Uskup Agung Kritisi Larangan Memakai Salib di Tempat Kerja

Internasional / 6 April 2010

Kalangan Sendiri

Uskup Agung Kritisi Larangan Memakai Salib di Tempat Kerja

Budhi Marpaung Official Writer
5234

Pemimpin Gereja Inggris meminta umat Kristiani untuk tidak memberikan reaksi berlebihan terhadap larangan memakai salib di tempat kerja.

Pada satu kasus, Shirley Chaplin, seorang perawat Kristiani, diminta untuk melepas crucifix miliknya. Dia menolaknya dan mengatakan bahwa hal tersebut "melanggar imannya." Saat ini, ia sedang mengajukan tuntutan kepada Rumah Sakit Royal Devon dan Exeter NHS, tempat kerjanya selama ini.

Uskup Agung Canterbury Rowan Williams menyebut kasus Shirley sebagai contoh dari campuran "aneh, jijik dan takut" terhadap Kekristenan. Ia mengatakan orang-orang beriman seharusnya mempertahankan "gambar yang lebih besar" di dalam pikiran mereka.

"Apakah Allah yang kita lihat di salib adalah Allah yang hidup yang telah melalui dan melampaui segala hal-hal yang mengerikan serta yang memberikan rahmat-Nya, pembaharuan, dan hidup? Atau apakah itu adalah Allah yang memberikan ancaman kepada kehidupan masyarakat?" tanya Williams ketika berbicara di Katedral Canterbury.

"Bagi orang Kristiaini, membuat salib tak terlihat adalah sama halnya dengan menyebarkan kasih Allah yang dalam itu dapat dirasakan manusia yang belum mengenal-Nya juga," tambahnya.

The Telegraph London melaporkan Williams ingin orang-orang Kristiani di Inggris untuk melihat bahwa masih ada orang-orang beriman yang mengalami penganiayaan lebih besar daripada yang mereka alami seperti di Nigeria dan Irak.

Memakai atau tidak memakai simbol-simbol kekristenan seperti kalung salib, baju dengan ayat-ayat Kristiani bukanlah ukuran kesetiaan seseorang kepada Tuhan Yesus. Menjalankan segala perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan menyebarkan kasih-Nya melalui perbuatan sehari-hari kepada setiap orang adalah bukti bahwa kita betul-betul umat-Nya.

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami