan gereja di berbagai daerah hingga penganiayaan disertai penusukan terhadap jemaat HKBP Bekasi harus pula mendapat perhatian besar dari SBY.

Eva menyarankan agar Presiden SBY menyikapi persoalan penganiayaan jemaat HKBP dengan serius sehingga tidak ada kesan diskriminatif.

“Jangan semut di ujung sana kelihatan, tapi gajah di pelupuk mata tak terlihat. SBY harus turun langsung menginstruksikan penuntasan dan mengawasi sendiri perkembangan kasus penusukan tersebut. Lebih bagus kalau SBY datang menjenguk. Aktivis ICW, Tama S Langkun yang menjadi korban penganiayaan orang tak dikenal saja dapat kehormatan, kenapa seorang pendeta tidak,” tandas Eva.

Sebagai seorang pemimpin yang baru saja menyerukan perdamaian kerukunan umat beragama di dunia, sudah sewajarnya jika banyak pihak mengharapkan SBY melakukan tindakan tegas serupa terhadap kasus penusukan pendeta yang jelas-jelas menodai UUD 45 dan Pancasila yang menjadi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Apalagi kasus ini telah mendapat perhatian dunia karena dilaporkan juga oleh New York Times.

Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami