Menyikapi Kekayaan Dengan Benar

Investment / 20 November 2009

Kalangan Sendiri

Menyikapi Kekayaan Dengan Benar

Puji Astuti Official Writer
3331

Kasih Allah adalah sesuatu yang mutlak dan tidak dapat diragukan. Dia sangat mengasihi manusia hingga direlakan Anak-Nya yang tunggal untuk mati di kayu salib demi menebus umat manusia. Dalam penebusan itu, dia karuniakan segala yang baik kepada kita umat tebusannya. Termasuk berkat materil atau kekayaan. Namun tidak disangkal lagi bahwa berkat seringkali  menjadi suatu halangan untuk memiliki hubungan intim dengan Allah.

Ketika kekayaan mengalir ke kantong kita, banyak pencobaan yang dialami. Apa saja tantangan tersebut dan bagaimana kita harus bersikap?

1. Kesombongan

Dalam Yakobus 1:9-10 menuliskan, "Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi, dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput. Orang-orang yang miskin hendaklah berbesar hati dan menyadari posisinya sebagai anak-anak Allah yang memiliki langit dan bumi. Kekayaan dalam Allah itulah kekayaan yang sejati, jadi jangan rendah diri. Dan bagi orang-orang yang kaya, hendaklah rendah hati dengan semua berkat dan kekayaan yang Allah percayakan padanya, karena semua itu hanya sementara. Sebab kehidupan di dunia ini bisa lenyap dalam sekejab saja.

2. Menaruh kepercayaan pada harta

Tuhan memperingatkan dengan keras untuk tidak menaruh kepercayaan pada harta kekayaan. Inilah yang Rasul Paulus katakan kepada Timotius, "Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati." (1 Timotius 6:17).

Tuhanlah sumber berkat itu, dan Dialah satu-satunya pribadi yang layak untuk dipercayai.

3. Tamak

Ketika kita dipercayakan kekayaan, fungsi kita sebagai orang percaya adalah saluran. Namun seringkali ketamakan mencobai kita untuk mengumpulkan, dan terus mengumpulkan seperti orang kaya yang bodoh. Rasul Paulus meminta Timotius untuk menasihati orang-orang kaya dalam 1 Timotius 6:18-19 agar orang-orang kaya agar suka memberi atau menjadi dermawan dan mengumpulkan harta sorgawi yang kekal.

Pada akhirnya, terlebih berkat memberi dari menerima. Itulah cara bagaimana menggunakan kekayaan dalam Kerajaan Allah. Kekayaan bukanlah untuk di kumpulkan namun untuk disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Inilah sebuah prinsip yang diterapkan oleh gereja mula-mula di jaman para Rasul, "Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan." (II Korintus 8:14).

Sumber : Adopt From Crown Financial Ministries
Halaman :
1

Ikuti Kami