Albania dan India Berebut Jasad Bunda Teresa

Nasional / 20 October 2009

Kalangan Sendiri

Albania dan India Berebut Jasad Bunda Teresa

Puji Astuti Official Writer
6485

"Saya berdarah Albania. Secara kewarganegaraan, saya orang India. Karena iman, saya seorang biarawati Katolik. Karena panggilan, saya menjadi milik dunia ini."

Demikian Bunda Teresa menggambarkan tentang dirinya pada tahun 1997, dia hidup dan bekerja di Kalkota (dulu di sebut Callcuta - red) sejak tahun 1931 hingga akhir hidupnya.

Namun kata-kata Bunda Teresa tersebut tidak bisa menyelesaikan sengketa diplomatik antara negara kelahirannya, Albania dan India dimana dia menghabiskan hidupnya. Masalah diplomatik ini adalah berkenaan dengan dirinya setelah kematian. Pemerintah Albania ingin agar jenazah Bunda Teresia bisa di pulangkan ke negerinya pada ulang tahun ke 100 Bunda Theresia pada tahun depan.

Perdana Menteri Albania, Sali Berisha mengatakan bahwa negaranya berencana untuk membuat sebuah museum untuk menghormati Bunda Teresa dan merencanakan sebuah acara peringatan khusus.

Selain itu Perdana Menteri Berisha mengatakan bahwa seharusnya Bunda Teresa dibaringkan di sisi kuburan ibu dan adiknya, di sebuah pemakaman  di ibukota Albania, Tirana.

Tetapi India sepertinya tidak sepaham dengan pendapat Perdana Menteri Albania tersebut.

"Bunda Teresa adalah warga negara India," demikian ungkap Vishnu Prakash, juru bicara Menteri Luar Negeri India.

Sekalipun Bunda Teresa datang sebagai orang asing, dia telah membuat negara yang diadopsinya ini menjadi berbeda. Di berbagai papan iklan dan booklet, kota Kolkata dengan bangga mengklaim bahwa Bunda Teresa adalah salah satu penduduknya yang paling terkenal. Dia adalah seorang Katolik yang taat yang menginspirasi jutaan orang miskin di bangsa itu, yang sebagian besar beragama Islam dan Hindu.

Saat ini Bunda Teresa di makamkan di halaman bangunan Missionaries of Charity di pusat Kolkata. Makan ini sering dikunjungi oleh penduduk dan juga turis asing. Banyak orang memenuhi jalan untuk antri masuk ke Rumah Bunda Teresa untuk menyatakan rasa hormat dan mendapatkan kekuatan dengan merasakan kehadirannya di tempat itu.

"Dia telah menjadi bagian dan sebuah paket dari kehidupan nasional kami," demikian kata Bapa Babu Joseph, juru bicara dari Konfrensi Pendeta Katolik India.

"Dia membangun sebuah ikatan yang kuat dengan India," tambahnya. "Orang-orang dari semua kelompok agama di sini menganggapnya bagian yang tidak dapat dicabut [dari India] dan oleh karena itu kami sangat ingin dia tetap berada di India."

Bunda Teresa lahir dengan nama Agnes Gonxha Bojaxhiu di Skopje, Macedonia-Albania pada 26 Agustus 1910. Kerja kerasnya di India untuk mengurangi penderitaan dan kemiskinan telah membuat mata dunia memandangnya sebagai wanita yang luar biasa. Dia menerima Nobel Perdamaian pada tahun 1979, dan meninggal di usia 87 tahun pada tahun 1997. Wanita biasa yang membuat karya luar biasa dan dipandang sebagai salah satu orang kudus ini, kini telah beristirahat dengan tenang di Sorga, namun jasadnya yang tersisa dibumi ini masih saja diperdebatkan akan diletakkan dimana.

Sumber : CNN
Halaman :
1

Ikuti Kami