Veronica Colondam: Hidup Berarti Untuk Orang Lain

Entrepreneurship / 7 August 2009

Kalangan Sendiri

Veronica Colondam: Hidup Berarti Untuk Orang Lain

Tammy Official Writer
7348
Mungkin saat ini tak banyak sosok perempuan yang sangat perduli dengan para anak muda yang mengalami persoalan, khususnya yang terpengaruh menggunakan narkoba dan sejenisnya dan memeranginya dengan cara-cara tertentu. Adalah Veronica Colondam, yang saat ini sangat aktif dalam memerangi peredaran dan penggunaan narkoba dikalangan anak muda di Indonesia dengan mendirikan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB).

Diakui perempuan yang akrab disapa Vera ini, keputusannya untuk mendirikan yayasan yang berhubungan dengan persoalan-persoalan para remaja ini berawal dari pencarian arti hidup yang sebenarnya. Pada saat itu sebenarnya ia telah memiliki segalanya, kehidupan mapan, seorang suami yang baik serta anak-anak yang lucu dan pintar.

Tetapi dalam hatinya kerap muncul banyak pertanyaan seputar tujuan hidup yang sebenarnya. "Secara pribadi, saya sangat bersyukur atas kehidupan saya. Tapi setelah berada di posisi nyaman seperti itu, saya merasa hidup saya belum lengkap" Ujar Vera.yang mengaku tumbuh dalam keluarga yang demokratis

Sejak masa sekolah dulu, alumni SMAK 1 Jakarta ini aktif di berbagai organisasi seperti OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) dan kegiatan-kegiatan lain. "Saya pikir, bodoh kalau saya tidak memaksimalkan segala potensi yang ada. Bakat, kemampuan ekonomi, waktu, dan semuanya. Buat saya, ini semacam hutang pada Tuhan," jelas Vera.

Segala hal tersebut membawa Vera terus mencari-cari arti kehidupan. Ikut berbagai kegiatan, dan belajar banyak ilmu. Sampai akhirnya, Vera menemukan jawaban bahwa hidup akan berarti jika bisa berbuat untuk orang lain.

Dalam pergumulannya itu, bulan Desember 1998 Vera akhirnya bertekad membantu suatu panti rehabilitasi milik salah satu yayasan di Cipayung. Awal 1999 Vera dan suaminya mengadakan survei untuk menemukan apa yang bisa diperbuat untuk membuat sebuah pusat rehabilitasi lebih profesional dan memiliki metode yang baik. Verapun memantapkan untuk berbuat sesuatu di bidang pencegahan. Apalagi saat itu belum ada satu lembagapun yang serius menangani pencegahan secara komprehensif.

Di samping menantang kreativitasnya, biaya program pencegahan lebih murah. "Hitung-hitungannya begini. Uang Rp 3 juta hanya bisa dipakai untuk merehabilitasi satu anak per bulan. Tapi jika digunakan untuk kampanye (pencegahan) bisa untuk 1.000 anak per bulan. Memang, soal efektivitas susah ditemukan jawabannya. Tapi yang jelas, efisien" papar perempuan kelahiran Februari 1972 ini

Dalam melaksanakan program-programnya, YCAB selalu berusaha tampil semenarik mungkin. Hal ini dilakukan agar target peserta yang berusia 12-19 tahun tidak bosan. Untuk itu, YCAB memakai musik, audio visual, atau olah raga. Para publik figur dari kalangan selebriti pun dilibatkan dalam program YCAB.

Tak heran jika yayasan ini dianugerahi berbagai penghargaan, baik ditingkat Nasional, maupun Internasional. Di antaranya Action Plan Award dari AUSAID, National Silver Award dari Badan Narkotika Nasional (BNN), UN-Vienna Civil Society Award yang diberikan oleh United Nations Office of Drug Control and Crime Prevention Vienna, Austria.

Veronica ColondamBachelor of Art in Mass Communication lulusan American University ini menambahkan bahwa perjalanan dalam membantu memecahkan persoalan bangsa, khususnya masalah narkoba dikalangan anak muda masih sangat panjang. "Yang penting mencoba berbuat yang terbaik, walau kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi pada diri kita selanjutnya," katanya berfilosofi.

Diminta pendapatnya tentang perkembangan perempuan di Indonesia saat ini, Vera, yang pernah bercita-cita menjadi dokter ini berujar, bahwa perempuan Indoonesia saat ini tengah mengalami perubahan yang signifikan, mulai dari karir, pola pikir dan persepsi tentang sebuah kegiatan.

"Rata-rata mereka mulai berfikir pentingnya pengetahuan untuk mengelola keluarga, agar menjadi lebih harmonis dan maju, mereka juga cenderung ingin menjadi perempuan yang lebih mandiri agar bisa lebih dihargai, baik oleh pasangannya maupun lingkungannya," jelas perempuan bertubuh mungil ini.

Sementara penilaiannya terhadap perempuan cantik, Vera berpendapat bahwa kecantikan seorang perempuan tak hanya bisa dinilai dari keadaan fisiknya semata, "Fisik tak akan pernah bisa menyembunyikan ketidak baikan hati seseorang, tetapi sebaliknya hati yang baik, ikhlas dan tulus, dengan sendirinya pasti akan bisa menutupi kekurangan fisik seorang perempuan, dengan begitu sangat jelas bahwa kecantikan perempuan lebih banyak dipengaruhi oleh hati, tindakan dan moral," imbuh Vera dengan bibir tersenyum.

Sumber : perempuan.com
Halaman :
1

Ikuti Kami