Gereja Florida Tutup Kuping Terhadap Kecaman Dunia Internasional

Nasional / 8 September 2010

Kalangan Sendiri

Gereja Florida Tutup Kuping Terhadap Kecaman Dunia Internasional

Lestari99 Official Writer
4337

Pastor Terry Jones, dari Dove World Outreach Center, menegaskan akan tetap membakar kitab suci agama Islam, Al Qur’an ke dalam api unggun untuk memperingati serangan 11 September. Meskipun jemaatnya tidak lebih dari 50 orang, namun rencana gereja di Gainesville, Florida itu telah menarik perhatian seluruh dunia, termasuk tentangan melalui demonstrasi di Afghanistan dan Indonesia.

Jenderal David Petraneus, panglima AS di Afghanistan, mengatakan aksi itu dapat menimbulkan masalah tidak hanya di Kabul, Afghanistan, tapi di semua tempat di seluruh dunia. Nyawa serdadu Amerika di Afghanistan akan terancam jika rencana tersebut tetap dijalankan.

“Aksi ini jelas merupakan alasan yang akan digunakan oleh Taliban dan bisa menimbulkan masalah yang besar. Aksi itu akan membahayakan pasukan dan juga membahayakan semua usaha perdamaian yang telah kami tempuh selama ini,” ujar Jenderal Petraeus dalam sebuah pernyataan di media AS.

Jenderal Petraeus memimpin pasukan NATO yang berjumlah sekitar 150.000 orang untuk menghadapi perlawanan Taliban. Sementara itu Letnan Jenderal William Caldwell, komandan misi pelatihan NATO di Afghanistan, mengatakan rencana pembakaran kitab suci sudah menimbulkan kontroversi dan keprihatinan.

Kedutaan Besar AS di Kabul sudah mengeluarkan pernyataan yang mengutuk rencana gereja Gainesville, Florida, yang tidak berafiliasi dengan gereja lain. Negara-negara Muslim dan anggota Nato telah mengecam rencana pembakaran gereja tersebut. Pimpinan Nato Fogh Rasmussen mengecam rencana tersebut, dan mengatakan kepada wartawan bahwa membakar Al Qur’an melanggar ‘nilai-nilai’ persekutuan militer Nato.

Vatican dan pemerintah Presiden Obama juga menyatakan kekuatiran atas rencana membakar Al-Qur’an. Juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs mengatakan hari Selasa (7/9) bahwa segala jenis kegiatan yang bisa membahayakan pasukan AS pasti menjadi keprihatinan.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan rencana gereja tersebut “merendahkan dan memalukan”. Sementara itu, Jaksa Agung AS, Eric Holder, menyebut gagasan itu “idiot dan berbahaya”.

Sebuah kelompok lintas agama yang melibatkan pemuka Kristen, Katolik Roma, Yahudi dan Muslim yang bertemu di Washington hari Selasa (7/9) mengutuk rencana itu sebagai pelanggaran nilai-nilai Amerika dan Injil.

“Saya mendengar banyak warga Amerika muslim menyatakan mereka belum pernah merasakan resah atau seterancam ini di Amerika sejak 11 September,” ujar Inggris Mattson, presiden Islamic Society of North America.

Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), awal Agustus lalu, sudah mengeluarkan pernyataan yang mengecam rencana gereja pimpinan Pastor Jones.

“Kami tentu saja menghargai kebebasan berekspresi di Amerika sebagai bagian dari hak asasi manusia. Tetapi di sisi lain kami melihat ini sebagai kebebasan yang kebablasan,” ujar Sekretaris Jenderal PGI Gomar Gultom kala itu.

Namun dalam pernyataannya di harian Wall Street Journal, Pastor Terry Jones, mengatakan AS harus menyampaikan pesan yang jelas kepada elemen radikal Islam.

“Kita tidak lagi dikendalikan dan didominasi oleh ketakutan dan ancaman,” ujarnya dengan tegas.

Dr Jones, penulis buku berjudul Islam is of the Devil, mengatakan dia memahami kekuatiran umum yang timbul atas rencana aksinya, tapi sudah tiba “waktunya bagi Amerika untuk berhenti minta maaf atas aksi kami dan tunduk kepada raja-raja”.

Dalam situsnya mereke menyebut Islam sebagai agama yang “keras dan menekan” dan pada akhirnya tulisan ini memicu protes dari sejumlah kalangan.

Pendeta lain dari gereja yang sama mengatakan bahwa jemaat gereja ini berniat membakar ratusan salinan Al Qur’an pada Sabtu malam (11/9) yang bertepatan dengan ulang tahun kesembilan serangan 9/11, dan tidak menghiraukan perintah pemerintah kota untuk tidak menggelar api unggun di udara terbuka.

Demonstrasi menentang aksi ini terus berlangsung di berbagai tempat. Di Kabul pada hari Senin (6/9) lalu sekitar 500 demonstran meneriakkan yel-yel “Hidup Islam” dan “Mampuslah Amerika” sambil membakar boneka Terry Jones. Ribuan warga muslim di Indonesia menghadiri unjuk rasa pekan lalu di Jakarta dan juga beberapa kota lain di negeri ini.

Sangat disayangkan aksi segelintir orang yang mengaku Kristen tapi mengabaikan Hukum kasih sebagai Hukum yang terutama dan pertama di dalam ajaran Kristen dapat memicu pertumpahan darah yang meluas di seluruh dunia. Segala sesuatu dapat diuji dari buahnya, dan aksi Pastor Terry Jones ini yang menyimpang dari kebenaran Injil jelas tidak akan mendatangkan kebaikan sama sekali bagi semua orang selain membangkitkan kebencian dan memicu kekerasan.

Sumber : bbc
Halaman :
1

Ikuti Kami