Listen To Me Please…

Marriage / 25 September 2009

Kalangan Sendiri

Listen To Me Please…

Lestari99 Official Writer
8165

Bagi Anda para pria, jika Anda ingin membuat istri Anda merasa tidak dianggap, ditolak, kesepian, tidak dicintai, tidak dianggap penting, tidak aman, merasa jauh, marah dan depresi, hanya satu hal yang perlu Anda lakukan: jangan dengarkan istri Anda!

Kebanyakan wanita memang cerewet, sehingga mereka sering menggunakan kata-kata jika berhubungan dengan suami mereka. Seorang istri akan merasa dekat dengan suaminya jika ia dapat berbagi rasa bahagia, frustrasi, pengalaman dan pengamatan. Kata-kata merupakan kenyamanan yang ia dapatkan dan ekspresi dari garis amannya bersama Anda. Sepanjang seorang istri merasa suaminya dapat diajak berbicara, maka semuanya akan baik-baik saja.

Apabila sang suami tidak mendengarkan, bagi sang istri hal itu sama halnya dengan tamparan di wajah. Salah satu alasan yang paling sering saya dengar ketika seorang istri mengajukan cerai adalah, "Suami saya tidak mau mendengarkan saya, apalagi menanggapi saya dengan serius."

Berulangkali saya harus mendengar dari para wanita yang terluka dan frustrasi karena telah kehilangan suara mereka. Bukan karena mereka tidak pernah berbicara, tetapi karena suami-suami mereka tidak mau mendengarkan. Bagi seorang wanita, kehilangan suara itu seperti seorang pria yang kehilangan identitasnya. Ya, seorang wanita lebih dari sekedar kata-katanya, tetapi melalui suaranyalah ia menunjukkan hati dan jiwanya, dan memproyeksikan dirinya yang rentan dalam kehidupan nyata.

Secara umum, wanita adalah pendengar yang lebih baik daripada pria. Bukan berarti pria mengira mendengarkan itu tidak penting, hanya saja pria dan wanita cenderung mendengarkan dari sudut pandang yang berbeda. Kebanyakan pria secara alami adalah para pendengar yang selektif; mereka harus bekerja keras jika disuruh mendengarkan secara serius. Sebaliknya, wanita merupakan pendengar total. Mereka hanya perlu belajar berbicara dengan cara yang tepat agar dapat menolong suami mereka agar dapat mendengarkan dengan lebih baik. Apabila kedua pasangan bekerja sama dalam mendengarkan, hubungan mereka akan membaik.

Kadang-kadang bagian yang paling sulit untuk menolong seorang pria supaya ia mau mendengarkan adalah menarik perhatiannya. Pria merasa ia masih dapat mendengarkan istrinya sambil menonton televisi, membaca koran atau melakukan aktivitas lainnya. Bagi pria mendengar adalah sekedar mendengarkan kata-kata penting dan menangkap inti dari apa yang sedang diucapkan. Sedangkan bagi wanita, mendengar berarti mendengarkan setiap kata, karena setiap kata itu penting. Mendengarkan bagi seorang istri juga berarti mendengarkan apa yang tersirat di balik setiap kata-kata untuk menangkap emosi, kebutuhan, harapan dan arti yang sesungguhnya dari setiap kata-kata itu.

Kesulitan lainnya adalah pria cenderung mempunyai rentang perhatian yang lebih pendek jika mendengarkan istri mereka. Mereka hanya dapat fokus pada lima menit pertama. Seorang pria jika banyak diserang dengan kata-kata, mereka kerap kali akan kehilangan perhatian atau melamun, bosan, merasa stres, tidak tertarik, lupa awal pembicaraan yang sedang berlangsung, tidak memperhatikan detail yang dipaparkan, hanya dapat mendengarkan sebagian, bahkan terganggu oleh sesuatu yang sedang melintas di benak mereka. Tentu saja para suami tidak melakukan ini dengan sengaja untuk membuat jengkel istri mereka, tetapi begitulah kenyataannya.

Solusi yang bisa dijalankan adalah pada dua menit pertama, istri sebaiknya memenuhi pembicaraan dengan informasi yang paling penting. Dan suami dapat mengulang pokok-pokok utamanya ketika sang istri selesai berbicara. Dengan demikian, tak ada alasan bagi sang suami untuk tidak mendengarkan.

Kesulitan umum lainnya adalah pria hanya dapat membaca satu tingkatan komunikasi pada satu waktu. Sedangkan kebanyakan wanita berkomunikasi dengan sejumlah tingkatan berbeda dalam waktu bersamaan - melalui kata-kata, emosi, nada suara, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh. Pria perlu berusaha sedapat mungkin agar mereka betul-betul hadir ketika istri mereka berbicara - memperhatikan dan mendengarkan dengan seluruh keberadaan mereka. Seperti halnya pria memerlukan istri mereka agar menarik secara seksual, wanita juga memerlukan suami mereka agar menarik dalam bahasa lisan. Memang tidak mudah untuk fokus seratus persen, tetapi itu dapat dilakukan.

Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan dan tidak dilakukan untuk menjadi pendengar yang baik:

  1. Tataplah mata pasangan Anda ketika ia sedang berbicara.
  2. Bersihkan pikiran Anda dari berbagai gangguan.
  3. Lontarkan pertanyaan kepada diri Anda sendiri, "Apa yang hendak ia katakan?"
  4. Lakukan klarifikasi jika Anda tidak mengerti.
  5. Ulangi lagi apa yang Anda dengar.
  6. Berterimakasihlah kepada pasangan yang telah berbagi dengan Anda.
  7. Hindari untuk bersikap diam jika merasa tidak nyaman.
  8. Tetap memberikan perhatian meskipun Anda tidak suka dengan topik yang sedang dibicarakan.
  9. Jangan defensif atau bereaksi berlebihan.
  10. Berhati-hatilah untuk tidak memotong pembicaraan.

Dengan mendengarkan, pasangan dapat mengerti lebih baik satu sama lain. Raja Salomo dalam Amsal 12:15 berkata, ‘Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasehat, ia bijak'. Mendengarkan akan membuka pintu komunikasi, dan komunikasi akan mengantarkan pasangan pada kedekatan. Hal ini memang membutuhkan kerja keras tetapi layak untuk dilakukan.

Hal yang penting untuk diperhatikan bagi para suami: bagi sang istri, mendengarkan berarti, "Aku ingin kamu mendengarkan semua yang aku katakan, sekaligus emosi-emosi yang mengiringinya." Sedangkan bagi para istri, hal yang perlu untuk Anda perhatikan adalah sikap tidak perhatian suami berarti, "Kemampuanku untuk mendengarkan terbatas, karena itu bantulah aku untuk menangkap informasi yang paling penting.

Apabila salah satu pasangan menolak untuk mendengarkan, pernikahan akan menjadi gejolak. Tetapi jika Anda berdua mendengarkan, Anda akan menciptakan persahabatan yang akan menjadi oase di padang gurun yang sepi dan kering.

Sumber : Dr. Steve Stephens – Lost In Translation
Halaman :
1

Ikuti Kami