Keluarga Kristiani di Inggris Kuatirkan Kebijakan Pemberian Pil KB

Internasional / 26 January 2010

Kalangan Sendiri

Keluarga Kristiani di Inggris Kuatirkan Kebijakan Pemberian Pil KB

Budhi Marpaung Official Writer
4620

Para orangtua di Inggris marah atas uji coba yang dilakukan pemerintah setempat dalam rangka mengontrol kelahiran di kalangan remaja.

Untuk diketahui bersama, negara asal pesepakbola teranyar David Beckham itu merupakan negara yang tingkat kehamilan remajanya tertinggi untuk kawasan Eropa. Sebagai respon terhadap permasalahan ini, pemerintah mengeluarkan kebijakan memberikan pil KB tanpa resep dokter kepada para gadis yang berumur di bawah 18 tahun.

Southwark dan Lambeth, dua daerah pusat kota di London dengan tingkat kehamilan remaja tertinggi, adalah yang pertama yang diuji. Jika dianggap berhasil, proyek bisa direalisasikan ke wilayah lain di Inggris.

Langkah ini juga sedang dipromosikan melalui iklan baik di media luar ruang maupun di media massa konvensional, tetapi hal ini mendapat kritik tajam dari para kritikus yang mengatakan bahwa belum ada bukti bahwa penyediaan pil KB di luar apotik akan mengurangi tingkat kehamilan remaja.

"Kami memiliki sejumlah masalah medis, tetapi secara umum program bermaksud baik ini hanya menciptakan iklim yang menyampaikan pesan kepada kaum muda bahwa Anda bisa berhubungan seks kapan saja karena itu adalah hal yang normal," ujar Dr Andrew Fergusson dari Christian Medical Fellowship. "Bukti dalam berbagai isu seperti ini menunjukkan bahwa gambaran kehamilan remaja akan benar-benar meningkat dan tidak dapat dikurangi."

Orangtua yang memiliki gadis-gadis remaja sangat prihatin akan adanya proyek contoh pemerintah Inggris ini, khususnya akan hak-hak mereka sebagai orang tua jika proyek ini diluncurkan secara nasional.

"Ini akan mengambil hak orang tua untuk menempatkan nilai-nilai yang baik dalam diri anak," kata salah seorang ayah yang tidak mau menyebutkan namanya.

Rachel Gardener yang tergabung dalam Christian youth abstinence organization Romance Academy menyatakan bahwa pihaknya sangat memfokuskan akan apa yang terjadi di Inggris, khususnya mengenai kehidupan remaja di negara itu. Berkenaan dengan adanya uji coba pemberian pil KB kepada para remaja yang dilakukan pemerintah setempat, ia menganggap bahwa hal itu akan menyampingkan peran orang tua dalam proses mengurangi kelahiran yang dilakukan para gadis remaja.

"Mereka memperkenalkan sebuah proyek yang menghilangkan campur tangan orang dewasa," katanya. "Saya pikir ada sebuah perasaan dimana setiap orang dewasa ingin terlibat dalam pembentukan moral orang-orang di bawah generasinya."

Romance Academy mendidik orang muda untuk tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. Gardener mengatakan pendekatan ini adalah cara terbaik untuk mengurangi tingkat kehamilan remaja yang tinggi.

"Kami sangat yakin bahwa pesan seks yang aman yang efektif itu perlu diajarkan pada waktu yang seharusnya remaja memang harus mengetahuinya dan di dalam forum hubungan yang aman juga, di sanalah kami masuk," jelasnya.

Southwark Primary Care Centre tidak bersedia untuk mengomentari sikap kontroversial yang mereka ambil terhadap kebijakan pemerintah ini, tetapi dalam sebuah pernyataan mereka mengatakan bahwa diperlukan pendekatan yang lebih bertanggung jawab terhadap fakta banyaknya gadis remaja di atas usia 16 tahun yang memang sedang aktif secara seksual.

Sementara itu, komunitas-komunitas Kristiani di Inggris mengaku kuatir juga dengan proyek percontohan yang sedang dilaksanakan pemerintah setempat. Menurut mereka, walaupun baru dilaksanakan di Lambeth dan Southwark, tetapi ada kemungkinan kebijakan itu akan berlaku secara nasional.

Untuk menghalangi terwujudnya rencana itu maka sebagian besar umat Kristiani disana akan melakukan kampanye melawan kebijakan memberikan pil KB tanpa resep dokter dan melarang para remaja mengambilnya ataupun mengonsumsinya.

Sumber : cbn.com/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami