Jadikan Hari Libur Waktu Intim Dengan Tuhan

Single / 22 December 2009

Kalangan Sendiri

Jadikan Hari Libur Waktu Intim Dengan Tuhan

Tammy Official Writer
4421
Itu selalu terjadi setiap tahun. Lautan dari para lajang dan yang tersakiti menemukan bahwa hari-hari libur hanya semakin menyakitkan dan menimbulkan perasaan terisolasi. Selagi banyak keluarga dan pasangan berkumpul dalam sebuah kebersamaan dan menciptakan kenangan-kenangan tak terlupakan, yang lainnya merasakan dinginnya suasana.

Tetapi ada rahasia lama yang telah terlupakan: Tuhanlah yang menciptakan hari-hari raya. Anda lihat, dari awalnya Tuhanlah yang pertama kali menciptakan Hari-hari raya spesial yang disebut "Feasts." Itu berarti mengambil waktu untuk berpuasa dari dunia dan menjalani hari raya dengan Tuhan. Mereka melakukan pembersihan pribadi, penyembahan intim, perayaan luar biasa akan ke-Mahabesar-an Tuhan. Mereka juga dinubuatkan mengenai kejadian-kejadian masa depan - beberapa telah terjadi, beberapa tidak - kejadian-kejadian yang akan menajamkan sejarah. Singkatnya, kejadian-kejadian ini secara komplet dan keseluruhan adalah mengenai mengetahui dan menghormati Pencipta kita yang luar biasa.

Tetapi hadirlah hari-hari libur. Banyak hari libur-hari libur yang sedang terjadi tampaknya atau sepertinya adalah mengenai perayaan kepada Tuhan, tetapi sebenarnya pada intinya, tidaklah begitu. Jika itu memang untuk Tuhan, mereka tidak akan kecewa pada akhirnya. Hari libur-hari libur buatan manusia itu berpusat pada orang-orang dan benda-benda - ingin bersama, tukar hadiah, dekorasi-dekorasi, kartu-kartu ucapan, romansa - dan itulah sebabnya mengapa mereka memiliki kapasitas untuk meninggalkan kita menginginkan sesuatu, kosong, terkecewakan, dan sendiri. Mereka didesain untuk menjadi mengenai kita - pesta-pesta kita, tradisi-tradisi kita, keluarga kita, kenangan-kenangan kita, bahkan ide-ide kita sendiri mengenai penyembahan.

Saya tidak mencoba untuk mengatakan bahwa adalah salah untuk memeluk tradisi-tradisi, atau untuk berkumpul sebagai keluarga, atau untuk merayakan hidup dan yang terkasih. Tetapi jika kita benar-benar ingin untuk mencari pemenuhan, perayaan, sukacita, dan kedamaian, kita yang harus kembali di tahun dimana jalan Tuhan mendirikan Hari-hari raya mengenai Dia, dan tidak mengenai kita. Ketika kita tak menaruh mata kita memandang pada daging, dan berfokus pada Yang Mahakudus, maka akan ada ruang untuk kekosongan, kesendirian, kekecewaan, atau keputusasaan. Kontrasnya, hari-hari itu akan menjadi perayaan bagi hati dan jiwa!

\"IntimacyDi masa kita, Tuhan tidak menginginkan kita untuk menjalani hari-hari raya-Nya sebagai ritual relijius lainnya. Dalam keterdiaman hati kita, atau mungkin saja di balik pintu baik apakah kita sendiri atau bersama keluarga kita, kita akan sekali lagi belajar mengenai makna-makna nubuatan sesungguhnya dan lalu menjalani hari-hari raya Tuhan, menjaga perayaan kita dengan murni dan sederhana mengenai Tuhan. Itu adalah salah satu jalan hebat untuk mulai memulihkan hati yang sendiri setiap harinya.

* Julie Ferwerda adalah penulis dari The Perfect Fit: piecing together true love, dan telah menulis publikasi-publikasi seperti Marriage Partnership, Focus on the Family, dan Discipleship Journal.


Sumber : crosswalk.com
Halaman :
1

Ikuti Kami