Jam Raksasa Mekah Menantang Zona Waktu GMT

Nasional / 12 August 2010

Kalangan Sendiri

Jam Raksasa Mekah Menantang Zona Waktu GMT

Lois Official Writer
4324

Lebih dari satu abad lamanya, penunjuk waktu yang berada di puncak bukit London tenggara, dikenal sebagai pusat waktu di dunia dan penunjuk waktu resmi untuk memulai waktu setiap harinya. Penunjuk waktu ini bernama GMT. Saat ini, supremasi dari Greenwich Mean Time (GMT) ditantang oleh jam raksasa yang dibangun di Mekah, dimana 1.5 milyar penduduk Muslim dapat memakainya sebagai waktu mereka.

Jam tersebut akan mulai berdetik sejak hari Kamis nanti dan diletakkan di puncak Royal Mecca Clock Tower dimana kota suci umat Islam berada. Di sana juga akan ada hotel, tempat berbelanja / mall, dan balai pertemuan.

Jam tersebut terdiri dari empat muka dengan diameter bangunan sekitar 46 meter dan akan memakai 2 juga lampu LED dengan tulisan Arab yang dibaca ‘Dengan nama Allah’. Jam tersebut akan memakai Arabia Standart Time dimana waktunya tiga jam lebih dahulu dari GMT.

Atapnya dibuat berkilauan, dengan puncaknya bergambarkan bulan sabit, lambang agama Islam. Bangunan raksasanya sendiri akan berdiri hampir 610 meter tingginya, hal ini akan menjadikannya bangunan tertinggi kedua di dunia. Sebagai perbandingan, Big Ben hanya berdiameter sekitar 7 meter dan tingginya lebih dari 96 meter.

Penduduk Mekah akan diingatkan jam-jam berdoa ketika 21.000 lampu berwarna hijau dan putih dimainkan, kekuatan lampu ini akan dapat terlihat sampai 18 mil jauhnya, yang akan menyala lima kali setiap harinya. Selain itu, mereka juga berharap bahwa Mekah akan menggantikan Greenwich Observatory sebagai ‘pusat yang benar di bumi’.

Sejak 125 tahun yang lalu, komunitas internasional sudah menerima GMT sebagai waktu awal dunia memulai hari baru. Standar waktu ini diperlukan untuk mengorganisasi perjalanan maupun komunikasi yang berlangsung antar negara yang berbeda waktunya. Bagi dunia Islam, ide ini terlihat seperti kolonial anarkis.

Mohammed al-Arkubi, manager salah satu hotel di kompleks jam itu berdiri, mengatakan, ”Menaruh waktu Mekah di depan muka Greenwich Mean Time adalah tujuannya.” Menurut Yusuf al-Qaradawi, seorang pemuka Mesir dalam dunia Islam, mengatakan bahwa Mekah mempunyai hak lebih besar daripada London karena berada dalam ‘jajaran yang sempurna dengan magnetik utara’.

Klaim ini yang mengatakan bahwa kota kudus tersebut adalah ‘zona tanpa magnetik’ didukung oleh beberapa ilmuwan Arab seperti Abdel-Baset al-Sayyed dari Egyptian National Research Centre. “Itu sebabnya mengapa ketika seseorang datang ke Mekah untuk tinggal di sana, dia dapat hidup lebih lama, lebih sehat, dan hanya dipengaruhi oleh sedikit gravitasi bumi,” katanya, “Anda akan diisi dengan energi.”

Ilmuwan Barat sendiri menentang anggapan itu dan mengatakan bahwa magnetik Kutub Utara adalah fakta nyata membentuk garis bujur yang melewati Kanada, Amerika, Mexico, dan Antartika.

Sumber : telegraph/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami