Kekristenan Di Bhutan Tetap Berada Di Bawah Tanah

Internasional / 28 January 2010

Kalangan Sendiri

Kekristenan Di Bhutan Tetap Berada Di Bawah Tanah

Daniel Official Writer
7259

Di Bhutan, sebuah negara yang terpencil dan terisolasi di sebelah selatan Himalaya yang dikenal sebagai ‘The Land of the Tunder Dragon', segala sesuatu kelihatannya bernuansa agama Budha. Sebagian besar penduduknya di negara yang diapit oleh India dan China ini menggunakan baju nasional dan semua bangunan terlihat seperti biara-biara Budha.

Sama sekali tidak terlihat tanda-tanda orang Kristen, tetapi mereka sebenarnya ada di sana. Diperkirakan ada sekitar 3.000 dan 6.000 orang Kristen. Dan mereka menjalani kehidupan Kristen mereka di bawah tanah, tanpa sebuah gedung gereja, tempat pemakaman Kristen atau toko-toko buku Kristen.

Bhutan yang berpenduduk lebih dari 670.000 jiwa, 75 persen beragama Budha dan sekitar 22 persen beragama Hindu, kebanyakan adalah penduduk asli Nepal. Kekaisaran penuh telah menjadi sistem pemerintahan Bhutan selama lebih dari 100 tahun, namun pada tahun 2008 Bhutan berubah menjadi kekaisaran demokrasi yang konstitusional, sesuai dengan keinginan Raja Bhutan Jigme Singye Wangchuck, yang memerintah dari tahun 1972 sampai tahun 2006.

Dua tahun sejak demokrasi ada di Druk Yul, ‘Dzongkha' ditetapkan sebagai bahasa nasional mereka. Namun hanya sedikit perubahan bagi orang Kristen. Jika ada sesuatu yang terbuka untuk kekristenan, hal tersebut diketahui dari siaran Kristen dalam surat kabar nasional, yang muncul setelah kelahiran demokrasi di Bhutan.

Seorang pendeta yang melayani di Bhutan mengatakan bahwa dia tidak pernah membayar orang untuk menjadi Kristen, mereka menjadi Kristen keluar dari kehendak bebas mereka. Ketika ditanya mengapa gereja tetap di bawah tanah, pendeta yang tidak mau disebut namanya tersebut mengatakan bahwa saat ini Bhutan sebenarnya masih sebuah kekaisaran tetapi akan ada waktunya mereka akan mendapatkan perlindungan keselamatan.

Menjawab pertanyaan apa yang terjadi jika pemerintah menemukan gereja bawah tanah mereka, dia mengakui sebelum tahun 2008 bersama dengan istrinya pernah ditahan karena kekristenan masih dilarang. Namun meskipun dibawah tekanan, orang Kristen di Bhutan tetap bertahan dan mengharapkan suatu masa depan yang lebih baik di Bhutan.

Sumber : cbn.com/dan
Halaman :
1

Ikuti Kami