Organisasi Kemanusiaan Berjuang Untuk Masuk Haiti

Internasional / 19 January 2010

Kalangan Sendiri

Organisasi Kemanusiaan Berjuang Untuk Masuk Haiti

Budhi Marpaung Official Writer
4201

Korban gempa Haiti semakin hari semakin bertambah banyak, namun bukan berarti pihak-pihak yang hendak memberikan bantuan bisa langsung begitu saja masuk ke negara itu. Salah satu bukti adalah masih banyak organisasi kemanusiaan yang belum diizinkan untuk masuk ke  ibukota negara, Port-au-Prince.

Salah satu saksi mata menyatakan bahwa apa yang terjadi di negara yang sempat dijajah Perancis tersebut tidak dapat dilukiskan oleh apapun. Namun, menurutnya situasi disana sangatlah hancur dan menyedihkan. Doa adalah hal yang tersisa yang dimiliki oleh masyarakat yang selamat dari gempa.

Diperkirakan ada tiga juta rakyat Haiti sangat memerlukan air dan makanan. PBB Program Pangan Dunia mengatakan gudang-gudangnya telah dijarah. Kejadian yang sepertinya sangat umum terjadi dalam situasi putus asa seperti itu.

Lembaga ini (Organisasi PBB Program Pangan Dunia, red) sekarang bekerja untuk mengumpulkan makanan bagi dua juta orang Haiti selama satu bulan.

Pasokan medis juga langka. Salah satu organisasi kemanusiaan yang bisa menembus birokrasi di Haiti, Doctors Without Borders, menyatakan pihaknya bisa mendapatkan beberapa perlengkapan dan kantong mayat ke negara itu, tetapi hal tersebut tidak dimungkinkan karena banyaknya pesawat yang mendarat di bandara Haiti.

"Kami hanya berusaha untuk masuk sekarang dan tetapi bandara ini rupanya penuh saat ini," kata Peter Stevenson, petugas pemadam kebakaran Greater Manchester, Inggris Raya.

Bandara nasional yang dimiliki Haiti sudah begitu padat. Pengendali Lalu lintas udara militer AS yang mengatur keluar masuk pesawat dari dan menuju Haiti sedang mengusahakan agar semua lalu lintas udara bergerak pada kecepatan yang tepat karena mereka menyadari bahwa setiap detik itu berharga.

"Kami hanya punya 72 jam atau lebih untuk benar-benar merawat luka-luka yang mengancam kehidupan, karena saat kita bicara orang mati setiap menit," kata Dr Scott Nelson dari Cure Internasional.

Tanpa pasokan obat-obatan maupun peralatan pengobatan, para dokter memanfaatkan tangan mereka untuk menyembuhkan mereka yang terluka.

 

"Untuk saat ini, pengobatan menggunakan metode penyembuhan luka, manajemen rasa sakit, pengendalian infeksi sambil menunggu bantuan dokter-dokter yang kompeten datang," kata Dr Richard besser, ABC News Kesehatan dan Kedokteran Senior Editor.

Di jalanan, para korban yang selamat mulai frustrasi. Mereka berkeliaran tanpa tahu tempat untuk didatangi dan makanan.

Kantor pemerintahan Haiti telah hancur, begitupun dengan kantor polisi yang sudah benar -benar lenyap. Palang Merah Haiti memperkirakan sedikitnya ada 50.000 orang mati.

Para korban yang selamat kebingungan karena tidak adanya tempat untuk menguburkan orang yang mereka kasihi dan sekarang mempertimbangkan untuk menggali kuburan massal.

Sementara itu, pencarian korban terus dilakukan mengingat masih ada orang-orang yang terjebak di reruntuhan. Setidaknya bila mengacu pada daftar orang yang dilaporkan hilang oleh kerabatnya maupun orang terdekatnya kepada pemerintah setempat.

Melihat kondisi Haiti yang begitu memprihatinkan, kalangan gereja di berbagai belahan dunia sepakat berdoa kepada Tuhan memohon agar rencana-Nya saja yang terjadi melalui peristiwa yang sangat menyedihkan tersebut.

Sebagai orang-orang percaya marilah kita mengambil hal yang sama dengan orang-orang percaya lainnya di dunia untuk berdoa bagi negara Haiti dan apabila digerakkan Tuhan untuk membantu dalam bentuk barang atau donasi, lakukanlah. Ketaatan yang kita lakukan akan membawa kita semakin mengenal siapakah Allah yang kita sembah itu.

Baca juga: Jawaban Kasih Untuk Korban Gempa Haiti 

Sumber : cbn.com/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami