Pat Gelsinger: Anak Tuhan Yang Sukses Di Industri Komputer

Entrepreneurship / 24 July 2009

Kalangan Sendiri

Pat Gelsinger: Anak Tuhan Yang Sukses Di Industri Komputer

Tammy Official Writer
3111
Ron Smith, pria yang mewawancarai Pat Gelsinger untuk pekerjaan pertamanya di Intel selama sekitar dua dekade lalu, masih memiliki laporan yang ia tulis pada pemuda lancang berusia 18 tahun tersebut: "Pintar, arogan, agresif - ia akan cocok."

Selagi awalnya kualitas-kualitas tersebut yang meluncurkan karir Pat di Intel, produsen mikro prosesor terbesar di dunia tersebut, mereka telah membawanya nyaris mencapai posisi puncak.

Mengetahui Apa yang Saya Ingin Lakukan
"Pertama kalinya saya menyentuh sebuah komputer, saya mengetahui bahwa saya ingin berada di tengah-tengah komputer," ujar Pat.

Ketika Intel menawarkan dia sebuah pekerjaan untuk keluar dari kampus, Pat melompat ke dalam kesempatan tersebut. Dipekerjakan sebagai seorang teknisi, Pat kecewa ketika mempelajari pekerjaannya dasarnya terlibat sebagai penggali bagi para insinyur.

"Satu-satunya aspirasi karir yang saya miliki ketika saya memulai di Intel adalah menjadi insinyur mengatakan pada para teknisi apa yang harus dilakukan berlawanan dengan cara lain yang biasa dipakai."

Pat berencana untuk mencapai gol ini melalui pendidikan. Dua bulan setelah memulai di Intel, ia mulai bekerja pada gelar sarjananya sebagai tambahan dari pekerjaan penuh waktunya. Ia berencana untuk akhirnya menyelesaikan Master-nya dan juga gelar PhD-nya.

Pertanyaan-pertanyaan Sulit
Bagaimanapun, rencana Pat untuk menaklukkan Intel entah bagaimana keluar dari jalurnya ketika ia bertemu Linda yang akan menjadi istrinya di masa depannya. Sisi lebihnya, perasaan Pat pada Linda, seorang Kristiani yang setia, menyebabkan ia untuk bertanya beberapa pertanyaan sulit mengenai gaya hidupnya. Meskipun ia mengklaim sebagai seorang percaya, gaya hidupnya menunjukkan kisah yang berbeda. Pat akhirnya menyadari bahwa sudah waktunya ia serius dengan imannya, dan pada 1980, ia mengkomitmenkan hidupnya pada Tuhan. Tetapi bahkan sebelum ia dan Linda mendiskusikan pernikahan, Linda sudah didiagnosa dengan pertumbuhan serius pada sistem reproduksinya. Kecuali jika ia tidak memiliki anak secepatnya, ia tidak akan bisa memiliki anak sama sekali. Ketika ia menyampaikan kabar tersebut kepada Pat, ia menjadi hancur. Tetapi ia memutuskan bahwa itu adalah keinginan Tuhan agar ia memulai sebuah keluarga. Demikianlah, ia menambahkannya ke pekerjaannya yang sibuk dan jadwal sekolah dengan cepat dimulai dalam keluarga tersebut. Ajaibnya, Linda bahkan akhirnya melahirkan empat anak.

Pat GelsingerSebagaimana keluarga Pat bertumbuh, karirnya pun meningkat. Ia bahkan menangani untuk menyelesaikan gelar master-nya di Stanford dan ditawarkan beasiswa penuh untuk melengkapi PhD-nya. Tak ingin untuk melewati kesempatan tersebut, Pat resign dari Intel. Tetapi Intel tidak akan membiarkan dia untuk pergi begitu saja dengan mudah. Mereka menjanjikan Pat bahwa jika ia tetap berada di perusahaan, mereka akan membuat itu menjadi layak. Menepati janji mereka, mereka menjadikan Pat sebagai manajer design dari 486 computer chip, dan pada usia 32, menamakan dia sebagai wakil presiden termuda dalam sejarah Intel.

Panggilan Menghentak
Tanggung jawab-tanggung jawab Pat yang baru juga termasuk memimpin divisi video conferencing dan komunikasi Internet. Bagaimanapun, setelah empat tahun pengembangan, proyek tersebut dianggap gagal. Ini memberikan panggilan besar yang membuatnya terbangun.

"Kamu berdoa setiap waktu, ‘Mengapa Tuhan? Hal salah apa yang saya lakukan?' Jelas sekali, kamu berjuang dengan kebanggaan akan diri sendiri."

Pat sekarang melihat pada pengalaman sebagaimana cara Tuhan memisahkan kesombongan itu dari hidupnya, memampukan dia untuk bekerja pada aspek-aspek dari karakternya yang mencegah dia menjadi berpengaruh bagi kerajaan Tuhan sebagaimana ia sebenarnya mampu.

Sekarang, sebagaimana sebagai salah satu orang paling berpengaruh di Intel, Pat mengatakan titik balik pertamanya yang sebenarnya dalam hidupnya adalah ketika ia mengkomitmenkan hidupnya kepada Kristus pada usia 18 tahun.

"Itu seperti Tuhan mencapai masuk dan menarik saya dari jalur dimana saya berada dan menaruh saya dalam sebuah jalur yang baru dimana ia bisa memakai saya dalam jalan yang paling efektif dan powerful."

Sumber : secretsofsuccess.com
Halaman :
1

Ikuti Kami