David Novak, Habiskan Masa Kecil di Taman Trailer

Entrepreneurship / 18 February 2010

Kalangan Sendiri

David Novak, Habiskan Masa Kecil di Taman Trailer

Budhi Marpaung Official Writer
3690

Hidup dalam segala kemudahan adalah dambaan hampir seluruh manusia di muka bumi ini. Baik mereka yang tinggal di kota-kota besar atau kecil, semuanya menginginkan apa yang mereka butuhkan dapat terpenuhi. Namun, diantara banyak orang yang menginginkan hal-hal yang mengenakkan tersebut, mungkin hanya beberapa yang mau merasakan hal-hal yang menyakitkan.

Salah satu orang sukses yang berhasil melewati masa-masa sulit dalam fase hidupnya adalah David Novak, CEO Yum! Perusahaan yang mengelola bisnis restoran terbesar di dunia seperti KFC, Pizza HUT, Taco Bell, Long John Silver, dan A&W. Masa kecil David dihabiskannya di tiga puluh dua taman di dua puluh tiga negara bagian Amerika Serikat.

Beranjak dewasa dan dituntut memiliki pekerjaan, pria yang kini berusia 56 tahun itu memulai karirnya dengan menjadi pekerja rendahan sebagai copywriter di sebuah perusahaan periklanan. Untuk apa yang ia kerjakan ketika itu dihargai dengan upah sebesar $7.200/tahun.

Semangat untuk maju membuat David menjadi seorang yang selalu maksimal dalam melakukan tugas yang diberikan perusahaan kepadanya. Perlahan tapi pasti, karirnya semakin hari semakin bersinar sampai pada tahun 2002, ia diberikan tanggung jawab untuk menjadi pimpinan tertinggi di Yum! Brands Inc.

Di tangannya, perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan itu terus menerus meneguk keuntungan yang besar. Atas keberhasilannya itu, David sering diundang dalam pertemuan-pertemuan formal maupun non-formal untuk mengajarkan mengenai manajeman atau kiat-kita sukses dalam berbisnis.

Dalam satu tayangan talkshow yang disiarkan oleh salah satu televisi swasta di Amerika Serikat, ia memberikan nasihat mengenai bagaimana membuat perbedaan besar dalam kehidupan dan bisnis. Berikut nasihatnya:

1. Selalu tepat ukuran. Jangan mendongak atau menunduk-selalu lihat lurus ke depan. Selalu bersikap sederhana. Perlakukan CEO sama seperti petugas yang menjalankan lift.

2. Hindari penyamarataan. Orang yang dahulu hidup dalam keadaan miskin belum tentu ketika ia dewasa akan menjadi orang yang tidak berguna. Tidak sedikit orang seperti ini justru membawa perubahan besar ketika ia dewasa dan menjadi seorang profesional atau pengusaha.

3. Ciptakan budaya hadiah dan pengakuan. Tidak peduli apakah Anda berurusan dengan eksekutif ternama atau dengan seseorang yang disuruh-suruh di restoran, jangan pernah meremehkan kekuatan pujian kepada seseorang bahwa ia telah melakukan pekerjaan yang baik.

Tak ada yang aneh dengan konsep itu. Anda tidak harus belajar di sekolah bisnis untuk mengetahuinya, dan tahukah Anda David tak pernah mengenyam pendidikan di sekolah bisnis. Namun, prinsip-prinsip yang ia katakan diatas memiliki potensi memberi ketajaman pada bisnis.

Sumber : berbagai sumber/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami