Nasional / 24 June 2010

Kalangan Sendiri

"I Do" Pun Dapat Digunakan untuk Perceraian

Lois Official Writer
2730

Perayaan perceraian diprakarsai oleh seorang salesman, Hiroki Terai setahun yang lalu, dimana dia membuat ‘rumah perceraian’ di daerah terpencil di Tokyo. Sejak saat itu, sudah ada 25 pasangan yang membayar 55.000 yen atau sekitar 6 juta agar dapat merayakan perceraian dengan segala kemegahan dan keagungan seperti sebuah pernikahan yang mengumumkan berakhirnya pernikahan mereka sebelum akhirnya mereka secara hukum membuat sah perceraian mereka tersebut.

Pasangan yang ingin bercerai tersebut, mengatakan “I Do” atau “Saya bersedia” dalam acara puncak perayaan tersebut untuk mengakhiri hubungan mereka, sama seperti perayaan pernikahan.

Pasangan yang paling terakhir saat ini, menamai diri mereka Bapak dan Ibu Fujii, bertemu dekat Kuil Sensoji di area kuno Asakusa Tokyo dan mengendarai rikshaw ke rumah perceraian tersebut. Banyaknya perceraian, menyebabkan ada sekitar 900 permintaan untuk pelayanan rumah ini.

“Dengan mengakhiri hubungan kami, kami ingin memberikan kepada diri kami sendiri suatu awal yang lebih segar dan memberikan kehidupan kami untuk diperbaharui,” kata Bapak Fujii menjelaskan, seorang wiraswasta berumur 33 tahun, memberitahu kepada Reuters. Istrinya sendiri, ketika menyaksikan cincin pernikahan mereka dihancurkan, mengatakan bahwa dia sangat senang.

Terai, yang mempercayai dirinya sebagai pionir dalam bidang ‘perencana perayaan perceraian’ bisa menemukan ide ini setelah dia melihat temannya yang bercerai dengan perasaan pahit dan dia ingin membangkitkan semangat temannya tersebut. Tirai akan mengekspansi usahanya ini di Seoul, Korea.

Perceraian di Jepang terus meningkat dari tahun ke tahun, kebanyakan karena masalah ekonomi. Terai berkata, “Saya memulai perayaan ini pada bulan April tahun lalu dengan harapan bahwa ada jalan yang lebih positif untuk mengakhiri sebuah pernikahan dan mereka dapat memperbaharui hidup mereka.”

Sungguh aneh tapi nyata, kalimat “I Do” yang dipakai waktu mereka bersatu menjadi suatu senjata yang memisahkan hubungan dari pasangan suami istri. Padahal ketika manusia dipersatukan oleh Tuhan, tidak dapat diceraikan oleh manusia apalagi merayakan perceraian tersebut.

Sumber : reuters/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami