Indonesia Jadi Sorotan Karena Balita Merokok

Serba-Serbi Sehat / 30 May 2010

Kalangan Sendiri

Indonesia Jadi Sorotan Karena Balita Merokok

Puji Astuti Official Writer
6291

Dunia digegerkan dengan beredarnya video seorang balita yang merokok dan berkata-kata kotor di situs YouTube. Balita tersebut bernama Ardi Rizal asal Musi, Banyuasin, Sumatra Selatan.

Ardi bukanlah balita pertama yang ditemukan kecanduan rokok, sebelumnya seorang balita asal Malang yang berinisial SW baru saja selesai ditangani kasusnya dan berhasil lepas dari kecanduan rokoknya.

Dalam berita yang dirilis oleh Associate Press di tuliskan bahwa Ardi telah merokok sejak berusia 18 bulan serta menghabiskan 40 batang rokok dalam sehari.

Sang ibu kuatir bahwa rokok dapat mempengaruhi kesehatan Ardi, namun ayahnya berkeras bahwa anaknya baik-baik saja dan tetap sehat sekalipun merokok.

Orang tua Ardi akan diselidiki demikian menurut Heru Kasidi dari Departemen Perlindungan Anak. Kasus serupa di banyak negara  termasuk dalam kategori penganiayaan anak, namun untuk di Indonesia sepertinya belum ada kejelasan dengan tindakan pembiaran dari orang tua sehingga anaknya yang masih balita bisa menjadi kecanduan rokok.

Indonesia dianggap satu-satunya Negara di Asia Tenggara yang belum menandatangani Kerangka kerja Konvensi Pengendalian Tembakau dan sangat peraturan yang memuat hal ini sangat lemah. Hal tersebut menjadikan Indonesia jadi sasaran empuk perusahaan-perusahaan rokok yang menargetkan anak muda melalui iklan dan sponsorship acara.

Penyanyi asal AS Kelly Clarkson menolak sponsorship dari perusahaan rokok untuk konsernya pada April lalu setelah di protes oleh grup anti merokok yang menganggapnya mendukung para penggemarnya yang masih muda untuk merokok jika menerima sponsor dari produk rokok.

Menurut para aktivis anti-rokok, Indonesia merupakan surga bagi industry rokok yang terus mengembangkan produknya dengan agresif untuk menjangkau 240 juta jiwa tanpa ada aturan yang bisa mengendalikan mereka.

Sekalipun pemerintah telah menaikan cukai rokok, namun harga rokok di Indonesia tergolong sangat murah di bandingkan yang beredar di dunia internasional. Bahkan berdasarkan penelitian, banyak keluarga miskin menghabiskan uang lebih banyak untuk membeli rokok dari pada untuk buku atau pendidikan.

Dengan mencuatnya kasus balita merokok ini di dunia internasional, semoga pemerintah Indonesia segera bertindak membenahi aturan dalam penanganan tembakau dan rokok. Apa jadinya generasi penerus bangsa ini jika anak usia baru belasan bulan saja sudah kecanduan merokok. Mari kita bersatu untuk menyerukan pembatasan rokok dan tembakau!

Sumber : Yahoo.com
Halaman :
1

Ikuti Kami