Tidak Ada Wanita, Pria dan Bebek pun Jadi

Family / 23 June 2010

Kalangan Sendiri

Tidak Ada Wanita, Pria dan Bebek pun Jadi

Lois Official Writer
49503

Athanasius yang biasa dipanggil Pipi, mempunyai kehidupan seks yang sangat liar. Sebuah hubungan seks yang sangat menjijikkan terus dilakukannya. “Saya merasa seperti orang yang sudah tidak punya akal. Memang saya merasa ada yang aneh dalam diri saya. Sebenarnya saya ini normal nggak, kok saya nafsu dengan laki-laki? Tapi kebiasaan itu waktu itu sepertinya tidak bisa saya lewatkan. Setiap kali ada bencong yang menggoda saya, saya langsung berpikir ‘Wah, ini bisa diajak nge-seks nih!’ “demikian pernyataan Pipi tentang masa lalunya yang begitu aneh.

Sepertinya akal sehat hilang dalam dirinya, Pipi terus larut dalam dunianya. Perbuatan brutalpun dia lakukan demi menuntaskan nafsu birahinya. Bila sedang berhubungan seks dengan seorang wanita, perlakuan Pipi begitu kasar. Dengan kejam, dia mencekik wanita tersebut.

Baginya itulah kenikmatan yang bisa dia nikmati bisa sedang berhubungan intim dengan wanita. Bahkan, dia juga melakukan hal seperti itu kepada bencong yang dihampirinya dan apalagi juga kepada binatang.

Kegilaan Pipi semakin menjadi-jadi, bahkan sang pacar pun diperlakukannya kasar. Sang pacar yang tidak melakukan hubungan badan sebelum menikah, dipaksa olehnya. Dia mencekik dan memukul sang pacar lalu kemudian pakaiannya dilucuti. “Saya ditendang dari jarak satu dua meter di dada saya, sampai saya pingsan pun pernah saya alami.” Kisah Murhaeni, istri Athanasius yang waktu itu menjadi pacarnya.

Murhaeni saat itu sampai tidak bisa bernafas, pikiran sudah melayang kemana-mana akibat kekerasan yang terjadi pada dirinya, dan juga penglihatannya sudah tidak jelas. Setelah melakukan hubungan badan, Pipi malah kadang memarahi pacarnya, walaupun rasa bersalah terkadang muncul dalam dirinya, tapi sikap Pipi masih belum berubah juga.

Perbuatan itu dia lakukan beberapa kali dan setiap kali selalu dia perlakukan pacarnya dengan kasar. Setelah beberapa kali kejadian seperti itu terjadi, akhirnya Murhaeni berani mempertanyakan, “Kenapa setiap kali berhubungan kamu kasar? Sebelumnya tidak pernah saya tanya, tapi sekarang saya tanya kenapa?”

Akhirnya Athanasius alias Pipi mengungkapkan jawabannya, “Karena saya benci wanita.” Ternyata, perilaku kasar Pipi terjadi akibat perlakuan yang dia terima dari mamanya. Pipi akhirnya menceritakan kehidupannya dulu dengan mamanya. Karena tidak bisa bertindak kasar kepada mamanya, itulah akhirnya yang menjadikan Pipi kasar kepada wanita.

Masa kecil Pipi termasuk masa kecil yang tidak menyenangkan. Ayahnya sudah meninggal, dan ibunya kerja di suatu klub malam. Jadi, kehidupan Pipi seperti tidak pernah mengenal kasih. Apalagi hampir setiap malam, Pipi dipukuli oleh mamanya. Jadi, benar-benar tidak ada rasa sayang.

Jika Pipi minta makan maka bukan makanan yang diberikan tapi malah pukulan. Mamanya yang setiap malam bekerja, merasa capek jika pagi harus menyiapkan makanan buat anaknya. Itulah yang menyebabkan sang ibu tega memukuli anaknya yang menangis minta makan.

“Itulah yang benar-benar membuat saya merasa ‘sakit’ dengan mama. Saya merasa sangat kecewa juga. Ini mama atau bukan?” Kejadian itulah yang membekas dalam hati Pipi sehingga dia membawa masa lalunya yang kelam dalam kehidupannya sekarang. Bahkan setelah menikah, Pipi tetap memperlakukan istrinya dengan ganas.

Murhaeni menganggap bila dia menikah, maka Pipi akan berubah. Namun, perubahan Pipi justru ke arah yang lebih negatif lagi. Pipi memukuli Murhaeni dengan tidak tanggung-tanggung, bahkan sampai berdarah-darah. Dia melempar semua benda yang ada di dekatnya ke arah istrinya dan menggunakan kata-kata kotor untuk memarahinya.

Bila Murhaeni tidak mau berhubungan intim dengannya, maka Pipi akan selalu menuduhnya ‘main’ dengan pria lain. Padahal Murhaeni tidak pernah melakukan hal seperti itu, karena dia selalu ada di rumah. Hal ini menjadi salah satu alasan yang membuatnya ingin meninggalkan Pipi.

Suatu hari, mama Pipi berkunjung ke rumah mereka. Saat itu, hati Pipi dipenuhi dengan kebencian karena ingatan tentang masa lalunya. Pipi minum banyak sekali saat itu dan ketika dia melihat mamanya, dia mencekik mamanya. Dia sudah bertekad untuk membunuh mamanya saat itu juga.

“Kalau mama nggak mati, saya nggak senang. Jadi saya harus membuat dia mati. Pikiran saya saat itu hanya bunuh, bunuh, dan bunuh. Orang seperti ini nggak bisa didiam-in, kalau tidak dia akan menyakiti semua orang.”

Mama Pipi saat itu benar-benar ketakutan melihat anaknya yang begitu kalap dan berlaku kasar kepadanya. Murhaeni mencoba menghentikannya dan akhirnya Pipi bisa tenang duduk dan diam. Mama Pipi pun segera lari dari rumah anaknya dan Pipi duduk termenung sendirian. Dia mulai berpikir, kenapa dia bisa melakukan hal seperti itu kepada mamanya.

Di tengah situasi seperti itu, tiba-tiba terdengar suara yang berkata, “Ampuni mama…”. Mendengar suara itu, Pipi percaya bahwa itu adalah suara Tuhan. Walaupun begitu, Pipi merasa berat sekali untuk mengampuni mamanya. Sempat terpikir dalam pikirannya bahwa mengampuni mamanya adalah suatu hal yang bodoh. Buat apa dia mengampuni orang yang telah menyakitinya?

Kebencian itu dipertahankan oleh Pipi dan tetap mengeraskan hatinya, namun kebencian itu tidak pernah membuatnya puas. Suatu hari, ketika dia sedang mabuk-mabukkan, dia mulai bertanya kepada dirinya sendiri. ‘Hidup ini mau ngapain lagi ya? Kok rasanya hidup ini tidak punya arti ya, kok begini-begini saja, tidak punya tujuan?’

Di saat itulah sang istri menghampirinya dan bertanya, “Pi, memang kamu mau hidup kamu begitu terus? Hidup nggak jelas…” perkataan istrinya itu yang akhirnya berdengung dan menghujam hatinya dan dia menjadi sadar akan hidupnya selama ini. Beberapa hari setelah pembicaraan itu, Pipi mulai berpikiran untuk bertobat, ingin kehidupannya berubah.

Pipi akhirnya berjanji kepada Tuhan, kalau dia diberikan anak laki-laki, dia akan bertobat. Tuhan begitu baik, pada tahun 2006 istrinya melahirkan bayi laki-laki baginya. Di situlah dia mulai percaya bahwa Tuhan itu ada. Dia menangis, “Engkau baik..” ungkapan hatinya saat itu berkata kepada Tuhan.

Saat itu seperti ada bisikan di dalam hati Pipi, “Inilah anak perjanjian itu…”. Teringat akan janjinya, Pipi memutuskan untuk membenahi dirinya lewat bantuan seorang temannya. Pada waktu temannya bilang, “Ayo kita ke gereja…” perasaan Pipi jadi begitu tersentuh dan merasakan sukacita yang luar biasa.

“Kapan lagi saya mempunyai kesempatan untuk mengenal Tuhan? Untuk deket sama Tuhan. Waktu itu saya bilang, kalau saya punya anak laki-laki saya mau dia mengenal Tuhan. Tapi bagaimana dia bisa mengenal Tuhan jika saya tidak bertobat lebih dahulu?”

Lewat sebuah proses selama setahun, Pipi akhirnya memutuskan untuk mengikuti sebuah seminar. Saat selesai seminar, dia dihadapkan kembali dengan mamanya. Di situ dia diminta untuk mengampuni mamanya. Mamanya pun meminta ampun kepadanya untuk semua perbuatan yang telah ia lakukan. Akhirnya, Pipi bisa memberikan pengampunan dan memeluk mamanya.

Kebencian yang disimpannya selama bertahun-tahun telah sirna, bahkan hubungan seks menyimpang yang dia lakukan selama ini sudah tidak dia lakukan lagi dan ditinggalkan. Sekarang dia hidup bahagia dengan keluarganya. Dia diberikan hikmat oleh Tuhan bagaimana menjalani kehidupan keluarga bahagia dengan mamanya, istri dan anak-anaknya.

Sampai hari ini, hubungannya dengan mamanya benar-benar baik. Barulah dia rasakan kasih sayang seorang ibu dan baru menyadari bahwa mamanya memang sayang kepadanya. Sekarang hubungan mereka seperti teman, mereka saling bercanda.

“Saya merasakan benar kasih Tuhan itu kepada saya. Yesus itu sungguh peduli pada saya dan Yesus itu hidup. Bagi saya, Dia itu Tuhan yang benar-benar luar biasa bagi saya. Bahkan saya bisa bilang kalau Tuhan itu tidak ada kecuali Yesus.” Demikian Athanasius mengakhiri kisahnya dengan bahagia. Semua berkat Yesus.

Saat Anda memiliki akar kepahitan, segeralah membereskannya, karena kalau tidak hidup Anda akan makin terpuruk dan tidak bahagia. Jadikan Yesus sebagai panutan yang harus Anda contoh. (Kisah ini diceritakan dalam tayangan Solusi Life di O Channel pada tanggal 23 Juni 2010)

Sumber Kesaksian :
Athanasius dan Murhaeni

Sumber : V100524152217
Halaman :
1

Ikuti Kami