Generasi Sekarang Adalah Generasi Paling Buta Alkitab

Internasional / 25 June 2009

Kalangan Sendiri

Generasi Sekarang Adalah Generasi Paling Buta Alkitab

Tammy Official Writer
4334
Beberapa pemimpin Kristiani mengatakan generasi ini adalah yang paling buta Alkitab dalam sejarah. Masalahnya: pemuda/i Kristiani mengarahkan kehidupan mereka dengan budaya populer dan bukannya Alkitab.

Akibat-akibatnya dapat menghancurkan, tidak hanya bagi Gereja, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan.

CBN News berbicara dengan orang-orang muda secara acak di pantai:

CBN News: Bisakah Anda menyebutkan tiga dari 10 perintah kepada saya?
Pemuda: Nope.
CBN News: Bisakah Anda menyebutkan satu dari 10 perintah kepada saya?
Pemuda: Nope.
"Bisakah Anda menyebutkan nama kitab pertama dari Alkitab?" kami bertanya kepada pemuda lainnya. "Perjanjian," jawabnya.

Kepada seorang pemudi, kami bertanya, "Apakah menurut Anda, Anda bisa masuk Surga dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik?"
"Saya pikir ada mutiara-mutiara di Surga, seperti bonus point, you know," jawabnya.

Masyarakat Yang Buta Alkitab
Sangatlah jelas bahwa kebanyakan warga Amerika - termasuk warga Kristianinya yang tidak mengetahui Alkitab mereka. Lihatlah angka-angka dari studi terbaru:
• Lebih dari 60 persen warga Amerika tidak bisa menyebutkan setengah dari 10 Perintah Tuhan atau empat Injil dari Perjanjian Baru.
• Delapan puluh persen termasuk yang "lahir baru" Kristian mempercayai bahwa "Tuhan menolong orang-orang yang menolong diri mereka sendiri" adalah kalimat langsung yang ada di Alkitab.
• Dan 31 persen darinya mempercayai bahwa orang baik bisa memiliki jalannya sendiri ke Surga.
Menurut studi George Barna terbaru, kebanyakan yang mengklaim sebagai Kristiani tidak mempercayai bahwa setan atau Roh Kudus itu eksis. Dan meskipun Alkitab sudah sangat jelas mengenai sifat dasar Kristus yang tanpa dosa, 22 persen mempercayai bahwa Yesus pernah berdosa selama ia di dunia.

"Saya tidak berpikir bahwa Ia tanpa dosa," seorang pria berkata mengenai Yesus.
"Atas dasar percaya apa," kami bertanya.
"Opini saya," ujarnya.

"Jika Anda buta Alkitab, Anda akan jatuh ke setiap jenis dosa, dan setiap masalah dan itu adalah masalah dari bangsa kita," uajr Dr. Vinson Synan, dekan emeritus dari Regent University School of Divinity.

"Jika Anda mengetahui Alkitab, jika Anda mengetahui Sepuluh Perinta Tuhan, itu semua adalah peringatan-peringatan hidup, hingga kita bisa menjalani kehidupan yang indah," tambahnya.

Terbuka kepada Dusta?
Lou Engle, pendiri kegerakan doa The Call mengatakan tidak mengetahui kebenaran mudah membuat orang tersebut diserang dusta.

"Jika Anda menyingkirkan kebenaran, Anda melangkah ke dunia akan kebohongan dan pada akhirnya, Anda berpikir Anda berjalan bersama Tuhan tetapi Anda tidak berjalan dengan Tuhan," ujar Lou.

Lou Engle menegaskan bahwa ada bahaya besar dengan menjadi "spiritual" tetapi tidak mengetahui Firman Tuhan.

"Yesus mengatakan, ‘Ada tertulis' ketika ia digoda! Generasi ini harus mengatakan, ‘Ada tertulis.' Harus diketahui akan Firman itu jika mereka ingin mengalahkan musuh!"

Reading BibleKetika ditanyakan apakah ia membaca Alkitab, seorang pemuda di pantai mengatakan, "Saya memang membaca Alkitab. Saya rasa itu adalah hal baik untuk mendasarkan hidup Anda kepadanya."

Kami juga bertanya kepada yang lainnya apakah penting bagi seorang muda untuk mengetahui Firman Tuhan?

"Itu bisa sangat menolong Anda. Jika Anda tidak berdiri untuk sesuatu, Anda bisa jatuh karena hal apapun," seorang wanita muda merespon.

Tetapi sekarang, kebanyakan Kristiani tampaknya jatuh untuk budaya populer. Contohnya, perceraian sudah menjadi hal yang biasa di rumah-rumah Kristiani seperti yang non-Kristiani. Dan bertumbuhnya jumlah evangelikal yang mendukung pernikahan sesama jenis.

"Apa yang kita temukan adalah sebuah generasi yang telah diajarkan relativitas moral," ujar Engle. "Pastor-pastor kami dipenuhi dengan relativitas moral karena mereka belum mengajarkan mengenai kebenaran Firman Tuhan atas generasi ini."

Kekeringan Firman
Engle juga menunjukkan jarinya kepada para orang-tua. "Itu adalah para ayah dan para ibu. Keluarga adalah akar dari sebuah bangsa. Jika Anda tidak mengajarkan anak-anak kebenaran, maka kita akan kehilangan itu," ujarnya. "Dimulai dari situlah bermula dari para pastor dan masyarakat."

Dr. Synan mengatakan masalah sebenarnya adalah kelaparan - bukan sebuah kelaparan akan makanan, tetapi kelaparan akan Firman Tuhan.

"Amos pasal 8 mengatakan kepada kita bahwa akan tiba waktunya, akan terjadi kelaparan, bukan kelaparan akan roti atau haus akan air, tetapi akan mendengar Firman dari Tuhan," ujarnya.

"Bagian tersedih adalah para gadis dan pemuda akan pingsan karena kehausan," ujarnya. "Itu tidak menunjuk kepada generasi yang lebih tua, tetapi menunjuk kepada orang muda. Mereka idealis. Orang-orang muda membutuhkan sesuatu untuk dihidupi dan satu-satunya hal yang dapat memuaskan kelaparan, adalah Firman Tuhan."

Sumber : cbn.com/Tmy
Halaman :
1

Ikuti Kami