Kesaksian Dari Padang

Family / 27 November 2009

Kalangan Sendiri

Kesaksian Dari Padang

Daniel Official Writer
7014

30 September 2009, gempa berskala 7,9 richter yang menewaskan 1117 jiwa dan melukai ribuan orang lainnya. Namun di tengah-tengah kejadian yang mengerikan itu ada seorang pria, yang bernama Kaleb, selamat. Saat gempa terjadi dia sedang melihat DVD dan teman-temannya ada yang sedang masak, main laptop di dalam gedung gereja dimana dia dan teman-temannya tinggal. Ketika gempa terjadi mereka segera lari ke lantai 4 gedung gereja. Dari lantai 4 itu mereka melihat gedung-gedung naik dan mulai runtuh. Bahkan gedung-gedung di sekitar gereja mulai hancur. Mereka berada di sana sampai gempa berhenti. Pada waktu itu dia sudah pasrah seandainya gedung gereja yang dia tinggali hancur. Puji Tuhan perlindungan Tuhan nyata atas hidupnya.

 

Juga ada seorang wanita bernama Lenny, ketika gempa terjadi dia sedang berjualan di tokonya. Hari itu pengunjung sedang ramai  berbelanja karena banyak yang masih merayakan lebaran. Sehingga dia harus berada di dapur untuk mengoreng kripik balado yang menjadi usahanya.

Tiba-tiba dia merasa ada yg bergetar di atas rumahnya seperti suara pesawat terbang yang mau jatuh. Ketika  dia  menyadari bahwa itu adalah gempa dia segera berlari keluar dan berteriak kepada suaminya supaya memutuskan aliran listrik. Tetapi terlambat api sudah terlanjur melahap dapurnya. Begitu dapur terbakar, dia kebingungan mau berbuat apa. Keadaan menjadi tambah kacau karena telepon mati dan karena paniK, dia bahkan tidak bisa menekan nomor telepon temannya.

Kemudian dia segera berlari ke sebelah rumah untuk meminta bantuan ke tetangga sebelah dan meminjam tabung pemadamn kebakaran. Sampai ahirnya dia mendapatkan 7 buah tabung pemadam kebakaran. Sambil berteriak-teriak,"Tuhan tolong, Tuhan tolong!", dia berlari-lari membawa tabung pemadam kebakaran. Kemudian bersama tetangga-tetanganya, dia berusaha memadamkan api yang membakar dapurnya. Akhirnya api bisa dipadamkan. Saat itu sempat terpikir olehnya bahwa semuanya pasti sudah habis terbakar.Dia percaya kalau bukan Tuhan yang menolong pasti semuanya sudah habis terbakar baik rumah maupun usahanya.

Dia juga mengucap syukur karena Tuhan menjagai anaknya. Hari itu sebenarnya anaknya harus pergi les dan pulang jam 6 tetapi anaknya tiba-tiba minta dijemput jam setengah lima sore. Dia sempat marah karena anaknya karena minta dijemput sebelum waktunya pulang. Dia baru menyadari bahwa Tuhan sudah mengatur segala sesuatu sehingga anaknya bisa selamat karena tempat les anaknya banyak yang hancur. Jika Tuhan tidak menolongnya mungkin dia dan keluarganya  tidak selamat dari gempa tersebut.

Bagi Lenny maupun Kaleb, bencana bukanlah penghalang bagi mereka untuk membantu sesama mereka. Saat ini mereka terus membantu korban-korban lainnya di kota Padang. Mereka percaya bahwa Tuhan sedang mengerjakan yang terbaik dalam hidup mereka, juga untuk kota padang.

Halaman :
1

Ikuti Kami