Ryan, Bocah Cilik yang Menerima Kesembuhan Dari Tuhan

Family / 7 June 2010

Kalangan Sendiri

Ryan, Bocah Cilik yang Menerima Kesembuhan Dari Tuhan

Budhi Marpaung Official Writer
8013

Kevin tidak pernah menyangka anaknya yang berusia enam tahun bernama Ryan jatuh dari lantai 2 dan tertancap di pagar. Keadaan yang kritis membuat Kevin dan istri berharap terjadi mukjizat pada Ryan.

Pagi itu, Kevin dan isterinya sedang berkumpul dengan anak-anaknya di rumah. Kevin bersama istri dan anak pertama sedang bercengkrama di dalam kamar, sedangkan Ryan dan adiknya berada di teras lantai atas.

Pada saat asyik bermain, Ryan yang melihat pembantu keluarga mereka sedang keluar rumah naik ke atas tiang kecil yang ada di sela-sela tembok rumah mereka dan melambaikan tangan ke pembantu mereka itu. Hilang keseimbangan, ia pun jatuh. Belum sampai ke tanah,  Kepalanya tersangkut pada pintu gerbang rumah.

Mengetahui ada kegaduhan di luar rumah, Kevin pun keluar rumah. Betapa kagetnya, anak sulungnya sudah tergantung di atas gerbang rumah. Ia pun mencoba melepaskan kepala Ryan  yang tertancap pada gerbang rumah. Usaha pertama gagal, lalu pada saat kali kedua ia pun berhasil melepaskan anaknya.

Sambil memegang kepala Ryan yang sudah dipenuhi banyak darah, Kevin pun menyuruh Susi, Istrinya untuk mengambil kunci mobil yang ada di dalam rumah. Mungkin karena panik, istrinya tidak dapat menemukannya. Seorang tetangga yang melihat kejadian tersebut pun mendatangi Kevin dan memberi tumpangan mobil ke rumah sakit.

Dalam perjalanan menuju rumah sakit, batin Kevin bergolak. Ia merasa dirinya akan kehilangan buah hati sulungnya dan ia pun akhirnya berdoa kepada Tuhan. Dalam doanya, ia mengatakan, ‘Tuhan saya tidak mau kehilangan Ryan, Tuhan selamatkan dia.’

Sesampainya di rumah sakit, bagaikan orang gila, Kevin berteriak-teriak meminta pihak rumah sakit untuk memberi pertolongan segera kepada anaknya yang sedang dalam kondisi lemah. Sementara, Susi Handayani, istrinya yang juga histeris, berada di belakang mengikutinya.

Susi yang begitu terpukul melihat keadaan anaknya menangis sejadi-jadinya di dalam rumah sakit sampai-sampai ia pun tidak diperbolehkan suster berada di ruangan UGD, tempat anaknya ketika itu ditangani. Walaupun berada di luar, ia tidak lupa berdoa kepada Tuhan, meminta keselamatan jiwa anaknya. Bahkan saat dokter sedang lewat, ia tanpa segan memeluk mereka dan memohon agar Ryan dapat disembuhkan. Namun, para dokter tersebut hanya berkata, ‘Tetap berdoa ya bu kepada Tuhan, kami akan menjalankan tugas kami sebaik mungkin untuk menolong anak ibu.”

Penanganan di rumah sakit tersebut pun berhasil dengan baik, tetapi kondisi Ryan masih sangatlah kritis karena para dokter yang ada disana hanya bisa memberikan pertolongan pertama kepada buah hati Kevin dan Susi tersebut. Ryan pun akhirnya dirujuk ke rumah sakit lain untuk mendapatkan tindakan operasi.

Susi melihat anaknya sangat menderita dan dia terus berusaha agar anaknya hidup, tak henti-hentinya dia berharap. “Tidak henti-hentinya saya tuh berbisik di telinga Ryan, ‘Ryan, ayo kita berdoa. Ryan pasti kuat. Ryan merintih-rintih, ‘Aduh, aduh ma sakit’. Iya Ryan memang sakit, tapi Ryan harus sabar. Ryan harus percaya bahwa Tuhan Yesus pasti bantu.’ Saya memberi keyakinan kepada Ryan meskipun hati saya saat itu sedang hancur. Meskipun hati saya sebenarnya sudah takut sekali kehilangan Ryan,” kata Susi dengan wajah berlinang air mata.

