Lagu Rohani dan Kaum Kulit Hitam AS

Internasional / 20 February 2009

Kalangan Sendiri

Lagu Rohani dan Kaum Kulit Hitam AS

Budhi Marpaung Official Writer
11744

Kaum kulit hitam Amerika Serikat dikenal sebagai kelompok masyarakat yang tidak pernah lepas dari hal-hal yang berhubungan musik. Beberapa aliran musik yang dikenal masyarakat di dunia pada umumnya diantaranya dibuat oleh orang-orang kaum hitam Amerika Serikat. Sebut saja, Jazz, R&B, Soul, merupakan aliran musik yang dibuat oleh kaum hitam yang dulunya merupakan para budak kaum kulit putih.

Selain aliran-aliran musik tersebut, musik Gospel merupakan salah satu musik yang tidak lepas dari campur tangan orang-orang kulit hitam AS. Sentuhan musik yang mereka bawakan sungguh tidak biasa. Diikutsertakannya sisi emosional dan ditampilkan dengan penuh ekspresi membuat lagu-lagu Gospel yang dibuat orang kulit hitam Amerika Serikat begitu enak didengar tidak hanya oleh orang-orang yang membawakan, tetapi orang yang mendengar dan mengikuti mereka.

Bulan Februari ini adalah bulan bersejarah bagi kaum kulit hitam Amerika Serikat karena bulan ini mengingatkan mereka akan kehidupan nenek moyang mereka yang hidup dalam perbudakan dahulu kala. Selama masa perbudakan, kaum kulit hitam menyanyikan lagu-lagu mengenai iman yang terus berlanjut menginspirasi keturunan mereka yang hidup pada masa sekarang ini.

"Saya tidak dapat bernyanyi tentang DIA kecuali saya sungguh mengasihi DIA seperti yang saya lakukan dan saya sangat mengasihi Tuhan," kata penyanyi gereja, Shirley Caesar kepada CBN News. "Karena saya mengasihi Tuhan, saya menemukan sukacita yang luar biasa ketika menyanyi tentang DIA.

Caesar yang dijuluki "ratu musik gospel" tidak sendiri. Lagu-lagu tentang iman dan pengakuan kepada Tuhan sangat dekat dengan banyak hati orang-orang Afrika-Amerika.

Lahirnya Musik Gospel

Musik gospel yang dibuat orang-orang berkulit hitam dipopulerkan pada sekitar tahun 1930-an. Orang yang mempulerkannya adalah anak seorang Pendeta gereja Baptis yang bernama Thomas Dorsey. Thomas Dorsey menggabungkan teriakan pada saat memuji dan kegairahan emosional dengan gaya kontemporer.

Jauh sebelum Thomas Dorsey mempopulerkan musik gospel ini, nenek moyang mereka (kaum kulit hitam, red) telah melakukannya yakni dengan bernyanyi mengenai hari-hari penantian kemerdekaan dan perbudakan.

Pada masa perbudakan, kaum Afrika-Amerika yang bekerja keras di perkebunan-perkebunan melihat penderitaan yang mereka alami seperti pengalaman mengikut Kristus yang mengalami banyak ujian hidup dan berdoa kepada Tuhan diberikan kekuatan. Hasilnya adalah munculnya iman di dalam diri mereka dalam masa-masa penderitaan. Iman yang mereka ekspresikan dengan sebuah lagu.

Dr.Carl Harris, seorang yang telah mempelajari masalah mengenai sisi spiritualitas pada kaum kulit hitam atau campuran AS mengatakan bahwa lagu-lagu rohani yang kaum/keturunan kulit hitam AS nyanyikan merupakan spritualitas negro atau lagu para budak.

"Ketika seorang datang dari Afrika, disini mereka tidak merasa ini seperti di rumah jadi mereka menggagas sebuah tempat yang lebih baik," ujar Harris, mendengar "Swing Low Sweet Chariot." "Coming for to carry me home" mungkin perasaan mereka ketika berada disini"

Menghubungkan Dengan Alkitab

Inspirasi lagu yang dibuat oleh para kaum kulit hitam pada masa perbudakan dulu (bahkan oleh keturunan mereka sekarang ini, red) tidak terlepas dari cerita-cerita yang ada di dalam Alkitab.

"Cerita-cerita mengenai Daniel, Musa, dan Yosua, semua ini mempunyai arti," kata Harris. "Jadi beberapa pengalaman rohani berasal dari pengalaman-pengalaman ini. mendengar tentang orang-orang ini yang merupakan seorang budak, mungkin mereka berkata saya akan bebas."

Lagu-lagu yang mereka ciptakan merupakan cara yang membantu mereka menemukan jalan kebebasan, jalan mereka keluar dari penderitaan sebagai budak. Harris menambahkan bahwa lagu-lagu yang diciptakan pada zaman tersebut digunakan sebagai jalan untuk menemukan jati diri mereka.

Akhir kata, warisan yang ditinggalkan oleh nenek moyang kaum kulit hitam AS bagi keturunan mereka adalah keberanian, iman dan kekuatan yang bersatu dalam sebuah harmoni lagu. Lagu yang mereka dapat nyanyikan sekarang ini tanpa rasa takut, tanpa mengalami penderitaan sebagai seorang budak; lagu orang-orang bebas.
Sumber : cbn.com/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami