Pertobatan Sang Gigolo Pemuas Wanita

Family / 9 September 2010

Kalangan Sendiri

Pertobatan Sang Gigolo Pemuas Wanita

Tammy Official Writer
23672
Aldo kecil sudah hidup dengan dunia kenakalan, ajaran sesat membawanya terjerumus dan mengenal kehidupan seks bebas.

"Saya pernah nonton film blue sewaktu kecil karena saya melihat kakak-kakak saya menyimpan banyak film blue. Dan sewaktu mereka pergi ke kantor, saya menonton. Saya ambil filmnya sambil sembunyi-sembunyi saya menonton," Ronaldo mengisahkan bagaimana pertama kalinya ia mengenal pornografi.

Keingintahuan Aldo terhadap seks akan segera terjawab, dan kejadian hari itu menorehkan sejarah kelam di dalam lembaran kehidupan Aldo.

"Tiba-tiba dia tidur di samping saya, tangan saya diambil oleh dia. Mungkin waktu itu ia menggunakan tangan saya untuk meraba-raba, menyentuh anggota tubuhnya. Saya sampai terkaget, sebelum itu saya belum pernah memegang tubuh wanita. Akhirnya saya tahu bahwa tubuh wanita itu seperti begitu. Terus teringat-ingat dalam hidup saya," Ronaldo menerangkan bagaimana ia menyentuh tubuh wanita untuk pertama kalinya.

Pengalaman yang Aldo dapatkan membuat ia ingin mencicipi kembali kenikmatan yang pernah ia rasakan. Dan berawal dari ajakan sang supir yang mengajaknya ke sebuah tempat hiburan. Aldo mulai mengenal wanita malam.

"Mungkin malam itu ia kepengen mengajak saya, ingin mengasih tunjuk bahwa ada suatu tempat yang bisa minum, bisa cari cewek. Waktu itu saya tidak tahu tempat apa itu. Ada lagu-lagu dangdut, hangar-bingar, ada cewek-ceweknya... Saya tidak tahu tempat apa itu. Baru pertama kali seumur hidup saya, saya masuk kesitu. Dan waktu saya di dalam, ada seorang perempuan menarik saya. Saya ditarik ke kamar dan saya dilayani oleh dia. Disitu pertama kali saya ngerasain yang namanya berhubungan badan," kisah Ronaldo mengenai pengalaman pertamanya melakukan seks.

Semenjak itu Ronaldo tak pernah berhenti pergi ke panti pijat dan lokalisasi. Baginya ia harus berhubungan seks, karena baginya itu sudah menjadi kebutuhannya.

"Tanpa seks hidup saya tidak bisa. Saya bangga dengan apa yang ada di dalam diri saya bahwa... seks saya luar biasa. Saya bangga," Ronaldo menjadi kecanduan dengan seks.

Hingga dewasa, kebiasaan Aldo dengan seks semakin bertambah parah. Di sebuah kafe, tempat dimana Aldo bekerja, ia mulai mengenal narkoba dan kehidupan malam. Harga dirinya ia pertaruhkan demi mendapatkan barang haram tersebut.

Ronaldo Ririhena"Sambil bernyanyi, saya tebar pesona. Saya mencoba merayu cewek-cewek. Dan kita pun melakukannya suka sama suka. Dan jika saya sakaw, apalagi jika saya tidak ada uang. Saya akan menghubungi orang-orang. Saya bilang bahwa saya sedang tidak ada uang, jika ingin pakai saya boleh saja. Saya bahkan pernah digilir."

"Saya bertemu dengan ibu-ibu, wanita karir. Saya bertemu dengan wanita-wanita dari mancanegara, semenjak itu saya mulai pasang harga. Jika ingin bermain dengan saya, ada harganya, harus bayar. Disitu saya mulai menjual diri saya," Aldo mengisahkan pertama kali bagaimana ia menjadi gigolo.

"Saya sebenarnya mencari wanita bule. Karena saya senang nonton film BF, maka saya berpikir untuk mempraktikkannya dengan wanita bule atau jika tidak dengan wanita Jepang. Saya berpikir bahwa saya laki-laki, kok saya mesti bayar perempuan. Mestinya perempuan yang bayar saya karena saya muasin dia. Menurut orang kan jika laki-laki hebat di ranjang, seks pasti sudah hebat. Dan saya merasakan hebat. Pokoknya dalam hidup saya, sex is everything..." terang Aldo.

Namun di balik gelapnya kehidupan Aldo, sebagai lelaki ia menyimpan sesuatu yang tercabik-cabik. Bagaikan tombak yang menghujam jantungnya.

"Untuk perasaan saya sebagai seorang gigolo itu, saya sakit, saya merasakan malu. Dalam hati saya bertanya, apakah yang saya lakukan ini benar atau tidak. Tetapi yaitu, berjalan dengan waktu, semuanya itu mengalir saja. Tidak pernah ada yang namanya menyesal. Menyesal ya sekejab saja. Hari ini menyesal, besok, yang berbuat lagi," Aldo mengisahkan.

Bertahun-tahun lamanya Aldo terikat dan terjerumus akan kehidupan malam, penjaja seks, dan narkoba. Harga dirinya sebagai laki-laki hancur sudah. Di tempat itulah ia berkenalan dengan seorang wanita yang pada akhirnya menjadi istri Aldo.

"Ada pembukaan karaoke baru dan orang Korea tersebut meminta saya mengurusi cewek-ceweknya. Saya mau dijadikan manajer disitu, dan istri saya mau dijadikan mami disitu. Kita jual perempuan. Tiap malam itu, paling tidak 2-3 perempuan keluar. Dan kami mendapatkan uang dari situ," Aldo menceritakan ‘bisnis' baru yang ia geluti.

Uang yang mereka hasilkan selama ini tak mampu membawa kebahagiaan dalam rumah tangga mereka. Kesenangan yang mereka nikmati hanyalah sesaat.

Ronaldo mengisahkan tentang rumah tanggnya yang kerap panas, "Memang kehidupan rumah tangga kami sering rebut, karena kami sering mabuk bareng-bareng. Istri saya jika mabok tidak pernah kontrol. Jika sedang ribut, pasti istri saya suka minta untuk diceraikan."

Ina Ririhena, istrinya, mengakui bahwa permintaan untuk diceraikan itu adalah gertakan saja agar suaminya berubah. Tetapi ternyata sikap keras yang ia tunjukkan, dibalas semakin keras lagi oleh suaminya. Sehingga tidak ada titik temu.

"Suatu hari saya keluar rumah dan saya tidak pulang. Saya telepon istri saya, - hari ini juga gw akan ceraiin elo. - Sampai akhirnya dia menelepon saya, ‘Demi Tuhan elo mo ceraiin gw?,' Aldo mengisahkan. Istrinya bertanya apakah ia sudah tidak menyayangi dirinya lagi. Dan Aldo menjawab bahwa ia sudah tidak menyayangi istrinya lagi. Istrinya pun merasa hancur hati. Ia merasa gelisah dan kaget.

Ronaldo Ririhena - GigoloDalam kebingungan dan kesedihan yang mendalam, Ina mencari wajah Tuhan dengan sepenuh hatinya. Ia bertobat dari segala dosa dan kesia-siannya selama ini, dan menyadari bahwa hanya Tuhanlah yang sanggup menyelamatkan rumah tangga mereka.

"Untuk mempertahankan rumah tangga dan tidak ingin cerai, saya hanya punya satu jalan, doa dan puasa. Saya menyerahkan semua buat Tuhan, dan saya bilang ke Tuhan bahwa saya sudah di luar kemampuan saya. Saya hanya minta satu kepada Tuhan bahwa apa yang sudah disatukan Tuhan, tidak dapat dipisahkan manusia. Saya hanya minta bukti itu dari Tuhan," demikian pengharapan Ina kepada Tuhan mengenai rumah tangganya.

Keharmonisan keluarga mereka kembali Tuhan pulihkan. Suatu kejadian yang ia alami membuat Aldo mengambil sebuah keputusan yang siap mengubahkan hidupnya.

Pada suatu hari Aldo harus pergi menjumpai teman-temannya, dan sewaktu itu istrinya tidak pergi bekerja karena akan datang teman-temannya ke rumah. Aldo bilang biar istrinya saja yang menjumpai teman-teman yang akan datang ke rumah, lalu Aldo pun bergegas ke kamar mandi untuk mandi dan bersiap-siap keluar rumah.

Ketika mau mandi, dan menumpahkan air dari gayung pertama kali, Aldo mendengar suara yang lembut sekali yang mengatakan kepadanya, "Aldo, ale jangan keluar.Jika ale keluar, ale mati." Aldo terdiam dan bingung suara apa itu. Aldo mencari-cari di kamar mandi suara apa itu. Tidak mungkin suara setan, karena ia sendiri merasakan bahwa ia sendiri sudah terlalu bejat seperti setan. Masak setan menggangguin setan, menurutnya.

Ronaldo Ririhena - GigoloAkhirnya Aldo melanjutkan lagi, ketika ia menumpahkan air dari gayung kedua kalinya, suara itu lebih besar sedikit, "Kalau kamu keluar hari ini, kamu mati." Aldo terdiam lagi dan menaruh gayung itu dan duduk di kloset sambil terdiam bingung akan suara tersebut. "Apakah ini suara Tuhan?" pikir Aldo. Menurut Aldo itu tidak mungkin karena ia merasa bahwa dirinya kotor. Disitu titik awal Aldo bahwa ia merasa dirinya sendiri kotor. Ia merasa dirinya tidak ada apa-apanya, masak Tuhan ingin bicara dengan dirinya yang kotor. "Sudahlah, ini perasaan saya saja," Aldo menyimpulkan.

Lalu Aldo mengambil gayung ketiganya, suara itu tetap ada tetapi membesar dalam ruangan kamar mandi itu seakan-akan kamar mandi itu sudah mau meledak. Dan suara itu besar, tegas, tapi lembut. Tampaknya suara itu sudah tidak mau neko-neko lagi. Suara itu mengatakan, "Aldo... Kalau kamu pergi hari ini kamu akan mati!" Aldo terkaget, Aldo taruh gayung itu, ia mengambil handuk lalu membungkus badannya lalu ia keluar.

Lalu Aldo bertemu dengan rombongan teman-temannya yang akan datang ke rumah. Mereka itu adalah orang-orang yang dahulu kehidupannya sama seperti Aldo, berantakan dan kacau.

Dalam pembicaraan, salah seorang temannya mengatakan kepada Aldo, "Aldo, kamu siap terima Yesus? Kamu mau terima Tuhan hari ini?"

Aldo menjawab, ya.

"Ya, saya mau terima Tuhan. Saya mau berubah," Aldo memutuskan.

Lalu Aldo didoakan oleh teman-temannya. Dalam doanya, temannya berkata bahwa Tuhan mengasihi Aldo. "Kamu adalah anakku. Apapun masa lalumu, Tuhan mengasihi kamu."

Disitu Aldo diingatkan bahwa Tuhan bahwa masa lalunya adalah orang yang tidak benar, orang yang kotor. Tetapi disitu Aldo diingatkan Tuhan bahwa kita dibentuk Tuhan, kita diracik oleh Tuhan, kita disiapkan mulai dari kandungan ibu kita.

Ketika Aldo diingatkan Tuhan hal tersebut, Aldo menangis dan mengingat dirinya siapa sebelumnya. Tetapi Tuhan membenarkan dirinya, dan menguatkan ia...

Akhirnya Aldo dan istrinya meninggalkan dunia gelap yang selama ini mereka lakukan. Seperti musim dingin berganti musim semi, begitulah kehidupan Aldo yang telah berubah.

Ronaldo Ririhena - Gigolo"Setelah saya menerima Tuhan Yesus, harga diri saya yang dahulu jatuh, kehidupan saya yang dahulu sia-sia dan di bawah, telah diangkat Tuhan. Saya katakan kepada perempuan-perempuan yang bekerja kepada saya... Saya tahu bahwa saya jahat dan kejam pada mereka. Saya katakan bahwa apa yang kita alami bersama dahulu, itu tidak benar. Saya cuma katakan kepada mereka bahwa Tuhan mengasihi kalian, kalian harus sabar. Kalau kalian ingin hidup kalian dipulihkan, kalian harus bertobat," Aldo menceritakan bagaimana ia berpisah dari kehidupan gelapnya. (Kisah ini ditayangkan 9 September 2010 dalam acara Solusi Life di O'Chanel).

Sumber Kesaksian:
Ronaldo Ririhena

Ronaldo Ririhena - Gigolo

 
Sumber : V090227150154
Halaman :
1

Ikuti Kami