Akhirnya, Kevin dan Susi menemui dokter dan siap untuk menerima diagnosa dokter mengenai penderitaan Ryan seumur hidup.

“Kami menduga yang terkena adalah pembuluh darab balik atau vena yang besar di otak. Lalu kemi jelaskan kepada keluarga bahwa ini mempunyai resiko kematian baik ia dioperasi ataupun tidak. Bahkan jikalau Ryan akhirnya selamat dari operasi itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu pertama, daerah yang terkena adalah daerah penglihatan. Jadi kalaupun tertolong, pasien dapat mengalami gangguan penglihatan. Kemungkinan pasien tidak bisa melihat. Tergantung lokasinya di sebelah kiri atau kanan. Karena luka yang dialami Ryan ada di sebelah kiri, kemungkinan Ryan mempunyai masalah penglihatan di sebelah kanannya,” terang dr. Taufan Budi S, SpBS, dokter Spesialis Bedah Syaraf yang menangani permasalahan Ryan.

“Ini ada pergumulan. Saya merasa Tuhan tidak adil sama saya. Jadi, hati saya ada kontradiksi. Satu, minta tolong Tuhan untuk sembuhkan Ryan, Satu, menyalahkan Tuhan, ‘Kok begini ya Tuhan,” tutur Kevin.

Dalam kepasrahannya, Kevin dan susi menandatangi surat pernyataan dari Dokter yang menyatakan kesediaan mereka untuk Ryan dioperasi, walaupun konsekuensinya adalah kematian. Dan waktu operasi itu pun akhirnya tiba. Ryan, anak mereka, dibawa masuk ke meja operasi.  

Waktu berlalu terasa begitu lamban bagi Kevin dan istrinya. Tak henti-hentinya pertanyaan tersirat dalam benak Kevin dan Susi, ‘Apakah Ryan akan hidup atau mati’. Seorang dokter keluar dari ruang operasi dan dengan sigap kedua suami istri ini mendatangi dokter bersangkutan.

Betapa bahagia Kevin dan Susi ketika mengetahui bahwa operasi anak mereka berjalan dengan lancar dan sukses. Lutut mereka terasa kaku dan mereka pun berlutut kepada Tuhan. Ucapan syukur mereka berikan kepada Tuhan yang telah menjawab doa-doa mereka selama ini.  “Betapa syukurnya saya sama Tuhan karena Tuhan mendengar doa yang sudah begitu mati-matian saya doakan,” ungkap Kevin.

Dan setelah selama 14 hari Ryan mendapatkan perawatan intensif pasca operasi, Ryan diperbolehkan pulang oleh dokter. Namun bagaimana dengan keadaan matanya?

“Perkembangannya sangatlah menggembirakan karena setiap hari kami mengamati sepertinya tidak terjadi apa yang ditakutkan bahwa dia kehilangan bidang penglihatan kanannya. Karena setiap tahun, pada saat tanggal kejadian, kami selalu mengontrol ke dokter,” aku suami dari Susi Handayani tersebut.  

“Kalau secara klinis, kita lihat matanya pergerakannya baik. Bahkan secara awam saja kita minta Ryan main game, ia bisa main dengan baik. Namun, untuk memastikan saya pun memberikan rujukan keluarga untuk dibawa Ryan ke spesialis mata anak. Syukur, hasilnya bagus dan tidak diketemukan ada gangguan apa-apa,” jelas dr. Taufan Budi S, SpBS.

“Sekarang saya sudah sembuh. Tuhan Yesus yang sembuhin saya,” kata Ryan.

“Tuhan Yesus sudah menunjukkan kuasa-Nya dengan menyembuhkan Ryan secara total, tanpa efek samping apa-apa,” ujar Kevin Christian menutup kesaksiannya.

(Kisah ini ditayangkan 07 Juni 2010 dalam acara Solusi Life di O’Channel.)

Sumber Kesaksian:
Kevin Christian
Sumber : V090609170521
Halaman :
1

Ikuti Kami