7 Tanda Anak Anda Di-Bullying Di Sekolah

Parenting / 23 January 2010

Kalangan Sendiri

7 Tanda Anak Anda Di-Bullying Di Sekolah

Tammy Official Writer
3717
Putra-putri Anda menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah. Di sekolahan ia memasuki lingkaran pergaulannya. Tetapi entah mengapa ada hal-hal aneh dimana ia tidak terlihat bahagia dengan persekolahannya ketika ia pulang ke rumah.

Ada beberapa hal menjadi penyebab dimana anak Anda mungkin terlihat tidak begitu menikmati kegiatan belajar mengajarnya. Teman-temannya seharusnya membuatnya ia ceria! Tetapi untuk kembali ke sekolah pun setelah berlibur, terlihat ia ogah-ogahan.

Mungkin saja ia menjadi baha bulan-bulanan oleh teman-temannya. Entah dikasari dengan perkataan atau mungkin juga tindakan fisik. Berikut beberapa tanda yang bisa mengindikasikan bahwa anak Anda menjadi bahan olok-olok di sekolah:

1. Perubahan tiba-tiba ia menjadi tidak suka dengan hal-hal yang berhubungan dengan sekolah. Sebagai orang-tua, Anda tentu mengalami perubahan begitu cepat akan selera dan kegemaran orang muda. Tetapi jika sikap anak Anda sehubungan dengan sekolah tiba-tiba dan secara dramatis berubah menjadi lebih buruk, ini bisa mengindikasikan sebuah masalah yang memerlukan penyelidikan lebih jauh.

2. Ada luka-luka yang tak bisa dijelaskan. Anak-anak suka bermain-main saling menabrakkan tubuh mereka satu sama lain. Tetapi ada perbedaan antara bermain-main dengan mengalami kekerasan. Jika anak Anda mulai muncul dengan bekas cidera dan memar - yang ia sendiri tak bisa jelaskan - ini bisa menjadi bukti bahwa ia menjadi korban bullying.

3. Prestasi yang mulai menurun secara signifikan. Bayangkan mencoba untuk melewati hari kerja Anda mengetahui bahwa setiap 45 menit Anda harus melewati sejumlah ancaman, wajah-wajah yang mengintimidasi, dikasari secara fisik dan beberapa tindakan abuse lainnya. Itu akan membuat kita sulit untuk mengerjakan satu tugas di tangan, bukankah begitu? Itulah yang dialami oleh murid yang menjadi bahan bulan-bulanan. Dengan sebagai bentuk dari teror personal, bullying bukanlah mengenai lima menit abuse di lorong sekolah - itu mengenai membangun sebuah lingkungan yang dipenuhi rasa takut, penyesalan, dan was-was. Dan emosi-emosi itu dapat membawa ke perform akademik yang menurun.

4. Permintaan-permintaan terus-menerus untuk berada di rumah dikarenakan rasa sakit seperti sakit perut atau pusing yang tidak bisa dibuktikan. Penderitaan mental sering bisa dimanifestasikan sebagai ketidak-nyamanan fisik - stress bisa mengarah pada pusing dan rasa takut bisa mengarah kepada sakit perut yang begitu nyata. Ketika anak Anda mengatakan bahwa ia terlalu sakit untuk pergi ke sekolah, ini bisa saja benar - dan itu mungkin juga sebuah simptom rasa cemas.

\"75. Perubahan dari kebiasaan makan atau pola tidur. Efek-efek dari bullying tidak menghilang begitu sang pelaku pergi dari pandangan. Jika anak Anda mengalami perlakuan bulan-bulanan di sekolah, rasa sakit dan takut tidak lenyap begitu bel pulang berbunyi. Faktanya, bagi banyak pelaku yang tidak gaptek, akhir dari sekolah mungkin bisa menjadi tanda untuk dimulainya malam panjang dari cyber-bullying. Trauma bisa mempengaruhi kebiasaan makan (memicu hilangnya selera makan atau makin besarnya nafsu makan sebagai tanda-tanda untuk menghilangkan luka) dan bisa mengganggu pola tidur (hasilnya entah insomnia atau tidur berlebihan).

6. Perubahan di pola sosialnya, aktivitas dan teman-temannya. Masa remaja adalah waktu perubahan, maka tidak semua perilaku adalah simptom dari kesedihan. Tetapi jika anak-anak Anda tiba-tiba teman-teman, menarik diri dari aktifitas-aktifitas kesukaannya atau hilang minat pada hobinya, jika ini terjadi secara drastis ambillah waktu untuk sedikit menggali. Teman-temannya mungkin saja memperlakukan anak Anda sebagai bahan bullying, atau tindakan-tindakan bully mungkin menahan anak remaja Anda dari berpartisipasi untuk beberapa event-event sosial, olahraga atau sejumlah kegiatan. Sekali lagi, Anda tidak sekadar mencari perubahan-perubahan, tetapi untuk perubahan-perubahan yang tiba-tiba dan tidak bisa dijelaskan.

7. Mood yang berubah-ubah, lekas marah atau perubahan-perubahan emosi lainnya. Ya, itu bisa saja dikategorikan sebagai "perilaku tipikal remaja." Jangan lupa bahwa bullying adalah pengalaman traumatis, dan orang merespon trauma dengan berbagai cara - beberapa termasuk ekspresi tak langsung dari sebuah amarah yang ditekan.

Sumber : byparents-forparents.com
Halaman :
1

Ikuti Kami