Dalam Setahun Gereja di Orissa Bangkit Kembali

Internasional / 26 August 2009

Kalangan Sendiri

Dalam Setahun Gereja di Orissa Bangkit Kembali

Lestari99 Official Writer
4339

Minggu ini tepat setahun berlalu ketika penganiayaan terburuk sepanjang sejarah India terjadi atas orang-orang Kristen di Orissa. Bagaimana pun juga, penyerangan dan penghancuran ratusan gereja dan dampak yang ditimbulkannya bagi ratusan ribu jiwa tidak dapat menghentikan pertumbuhan gereja di sana.

Musim panas tahun lalu, terjadi kekerasan massa yang menyebar begitu luas dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap orang Kristen setelah terjadinya peristiwa pembunuhan pemimpin Dewan Hindu Sedunia, Swami Saraswati.

Meskipun Maois mengaku bertanggungjawab atas pembunuhan itu, namun kaum Hindu militan menggunakannya sebagai alasan untuk menyerang orang Kristen di seluruh negara bagian India, membakar lebih dari 2.000 rumah orang Kristen, toko dan ratusan gereja.

Serangan awal yang berlangsung selama berminggu-minggu menyebabkan puluhan orang meninggal dunia, sebagian besar karena dibakar hidup-hidup, lebih dari 100.000 orang meninggalkan rumahnya, dan banyak di antara mereka yang belum bisa kembali ke rumahnya dan bertahan hidup di tenda-tenda.

Rev. Sudhakar Mondithoka adalah seorang pemimpin Kristen dari negara bagian Andhra Pradesh dan bekerja bersama-sama dengan orang-orang Kristen yang dianiaya di India. Beliau mengatakan alasan dari serangan terhadap pengikut Kristus di Orissa dan bagian lain dari negara itu adalah karena pertambahan orang Kristen yang mencapai dua kali lipat. Alasan lainnya adalah karena pertumbuhan gereja terutama di antara kalangan kaum Dalit - kasta terendah yang tak tersentuh di India.

Orissa adalah satu dari tujuh negara bagian di India yang memegang hukum anti perpindahan agama. Banyak pasal dalam hukum tersebut yang dibuat untuk mencegah orang Hindu masuk agama Kristen dan membatasi pertumbuhan dari gereja. Seringkali orang yang ketahuan berpindah agama dimasukkan ke dalam penjara, dianiaya dan diusir dari rumah mereka, bahkan dalam beberapa kasus dibunuh. Yang lainnya kembali memeluk agama Hindu karena takut akan serangan lanjutan terhadap mereka dan tak jarang segera mencari bantuan.

Sudharkar dan Shanti memberikan latihan kepemimpinan di Hyderabad Institute of Theology and Apologetics. Bagian dari pelayanan mereka adalah mengajar para pemimpin Kristen untuk memahami teologi alkitabiah mengenai penganiayaan dengan menggunakan buku yang berjudul "Dalam Bayang-Bayang Salib" terbitan Voice of the Martyrs oleh Glenn Penner. Membantu ribuan pengungsi remaja Kristen dari kekerasan harus tetap menjadi prioritas.

Terlepas dari semua itu, kekerasan yang ditujukan terhadap umat Kristen di Orissa, dengan hilangnya nyawa dan harta benda, tetap menimbulkan hal yang positif di baliknya.

Sumber : cbn.com / LEP
Halaman :
1

Ikuti Kami