Toleransi Beragama di Indonesia Diangkat Dalam Sebuah Buku

Internasional / 11 August 2009

Kalangan Sendiri

Toleransi Beragama di Indonesia Diangkat Dalam Sebuah Buku

Budhi Marpaung Official Writer
5324

Penerbit buku Al-Wasat Publishing House, Senin (10/8) kemarin meluncurkan sebuah buku yang berjudul "Kristen Muhammadiyah Konvergensi Muslim dan Kristen dalam Pendidikan". Mengambil tempat peluncuran di Gedung Muhammadiyah Jakarta, buku ini seperti menjadi sebuah yang menambah khazanah pemahaman di antara pemeluk kedua agama yang terbesar di Indonesia ini.

Buku yang merupakan hasil tulisan dua tokoh intelektual Muhammadiyah, Abdul Mu'ti dan Fajar Riza Ul Haq ini bercerita mengenai bagaimana lembaga pendidikan formal dapat menjadi pemersatu masyarakat. Isi buku ini pun mengangkat nilai-nilai toleransi beragama umat Kristiani dan muslim dimana penulis mengambil contoh adalah masyarakat di daerah timur Indonesia.

Sebagai contoh, di dalam buku tersebut diceritakan bagaimana SMA Muhammadiyah dapat berdiri tanpa ada gangguan di Ende yang mana penduduk di daerah tersebut mayoritas beragama Katolik. Menjadi menajubkan karena 2/3 dari siswa SMA berbasis agama Islam tersebut adalah Katolik. Pihak sekolah pun tidak mewajibkan siswanya yang non-Muslim memakai jilbab.

Suyanto, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional yang hadir dalam peluncuran tersebut menyatakan kemunculan buku ini sangatlah tepat. Menurut Suyanto, perkembangan ekstremisme dan terorisme yang mengarah kepada dunia islam harus diubah dan media terbaik untuk menyampaikannya adalah dalam sebuah tulisan.

Sementara itu, Bambang Pranowo melihat bahwa buku karya perpaduan mantan ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah dan direktur program Ma'arif Institute ini menepis paradigma Muhammadiyah yang puritan, tidak toleran dan tidak bersahabat dengan tradisi lokal.

Muhammadiyah yang mendapat sebutan puritan dari umat agama lain maupun di kaum muslim sendiri ternyata telah berintegrasi dengan lahirnya Muhammadiyah-Nahdlatul Ulama (MuNU) dan Marhaenisme-Muhammadiyah (Marmud). Dan saat ini bertambah satu lagi yakni Kristen-Muhammadiyah atau disingkat Krismuha yang artinya orang Kristen yang sangat memahami, menjiwai dan mendukung Muhammadiyah. Demikian pendapat Abdul Malik Fadjar, mantan Menteri Pendidikan Nasional pada Kabinet Gotong Royong menyikapi terbitnya buku dari dua tokoh penting organisasi besar Islam di Indonesia tersebut.

Apa yang dilakukan oleh Abdul Mu'ti dan Fajar Riza Ul Haq adalah sebuah hal yang bagus, namun tulisan di dalam sebuah buku hanyalah sebuah kumpulan kata-kata yang disusun dengan indah dan enak dibaca oleh orang. Menjadi pertanyaan, "Apakah buku ini dapat menggugah kesadaran bahwa masyarakat Indonesia adalah satu bangsa? Atau sebenarnya hanya sebuah kamuflase untuk memberikan citra positif agama Islam yang saat ini sering disangkut pautkan dengan aksi kekerasan?" Mungkin hanya Tuhan dan waktu yang berjalan yang akan menjawab.   

Sumber : christianpost.co.id/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami